013. Kebimbangan

12.5K 901 68
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

Matahari langit Kyoto mulai menyembunyikan sinarnya. Berganti dengan cahaya rembulan yang meneduhkan.

Istana keShogunan malam itu terasa sangat sepi. Sang pemilik utama, Jendral para samurai itu tidak berada di tempat ini. Tak ada satupun yang tahu kemana perginya sang Shogun.

Sementara itu di istana selatan keshogunnan. Seorang wanita tebaring lemah di istana para geisha itu. Angin berhembus, dinginnya menusuk hingga ketulang.

Tapi tidak bagi tiga wanita yang menanti kesadaran wanita indigo yang baru saja di nyatakan hamil ini. Mito menatap khawatir tubuh ringkih Hinata yang terbaring lemah diatas futton. Suhu tubuh wanita indigo itu begitu panas.

"Tomoyo bawakan baskon dan air dingin beserta sapu tangan untuk mengompres." Perintah Mito pada dayang setia Hinata yang sedari tadi duduk bersimpuh sambil menatap iba nonanya.

Sepeninggal Tomoyo, Mito menatap penuh kekhawatiran wajah sendu Hinata. Pengaruh kehamilannya Hinata kini mulai terlihat. Suhu tubuhnya ikut panas, diakibatkan janin yang terbentuk dari benih panas milik sang ayah.

Hinata demam hebat. Sejak sore tadi dia tak juga kunjung sadarkan diri. Tangan Mito terulur sambil membelai lembut perut datar Hinata.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Hinata, Kogo-sama ?" Tanya sang pemilik surai sewarna permen kapas ini.

Sejak Hinata di bawa kembali ke istana selatan. Sakura memilki jutaan pertanyaan di kepala merah mudanya atas keaadaan sahabat nya.

"Dia hamil." Jawab Mito sekenanya. Dengan tangannya yang setia membelai perut rata itu.

Sakura menautkan alisnya mendengar jawaban sang permaisuri. Dia seorang tabib, tentu dia tahu bahwa kehamilan Hinata ini tidak wajar.

Tangan putih istri bungsu Uchiha itu refleks menyentuh pergelangan tangan Hinata. Tabib muda itu sedang memeriksa denyut nadi sang Lotus ungu.

Sakura menggelengkan kepala merah mudanya dengan cepat setelah merasakan denyut nadi kehamilan pada pergelangan Hinata.

Mito tersenyum remeh melihat ekspresi Sakura.

Sementara sang tabib muda yang masih belum percaya kehamilan sang sahabat, memilih untuk memeriksa perut datar Hinata.

"Berapa kali pun kau memeriksanya hasilnya tetap sama." Komentar Mito dengan nada merendahkan.

Sakura melepaskan tangannya dari perut Hinata.

"Nghhhh." Hinata menggeliat pelan dalam pingsannya. Lenguhan kecil terdengar dari bibir mungilnya.

Permata kelabu Mito mulai menampakan kekhawatirannya.

"Aaaaaaakkkkkhhhhhh..." Hinata menjerit kesakitan di sertai kelopak matanya tiba-tiba terbuka paksa karena rasa sakit yang mendera perutnya.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang