Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode...
"Sudah selesai?" Suara pria itu terdengar bergetar, Naruto menahan amarahnya. Bukan amarah terhadap wanita anggun yang kini berlutut di hadapannya, wanita yang tak pernah ia bahagiakan. Tapi amarah terhadap dirinya sendiri. Dirinya yang terus melukai perasaan wanita itu. Dirinya tak pernah mendahulukan kebahagiaan wanita itu, wanita yang selalu mendahulukan kebahagiaannya.
Hinata mengangguk pelan.
"Berdiri!" Perintah Naruto tegas, namun wanita yang menyandang status sebagai istrinya itu tak bergeming.
"Hime, berdirilah..."
Hinata mendongak saat ia mendengar suara Naruto yang melembut, bahkan terdengar berbisik. Mutiara lavendernya lalu beradu pandang dengan safir biru di hadapannya. Naruto ikut berlutut di hadapannya.
"Tenno-sama...." Suara Hinata bergetar parau.
"Kumohon jangan seperti itu..." Sangat cepat, Hinata tak mampu berkutik saat tubuh mungilnya ditarik dalam pelukan Naruto. "Kumohon jangan memanggilku seperti itu?"
Bahu lebar Naruto tiba-tiba bergetar hebat dalam pelukan Hinata, ia merasakan, merasakan nagajuban putihnya yang berbahan sutera itu basah. Basah akibat air mata suaminya. Sepasang tangan yang berada di samping tubuhnya, tiba-tiba terangkat. Hati Hinata berbicara, ia tak bisa melihat Naruto menangis seperti itu.
Dibelainya lembut punggung lebar Naruto yang bergetar karena tangisnya, "kenapa Naruto-kun menangis....?"
Naruto mengeratkan pelukannya saat mendengar Hinata kembali memanggilnya dengan panggilan sayang yang begitu akrab. Naruto akan hancur, Naruto akan gundah bila Hinata kembali memanggilnya dengan panggilan formal. Ia masih sangat ingat saat ia membawa paksa Hinata ke Istana Selatan Kamakura Bakufu. Hinata begitu dingin padanya, ia memanggil Naruto dengan sebutan Shogun-sama dan itu menghancurkan hati Naruto.
Naruto menjauhkan tubuhnya dari tubuh Hinata, ia melerai pelukan hangat mereka. Safir birunya menatap lekat wajah bulat Hinata yang bercahaya karena terpaan sang rembulan. "Berjanjilah kau tak akan pernah memanggilku seperti itu lagi...." Tangan sewarna madunya terangkat, ia hapus air mata bening yang mengalir lembut di pipi porselen milik Hinata.
"Mana boleh begitu ... Naruto-kun adalah Kaisar sekarang...." Jawab Hinata lirih.
"Aku adalah suamimu...." Naruto tak mau kalah. Tatapannya begitu mengintimidasi, seolah membuat Hinata harus mengikuti semua perintahnya. Naruto memang memiliki aura seorang raja dalam dirinya.
"Tapi suamiku ini adalah seorang Kaisar..." Hinata menangkup rahang tegas Naruto dengan sepasang tangannya.
"Dan istriku ini adalah seorang permaisuri."
Diam, Hinata tak mampu berkilah kali ini. "Tapi...." Hinata masih mencoba membantah. "Tak ada yang mengakuiku sebagai permaisuri."
"Aku yang memilihmu. Bukankah istri seorang Kaisar seharusnya menjadi permaisuri.....?"
"Kaguya adalah istri pertama Kaisar, tapi dia tak menjadi permaisuri...."
"Omong kosong macam apa itu Hinata.... ? Bibiku yang melengserkannya, dan Hashirama Ji-san menginginkan Bibiku yang menjadi permaisuri." Naruto menangkis kasar telapak tangan Hinata yang mengelus rahangnya, lalu kedua tangannya mulai berlaku kasar pada wanita rapuh itu, ia meremas kuat kedua lengan Hinata dengan tangannya. "Hinata kau milikku, apapun perintahku harus kau turuti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...