Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura PeriodeWanita bersurai cokelat dengan tatanan dicepol dua itu tersenyum congkak, ia kembali menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang sederhana di dalam kapal yang membawanya dari tanah kelahirannya. Sesekali ia mengelus pelan perutnya yang sudah membesar, bayi dalam kandungannya membawa banyak keuntungan dalam dirinya. Tentu saja, bayi yang ada dalam perutnya itu adalah bayi terakhir dari klan bangsawan Heian yang kini hampir punah. Ia membawa penerus Hyuuga dalam dirinya.
Bayi yang akan menjadi senjatanya untuk hidup bergelimang harta, mengangkat derajatnya sebagai budak menjadi seorang bangsawan. Tenten tersenyum culas melihat Haku, anak buah dari Zabuza yang merupakan samurai bayaran Danzo yang kini tengah berusaha memasak masakan yang ia inginkan. Ia lalu mendengus acuh saat melihat Zabuza memandang penuh muak padanya. "Khe... Kalian pikir aku takut pada kalian? Kalian tak akan berani menyakitiku dan bayiku, jika sampai terjadi sesuatu padaku dan bayiku, nyawa kalian pasti akan tamat di tangan Danzo."
...
"Budak itu semakin membangkang." Zabuza berjalan mendekat ke arah Haku yang tengah merebus air untuk memasak sup ayam yang akan disajikan pada Tenten.
Haku tersenyum seadanya sambil memasukan beberapa sayuran ke dalam bejana yang terbuat dari bahan Kuningan. "Dia memanfaatkan dengan baik janin yang ada dalam kandungannya. Dia tahu, kita tak akan mungkin menyakitinya. Shimura-sama menginginkan bayi dia dan bayi itu dalam keadaan baik-baik saja sampai ke Heian."
"Aku tak mengerti, apa yang Shimura-sama inginkan dari wanita itu. Dia hanya budak pelarian yang kembali ke tanah airnya. Bahkan dia hidup menggelandang di Tang." Zabuza kembali menerawang bagaimana ia menemukan Tenten, wanita itu berkeliaran mengemis di pasar dalam keadaan hamil besar. "Bahkan dia seperti orang yang hampir mati kelaparan jika tidak kita selamatkan." Sambung Zabuza.
"Shimura-sama punya rencana besar yang tidak kita ketahui Zabuza-san...." Haku menutup tungkunya setelah meletakkan daging ayam di dalamnya.
...
Tenten menatap rakus sup ayam dengan aneka sayuran lezat yang tersaji dihadapannya, dengan rakus, ia langsung mengambil mangkuk kecil dan menyendokkan satu porsi di sup itu, lalu meniup-niup dengan tidak sabar.
"Tenten-san pelan-pelan." Cegah Haku yang sama sekali tak digubris oleh Tenten.
"Berapa lama lagi kita akan sampai di Heian?" Tanya Tenten tidak sabaran, sambil meniup-niup sup.
"Tiga hari lagi." Jawab Zabuza ketus.
Tenten tersenyum licik lalu mengelus perut besarnya sekilas. "Tak sia-sia aku mempertahankanmu dan membiarkan para perompak membawa semua harta pemberian Toneri saat aku kembali ke Tang, tak sia-sia aku hidup menggelandang di negeri Tang dan tetap memberimu, makan. Sekarang kau berguna nak. Bibimu yang bodoh itu pasti kini menginginkan penerus klannya."
...
Mutiara lavender itu menatap lurus pada pantulan bayangannya di cermin, dengan tangan lembutnya yang menyisir surai halus nan panjang bagai kelamnya malam, namun bukan kesempurnaan ragawinya yang kini tengah menjadi pusat perhatiannya. Sang Lotus Ungu kini tengah memikirkan tentang dusta yang ia sembunyikan dari pria tercintanya. Dusta yang akan kelak membawanya ke jurang kutukan para penjahat yang dikalahkan oleh sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...