145. Angin Racun Musim Gugur -1-

2.2K 234 33
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

...

Wanita bersurai cokelat dikepang dua itu sedikit membungkuk, memberi hormat pada seseorang yang duduk di singgasana terhormat. Malam itu angin pembuka musim gugur menerpa pelan, melewati celah fentilasi jendela besar aula pertemuan yang telah kosong.

"Apa maumu kembali ke Harian?" Tanpa basa-basi, tanpa alih-alih, Sang Kaisar membuka pembicaraan.

Tenten, sang budak dari negeri seberang yang pernah menjalani pelarian bersama sang Kaisar, tersenyum tipis, menegakkan tubuhnya yang tengah mengandung itu. Sambil memeluk peluk besarnya, iris caramel itu beradu dengan safir biru sang Kaisar. "Mengambil hak anakku sebagai seorang Hyuuga..." Ia menepuk pelan perut besarnya yang berusia delapan bulan itu.

"Khe..." Naruto tersenyum remeh. "Jangan pikir aku tidak tahu dengan kelakuanmu..." Kepala pirang itu menunduk menatap ubin, sedang tangannya mengetuk-ngetuk meja jati di hadapannya. "Kau yang memberitahu persembunyian kami pada Akatsuki!"

"Jadi...?" Tenten berbalik menatap jendela. "Yang mulia ingin membunuh seorang wanita hamil...." Ia kembali berbalik, menatap Naruto dengan tatapan menantang sambil menepuk pelan perutnya. "Kogo-sama akan membencimu seumur hidup... Ngomong-ngomong, puteramu sangat bahagia hidup di istana ini, tapi sayang sekali, ia tak lebih dari anak seorang Kaisar pengganti."

...

Naruto duduk terdiam di ruang kerjanya petang itu. Malam pertama Tenten tiba di Istana, Naruto langsung memanggilnya ke ruang kerja di Chodo-in untuk menginterogasinya, dan ucapan wanita itu terus terngiang di kepalanya. Wanita itu tak hanya menginginkan hak atas puteranya sebagai seorang Hyuuga, tapi juga menuntut dendam atas kematian Neji karena melindungi Hinata.

"Tak ada cara lain aku harus segera mengumumkan penetapan Boruto sebagai salah satu pangeran agar keselamatannya terjaga."

...

"Jangan ada yang beranjak, aku akan mengumumkan rancangan dekrit baru."

Para pejabat itu urung meninggalkan meja mereka, menatap pada satu titik, singgasana sang Kaisar.

"Puteraku Uzumaki Boruto akan di nobatkan sebagai salah satu pangeran." Ucapnya tak terbantahkan.

Dahi Sai sontak berkerut, tak jauh berbeda dengan Sasuke dan Shikamaru. Mereka ingin buka mulut namun ini bukan saat yang tepat, mengingat Naruto tak menginginkan konfrontasi di saat seperti ini.

Shikaku tersenyum remeh, 'hasutan wanita sial itu kembali berhasil.' Cacarnya dalam hati.

"Tenno-sama!!" Danzo menjadi orang pertama yang berdiri menyampaikan ketidak setujuannya. Sesuai dengan tebakan Shikaku, rekannya itu bahkan maju untuk berbicara di hadapan Kaisar.

"Tak ada penolakan, atau hukuman mati terjadi pada kalian."

"Ampuni kami Tenno-sama..." Para pejabat itu sontak menunduk memohon ampun. Danzo menyusul kendati dirinya menentang hal itu. Ia melirik Shikaku, yakin bila tetua klan Nara itu punya rencana lain.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang