111. Kemalangan Hime -2-

6K 487 123
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

"Yokatta," ia tersenyum bahagia saat menemukan telaga air yang tak sepenuhnya membeku. Naruto berlari terseok-seok dengan beban kayu bakar di punggungnya. Rasa letihnya berlari mengitari hutan, untuk mengumpulkan ranting-ranting kayu untuk di jadikan kayu bakar, sama sekali tak ada artinya bila dibandingkan dengan nyawa anak dan istrinya. Menghapus peluh di keningnya, Naruto dengan sigap mengumpulkan air kedalam beberapa kantong air yang ia bawa. Sedikit memang, tapi tak apa yang penting dia sudah mengumpulkan kayu bakar untuk di jadikan api unggun. Sisa kekurangan air dapat ia peroleh dari salju di sekitar goa yang akan ia lelehkan.

'Hinata, bertahanlah, sebentar lagi aku akan datang.'

...

Rasa bersalah meliputi hati dayang cilik ini. Ia melihat bagaimana Hinata di bawa oleh para Akatsuki bak binatang. Namun ia tak dapat berbuat apapun. Nawaki yang tengah demam tinggi terus memegangi tangannya seraya mengigaukan namanya. Hingga dilema itu dapat terselesaikan.

Di tengah badai salju itu Tomoyo melihat sesosok tegap, yang berjalan kepayahan dengan beban ranting-ranting di punggungnya. Surai kuningnya yang terlihat berkilau di terpa sinar rembulan, membuat Tomoyo yakin siapa sosok itu.

"Naruto-sama!!!!" Ia melengking kencang memanggil nama pria yang melintas cukup jauh di hadapannya. Berharap suara kecilnya dapat sampai ke telinga Naruto. Tomoyo yakin, bahwa mantan Jenderal samurai itu sama sekali tidak tahu bahwa istri tercintanya kini berada dalam genggaman Akatsuki.

...

Samar-samar telinganya mendengar suara jeritan yang memanggil namanya. Safir biru itu bergulir kesegala arah. Hingga ia menemukan sosok gadis kecil bersurai kelam yang nampak melambaikan tangan kearahnya.

Ia hentikan langkahnya. Dilema muncul di dalam benaknya, haruskah ia menghampiri sosok itu dan menunda tujuannya untuk segera sampai kepada sang istri. Namun hati Naruto seolah memberikannya isyarat. Kakinya melangkah kearah gadis kecil itu.

...

"Tomoyo, kalian selamat, yokatta..." Naruto tak dapat menyembunyikan rasa leganya ketika melihat dayang cilik yang dulu ia beli dari Okiya kini dalam keadaan sangat baik. Walau kini safir birunya menatap sendu sosok warisan sang bibi yang terbaring.

"Naruto-sama-"

"Tomoyo, Hinata akan segera melahirkan." Belum sempat Tomoyo mengutarakan maksudnya, namun kepanikan membuat Naruto memotong ucapan dayang itu. "Aku harus kembali ke goa dimana Hinata berada. Tetaplah disini, setelah bayi kami lahir aku akan menjemput kalian."

"Naruto-sama...!!!" Tomoyo kembali berteriak saat Naruto hendak berlalu.

Tak buang waktu ketika kepala Naruto tertoleh, "Aku melihat Akatsuki membawa Hinata-nee, kearah timur, menuju Naniwa."

Brukkkk

Lututnya menghantam tanah. Kayu-kayu bakar yang ada di punggungnya runtuh seketika. Naruto mengepalkan tinjunya. Seketika safir birunya berubah semerah darah, dengan taring runcing yang muncul.

...

"KUSSO!!!!" Ia mengamuk, memukul dinding goa hingga bergetar. Sosok lemah yang tengah menahan sakit itu sudah tidak ada lagi di atas jerami tebal yang menjadi pembaringannya.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang