Bughh
Dario menatap seniornya yang kini sedang tersenyum meremehkan padanya. Pipinya terasa seperti baru dielus oleh seseorang yang sudah jelas adalah seniornya. Dario menarik seringaiannya
"Ini yang lo bilang mukul?" Tanya Dario dengan nada amat datar dan dingin
"Yeh! Nyolot nih anak!"
Senior itu kembali melayangkan tinjuannya dan Dario dengan mudahnya menangkap tinjuan itu sebelum membalas tinjuan dari seniornya tepat di rahang sang senior
"Arrggh!" Ringis si senior
"Itu baru namanya mukul. Kalau yang tadi lo lakuin ke gue itu, namanya ngelus bukan mukul... Nggak ada rasanya"
"Sialan!!" Umpat si senior, dengan cepat si senior memanggil teman-temannya dan mereka langsung maju menyerang Dario
Daverick hanya berdiri menonton temannya itu. Sebelum akhirnya memilih bergabung lantaran bodyguards dari si senior mulai bermunculan
Jduagggh!
Daverick dengan mudahnya menendang salah seorang bodyguard, akhirnya hanya ada bunyi "dugh" "brakk" jduaggh!" "Buggh" di lapangan itu
"Berhenti!!!" Satu suara dan Daverick juga Ren dan Lean berhenti. Tapi, Dario...
Jangan harap dia berhenti! Dia sudah cukup menahan kekesalannya. Tanpa ampun dia memukuli seniornya. Bahkan pria yang baru datang tadi pun seolah tidak memiliki kekuasaan untuk menghentikan Dario
"Kalian bertiga, siapa yang bisa menghentikan dia?"
"Kenapa bukan sir saja?" Tanya Ren
"Sir kan Dekan disini?" Lanjutnya
Pria itu hanya menatap Dario dan kembali menatap ketiga siswa di depannya dengan tatapan memohon. Daverick menghela napas. Dia berjalan ke arah Dario
Grepp
Dario mengangkat wajahnya dan mata birunya bertemu dengan mata merah milik Daverick. Tinjuan Dario sendiri masih ditahan oleh Daverick dengan tangannya
"Tuh! sir Nick sudah hopeless ngelihat lo nampolin senior sampai tepar! Apa lagi senior yang lo tampol itu anaknya" Ujar Daverick santai
Dario berhenti. Dia berdiri dengan sedikit tarikan dari Daverick. Dario menatap pria di depannya
"Ada apa ini? Kenapa acara penerimaan mahasiswa baru jadi ricuh begini?!" Tanya Nick
Dario hanya terdiam. Daverick, Ren dan Lean juga terdiam
"Kalian berempat sudah bukan siswa SMA yang masih suka tawuran! Ini bukan Sky High! Jangan adu tinju di universitas ini!"
Mereka berempat terdiam. Mahasiswa baru yang masih berdiri di lapangan cukup terkejut mendengar ucapan sang dekan. Bagaimana tidak, mereka baru saja melihat secara Live keganasan The Kings of Sky High. Bahkan terlihat para senior mulai meringis ngeri, menyesal sudah mengganggu Dario
"Dan kamu Daverick! Kamu kan harusnya ada di kelas kamu!" Sir Nick menunjuk Daverick
Daverick hanya menatap ke arah sir Nick. Dia menatap dalam diam dan sir Nick juga akhirnya memilih diam karena tatapan Daverick yang sama seramnya dengan tatapan Rayzen
"Sudah! Selain para senior dan kalian berempat, yang lain bubar!!"
Semua maba langsung kabur meninggalkan lapangan dengan cepat. Mereka terlalu shock dan takut pada kenyataan The Kings ada di kampus mereka. Bagi para mahasiswi, mereka justru cukup mengagumi ketampanan bak dewa yang ada di wajah The Kings
"Kalian ini! Baru masuk sudah merepotkan!!"
Daverick memilih diam. Dia mengusap sudut dahinya yang sedikit perih
"Hm?" Daverick baru menyadari tangannya sedikit basah
Tak butuh waktu lama sampai pasukan Ardlan berdiri di sekeliling mereka. Mereka melihat keempat anak itu sedikit memar dan luka. Yang parah adalah Dario dan Daverick. Daverick luka memar di pipi dan luka gores di sudut dahinya. Dario? Jangan ditanya! Lengannya tergores entah apa yang menggoresnya, lalu ditempat yang sama juga terdapat memar, pipinya memar dan bengkak, sudut bibir berdarah, bahkan ada sedikit aliran darah di leher Dario
"Ehem!" Suara dehaman berat membuat pasukan Ardlan menyingkir
"Lord!" Ujar sir Nick ketakutan
Di belakang Daverick dan Dario sudah berdiri sepasang dewa. Dewa neraka dan dewa perang. Sir Nick meneguk ludahnya kasar. Pasalnya, ada Lord Victor dan Lord Koflain juga disana
"Saya harap anda punya penjelasan bagus atas semua ini Mr. Nick" ujar Ares dengan mata tak lepas dari leher anaknya atau lebih tepatnya pada darah yang mengalir dari sela rambut sampai ke leher Dario
"Mari ke ruang pertemuan Lord" ujar Sir Nick
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
JugendliteraturSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...