118. Menjemput Takhta Tertinggi -3-

9.4K 772 246
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata Setting : Heian/Kamakura Periode

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai saat ini posisi kita masih imbang dengan mereka." Manik jade Gaara menatap kearah atas benteng setelah melepaskan tiga anak panah kearah musuh. Sedikit keraguan muncul dari benak Samurai yang menjadi utusan untuk Negeri Ginseng ini. Pasalnya baik dari musuh belum ada tanda-tanda akan membuka gerbang sekalipun korban terus berjatuhan dari pihak mereka.

"Pasukan kita belum ada yang gugur, bukan?" Tanya Naruto sambil mengedarkan pandangannya pada balkon benteng Kyoto. Sesekali tangan kekarnya melepaskan anak panah dari busur besar ke arah para pasukan Toneri yang bersiaga di puncak benteng.

"Sampai saat ini belum ada yang tumbang." Jawaban Gaara itu di balas dengan anggukan sarat makna oleh Naruto.

"Toneri tak mementingkan nyawa rakyat dan para pasukannya. Sebanyak apapun korban yang jatuh dia tak akan mengalah dan mempertaruhkan keselamatan pribadinya. Baginya lebih baik menumbalkan banyak nyawa untuk menjadi tameng agar nyawanya sendiri tetap selamat." Sasuke menyela pembicaraan. Bekerja sama dengan para pengkhianat itu membuat bungsu Uchiha itu mengerti benar tabiat pria yang saat ini menjabat sebagai Kaisar itu.

"Gerbang Barat sudah di kendalikan oleh Kakashi sensei dan Sai, sementara gerbang Timur sudah di kendalikan oleh Shikamaru. Dan gerbang selatan sudah ada Yamato sensei disana..." Lapor Sasuke sambil memutar arah kudanya.

"Kau dan Sasuke harus tetap berada di Gerbang Utama, Naruto. Kita akan lebih mudah mengecoh mereka jika meletakkan pemimpin di barisan utama." Tambah Gaara.

"Saat aku bersama Toneri dan Akatsuki menyerang Kyoto, kami meletakkan Konohamaru dan Neji pada barisan utama. Sementara aku dan Toneri menuju Gerbang Selatan. Mereka akan membaca strategi kita jika kembali mengulang taktik mereka, meletakkan pemimpin pasukan di gerbang lain." Ungkap Sasuke membeberkan taktiknya yang pernah ia laksanakan bersama Akatsuki.

"Kita tunggu tanda peringatan dari para Samurai cilik itu. Begitu mereka berhasil membawa masuk pasukan kedalam Dairi, maka konsentrasi pihak musuh akan terkecoh. Untuk saat ini tetap kerahkan para pasukan untuk mendobrak gerbang ini dengan bongkahan kayu tersebut." Naruto kali ini benar-benar yakin akan memenangkan pertarungan terakhirnya sebagai Samurai. Senyum penuh kemenangan yang terpatri di wajah tegasnya, menandakan bahwa kali ini kemenangan dapat ia genggam dengan telapak tangannya.

...

Langkah cepat telapak kaki berlapis sepatu besi itu, memecah keheningan lorong gelap yang menjadi jalan rahasia menuju istana kediaman Kaisar. Nawaki, bocah berusia sepuluh tahun yang memimpin pasukan itu, nampak sangat hafal dengan lorong bawah tanah itu.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang