Mohon maaf sebesar-besarnya telah terjadi kesalahan dalam penulisan : Kamakura Bakufu dalam Chap 1 sampai Chap 100 saya salah menulisnya menjadi Kamakura Bafuku.
Bahwa penulisan yang sebenarnya adalah Kamakura Bakufu. Mohon maaf sebesar-besarnya atas keteledoran saya. Karena tidak mungkin mengeditnya dari awal jadi saya mohon teman-teman dapat memaafkan dan memaklumi keteledoran yang telah saya lakukan.
Atas Perhatiannya
Saya Ucapkan Terimakasih
Selamat membaca kembali
...
Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode"Bangun!!!" Suara sentakkan peraduan besi itu menembus indera pendengarannya. Naruto mengerjapkan matanya kasar. Dari balik jeruji besi berkarat penjara bawah tanah yang kini membelenggunya, tampak seorang samurai penjaga penjara yang menghantamkan katananya dengan jeruji besi yang mengurungnya.
Naruto tersenyum kecut sambil beranjak dari jerami kering yang nenjadi alas tidurnya. Penjaga yang membangunkannya dengan kasar itu membuka terali besi yang mengurungnya, meletakkan daun pisang di lantai penjara, lalu meletakkan sekepal nasi kering di diatas daun itu. Makan pagi untuk sang narapidana.
...
Safir birunya menatap sendu, makanan yang sama sekali tak layak dimakan dihadapannya. Segumpal nasi kering yang hampir basi. Tersenyum miris, menelan makanan sisa seperti ini sudah bukan barang baru baginya. Dulu, saat ia hidup terlunta-lunta di Kyoto kala sang ayah menanti hukuman mati di penjara bawah tanah seperti ini, ia sudah sering menelan makanan sisa hampir basi seperti ini.
Tangannya terulur meraih gumpalan nasi tersebut dan mulai menyuapkan ke mulutnya. Tiba-tiba air mata bening meleleh di pipi tannya. Jika saja..., jika saja Hinata ada disini, wanita itu tak akan membiarkannya memakan makan seperti ini. Sambil menguyah nasi kering tersebut ingatannya kembali, kemasa ketika ia menghabiskan waktu bersama Hinata di istana Kamakura Bakufu.
...
"Buka mulutmu Naruto-kun... hari ini kau belum makan apapun... Bisakah sejenak mengalihkan perhatianmu dari dekrit-dekrit itu..?"
Kepala kuningnya tertoleh, menatap tangan putih yang kini menyodorkan sesuap nasi mengepul dengan sengan sendok marmer. "Kau lihat asapnya, Hime? Kau mau membuat mulutku melepuh dengan menelan nasi itu?" Tanyanya sambil tersenyum tipis menatap betapa perhatiannya sang istri padanya.
"Bodoh..." Wanita yang menyodorkan suapan itu memaki dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa seceroboh itu..., ia memaksa menyuapi seorang Jenderal dengan nasi panas mengepul seperti itu. "Gomenasai, Naruto-kun... aku akan meniupnya agar kau bisa memakannya..."
Hinata dengan telaten meniupi sesendok nasi di tangannya, agar sang suami dapat makan dengan nyaman. Sangat fokus dengan kegiatannya, hingga ia lupa sepasang manik biru sang Jenderal menatap gemas ke arah bibir mungilnya yang mengerucut, ketika sedang meniup.
"Hentikan..." Naruto menurunkan tangan Hinata yang tengah memegang sendok marmer itu, dan malah mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri yang terkejut karena tiba-tina disuruh berhenti. "Aku sudah kehilangan selera makan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...