099. Teman Hidup

5.7K 601 152
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

"Hei... lihat anak itu," seorang bocah tambun menunjuk ke arah ayunan yang tegantung di depan Istana Dairi. Seorang bocah berusia delapan tahun duduk sendirian di ayunan tersebut, pandangannya tertunduk kebawah menggambarkan rasa kecewa amat besar yang kini bersarang di jiwanya.

 Seorang bocah berusia delapan tahun duduk sendirian di ayunan tersebut, pandangannya tertunduk kebawah menggambarkan rasa kecewa amat besar yang kini bersarang di jiwanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia bohong..." gumamnya pelan menahan isakan, bahkan tanpa ia sadari safir birunya menitikkan setetes air mata. Kedatangan orang yang diharapkannya adalah janji semu belaka. "Khe... mana mungkin puteri bangsawan seperti dia benar-benar mau berteman denganku." Kembali berujar lirih, bocah dengan surai kuning itu, mengingat anak perempuan cantik yang kemarin berkenalan dengannya. Menawarkan sebuah pertemanan dan berjanji akan kembali esok hari.

Namun janji tetaplah janji, hingga senja menyingsing sosok cantik berwajah bulat yang di bingkai poni indigo itu tak menampakkan kehadirannya. Di tempat mereka telah berjanji untuk bertemu kembali di gerbang istana Kekaisaran.

"Kau bodoh Naruto, bagaimana anak seorang bangsawan mau berteman denganmu.. dia hanya kasihan padamu, menyedihkan sekali nasibmu..." bermonolog mengungkapkan kepiluan hidupnya bocah itu sampai tak menyadari ada tiga pasang mata memandang jahil kearahnya, dengan niatan yang sama sekali tak bisa dikatakan baik.

"Anak gila, dia pasti gelandangan yang di tinggal mati oleh orang tuanya yang dijatuhi hukuman gantung." Bocah gempal bersama dua orang temannya memandang jijik pada bocah yang tengah duduk sendirian di ayunan.

"Lihat, dia bicara sendiri. Dia gila." Timpal seorang anak yang berdiri di sisi bocah gempal itu.

"Bagaimana jika kita mengerjainya...." Sebuah ide usil tak berperikemanusiaan datang dari bocah lain yang merupakan salah satu dari tiga bocah tersebut. "Kita lempari dia dengan batu!" Tak menunggu lama salah satu dari mereka memungut kerikil di tanah dan melemparnya ke arah si pirang yang duduk murung di ayunan sedirian.

Pedih, sakit, ketika kerikil itu menghantam kepalanya. Tapi bocah dengan darah kitsune di dalam tubuhnya itu tak memberikan respon apapun, baginya hidupnya yang terlanjur pilu ini jauh lebih pedih dari hanya sekedar lemparan kerikil itu. Ia hanya tersenyum miris mengenang bagaimana orang-orang tercintanya di renggut paksa dari hidupnya. Dan demi mempertahankan hidup ia harus menunggu seperti orang gila di depan gerbang istana sementara sang bibi tengah bekerja keras sebagai dayang di dalam sana.

Tak ada satupun anak di kota ini yang mau berteman atau bahkan sekedar berkenalan dengannya, semua anak disana memandangnya sebagai anak aneh yang muncul di pagi hari di depan istana dan akan hilang dimalam hari. Belum lagi asal usulnya yang tidak jelas, membuat Naruto kecil harus menghabiskan waktunya dengan bermain sendirian.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang