011. Luluh

14.1K 864 63
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

Sembilan ekor berwarna keemasan itu lenyap dari balik tubuh sang Shogun. Tubuhnya yang tadi menguarkan cahaya keemasan seketika kembali menjadi sewarna madu.

Mata rubah sewarna darah itu kini berganti dengan shapire biru yang menyendu.

Tatapan sayu sang Shogun terarah pada perut putih Hinata yang tersingkap.

Perut putih yang masih datar itu, tidak lama lagi akan berkembang pesat dan membesar, seiring dengan perkembangan benih yang dia tanamkan di dalam perut itu.

Kaki-kaki tegap sang Shogun berjalan perlahan mendekati tubuh lemah yang terkulai di atas futton.

Tubuh yang beberapa hari ini di kurasnya.

Tubuh yang selama beberapa hari ini dia paksa untuk mengikuti permainan kasarnya.

Permaisuri dengan rambut sewarna darah itu menatap penuh tanda tanya dengan perubahan sikap keponakannya.

Dia mengambil jarak dari futton agar sang keponakan bisa dengan leluasa mendekat pada wanitanya itu.

Sang Shogun kini berlutut tepat disamping tubuh Hinata yang terkulai tidak bebahaya.

Tangan tannya terulur, membelai perut rata yang dihuni oleh buah hatinya.

"Sudah berapa lama?" Suara parau itu keluar dari bibir sang Shogun, sedikit air mata mulai membasahi pangkal pelupuk mata warna madunya.

Tangan tannya masih setia membelai perut rata geishanya.

Mito tersenyum simpul mendengar pertanyaan keponakannya.

Sedikit rasa lega karena emosi Naruto mulai turun. "Dia baru saja terbentuk di rahim wanita itu, baru beberapa hari."

Tatapan shapire itu melembut memandang perut datar yang tak tertutup sehelai kainpun akibat kebuasannya.

Dengan hati-hati tangan sang Shogun menarik sisi nagajuban yang terurai disisi tubuh Hinata. Menutup dengan pelan perut rata itu.

Kepala kuningnya bersandar lembut ke perut Hinata yang masih datar, tanpa di sadari cairan hangat membasahi pipi tannya.

'Maafkan Tou-san nak.' Batinnya teriris saat melihat akibat perbuatannya.

Tangan putih sang permaisuri yang menepuk pelan punggung telanjangnya, membuat Naruto menoleh dan membalas tatapan sang bibi.

"Mereka tak akan bertahan, kau tahu 'kan apa maksudku? Kecuali..." Ucapan Mito menggantung.

"Katakan Ba-san..., apapun akan ku lakukan agar nyawa mereka bisa diselamatkan." Tangan sewarna madu itu, menggenggam erat tangan putih sang permaisuri.

Menyesal, satu kata yang pantas untuk di berikan pada pimpinan para samurai ini.

Tidak seharusnya dia menyetubuhi Hinata dalam wujud silumannya.

Emosi yang berapi-api dan tak terkendali sudah membuatnya dengan sangat mudah menyiksa lotus ungu yang harusnya dia lindungi.

"Hufffffff.." Mito menghela nafas cukup panjang. "Kau yakin akan memberikannya?"

"Apapun, apapun akan ku berikan agar mereka bisa tetap hidup, katakan Ba-san."

"Hoshi no tama."

Satu benda yang disebutkan Mito membuat mata Naruto terbelalak.
Permata rubah yang menjadi sumber kekuatan para Kitsune, mutiara kecil sebentuk bawang yang memancarkan sinar biru.

Benda itu sudah seperti nyawa bagi para siluman rubah ekor sembilan.

Menyerahkan mutiara itu sama dengan menyerahkan nyawanya sendiri.

Menyerahkan mutiara itu sama dengan menyerahkan nyawanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

つづく

Tsudzuku

.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang