Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura PeriodeAir mata bening merembes dari mutiara lavendernya saat menatap punggung tegap sang suami yang berjalan menjauh darinya. Ya, Naruto benar-benar pergi tanpa menyelamatkannya dan buah hati mereka. Tak ada beban sedikitpun pada langkah kaki tegap sang Jenderal Samurai yang menyusuri bukit Fushimi bersama sahabat merah mudanya. Naruto membawa Sakura pergi bersamanya. Dan itu lah kenyataan yang Hinata terima saat ini. Ia kembali di buang oleh pria yang paling ia cintai.
"Agggghhhhh!!!! Sialan!!!!" Sasuke menggeram marah. Tanpa belas kasihan ia mendorong tubuh Hinata yang tengah hamil tua hingga ia hampir tersungkur.
Beruntung Hinata segera tersadar dari lamunannya, dan bersiaga menggunakan lengan untuk menopang tubuhnya agar perutnya yang berisi janin itu tak menghantam tanah.
"Untuk apa lagi kau menawanku?" Suara Hinata di paksakan tegas kendati sekarang ia tengah menahan tangis. "Kau lihat sendirikan Uchiha-sama, suamiku bahkan sudah tak peduli padaku, khe..." Hinata tertawa kecut diantara air matanya yang berlinang. "Aku dan anakku hanya akan menjadi bebanmu jika kau tetap menawanku." Dengan perlahan Hinata berdiri sambil memegangi perut besarnya. Ia beranikan mutiara lavendernya menatap nyalang onix Sasuke yang berhadapan dengannya. Ini demi anaknya.
"Khe...," Sasuke menertawakan Hinata remeh. "Kau benar-benar tidak berguna Hinata." Hinata mencengkram erat dadanya terasa sakit. Saat kata-kata menyakitkan itu terlontar dari mulut Sasuke. "Kau mengkhianati klanmu untuk pria yang hanya memanfaatkanmu demi balas dendamnya."
Hinata tersenyum tipis menahan rasa sesak di dadanya. Ia menghirup nafas perlahan. Mencoba mengontrol emosinya agar tak berbicara dengan Sasuke dalam keadaan terisak.
"Kau benar, aku di buang oleh orang yang selama ini ku bela. Tapi setidaknya aku sudah melalukan hal yang benar. Aku berada di pihak kebenaran. Sementara kau, aku kasihan padamu. Kau menyerang membabi buta tanpa tahu kebenaran."
"Apa maksudmu?!" Sasuke menghunuskan katananya tepat di wajah Hinata. Ia sama sekali tidak iba dengan keadaan Hinata yang tengah membawa kehidupan kecil di perutnya.
Hinata menarik dalam nafasnya mengatur kembali emosinya dan mengelus sekilas perut besarnya. "Kau tak pernah tahu klan macam apa Hyuuga dan Uchiha itu-"
"OMONG KOSONG!!!" Sasuke berteriak murka ketika Hinata mencoba membongkar kebusukan klan mereka. "Kau sudah terlalu banyak bicara Hidenka-sama!" Sasuke mengayunkan katananya tinggi, ia sudah bersiap untuk menebas leher Hinata. "Aku akan mengirim mu bersama bayi sialan itu keneraka!"
Tubuh Hinata menegang. Ia peluk erat perut besarnya dimana sang anak tengah bergelung nyaman di dalamnya. Kakinya melangkah mundur. Tapi dengan cepat katana Sasuke menuju ke lehernya. Ia memejamkan kelopak matanya. Hinata sudah pasrah jika ia harus mati dengan membawa nyawa kecil yang ada di perutnya.
Bruk
Trang
Punggung Hinata bertabrakan dengan tubuh lain yang menopangnya dari belakang. Suara peraduan katana terdengar jelas di telinganya. Ia beranikan membuka matanya. Ada tangan kekar disamping lehernya yang tengah menghunuskan katana. Menghalau katana Sasuke yang hampir menebas leher mulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...