Caroline terbangun dari tidurnya akibat sinar matahari yang cukup menyilaukan. Caroline membalikan badannya menghadap ke arah Dario. Sedikit meringis pelan. Caroline membulatkan matanya akibat rasa nyeri yang dia rasakan. Caroline terpaku sejenak saat menyadari dia tidak memakai apapun
"Maaf sweetheart. Kamu boleh membenciku" gumam Dario sambil memeluk Caroline
Caroline mengernyit mendengar gumaman Dario
"Aku memang berengsek! Aku sudah melanggar janjiku!" Caroline tidak mendengarkan permintaan maaf Dario. Otaknya berusaha mencari tahu apa yang terjadi padanya. Sampai dia berhasil mengingat setiap potongan kejadian secara utuh dan seketika wajahnya memerah
"Kamu boleh membenciku sweetheart. Itu salahku! Betapa berengsek dan bajingannya aku! Bahkan aku tidak lebih baik dari pria bajingan itu!"
Caroline mendongakkan kepalanya saat mendengar ucapan Dario. Caroline tahu dengan sangat jelas Dario tidak sama dengan pria itu. Dario berbeda dengan Damien. Caroline mengulurkan tangannya, Dario mengira Caroline akan menamparnya. Dario diam dan memejamkan matanya. Caroline justru menarik tengkuk Dario agar sedikit menunduk dan Caroline mencium bibir tipis milik Dario
"Good morning honey" ujar Caroline setelah dia mencium Dario
Wajah Dario hanya terdiam dengan tatapan heran dan bingung. Dario tidak tahu apa yang dilakukan oleh Caroline padanya. Caroline terkekeh geli dan menepuk pipi Dario pelan
"Sudah bangunkah pangeran Dimitry ini?" Tanya Caroline sambil terkekeh
Mau tidak mau Dario menatap Caroline heran
"Kenapa menatapku begitu?" Tanya Caroline
"Astaga! Apa-apaan kamu Xander? Kenapa menatapku terus begitu?" Tanya Caroline lagi
"K-kamu tidak marah?" Ujar Dario tergagap
Caroline mengangguk. "Aku marah! Sangat marah! Karena itu cepat nikahi aku!"
Dario melongo mendengar ucapan Caroline. Dia menatap Caroline dengan tatapan kebingungan
"Ah! Kamu tidak mau menikahiku?"
Dengan segera Dario menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu... Aku akan dan pasti menikahimu. Dengan atau tanpa kejadian ini"
"Ya sudah! Kenapa menatapku begitu?"
Dario menggaruk tengkuknya pelan
"Daripada kamu menggaruk-garuk tengkukmu, lebih baik gendong aku ke kamar mandi" pinta Caroline
"Hah?"
"Gendong aku Xander! Aku tidak bisa jalan..." Rengeknya
Dario dengan cepat melepaskan pelukannya, berdiri dari ranjangnya dan mengambil dan memakai celana miliknya lalu, segera menggendong Caroline ke dalam kamar mandi
"Masih sakit sweetheart?" Tanya Dario. Saat ini mereka tengah menikmati sarapan pagi mereka. Dario menyuruh Gael membelikan mereka sarapan dan meletakannya di atas meja
"Mmm... Sedikit" ujar Caroline jujur. Tangannya kembali menyuapkan sesendok sup krim ke dalam mulutnya
Dario hanya bisa menghela pelan. Dia merasa sedikit, eh bukan sedikit tapi sangat amat teramat amat bersalah. Caroline melirik Dario dan mendapati wajah tampan itu tengah termenung dengan ekspresi yang mungkin hanya dia saja yang akan pernah melihat ekspresi itu
Caroline bangkit dari kursinya perlahan dan berjalan pelan menuju tempat Dario duduk. Caroline memeluk leher Dario dari belakang. Dia juga menyandarkan dagunya di atas kepala Dario, membuat pria itu tersentak kaget
"Sudah aku bilangkan..." Ucap Caroline
Caroline menggeser badannya dan berdiri di sebelah Dario. "Aku tidak menyalahkanmu. Aku sendiri yang meminta dan menyetujuinya. Jadi, berhenti berpikiran kalau kamu sama dengan Damien. Karena kalian berbeda!!"
"Aku tetap salah sweetheart. Aku masih cukup sadar saat itu untuk bisa menolakmu"
Caroline mencebik kesal. "Oh... Begitu!" Omelnya
Seketika Dario mengangkat wajahnya menatap ke wajah sang gadis yang tengah berdiri sambil bersedekap dengan wajah marah
"Jadi, kamu mau bilang kalau kamu masih cukup sadar untuk menolak rayuanku? Begitu?! Aku kurang menarik ya?? Atau gadis yang kamu ceritakan itu lebih menarik dan sexy sampai kamu mungkin tidak akan menolaknya?!" Caroline melangkahkan kakinya ke dapur. Meninggalkan Dario sambil membawa piring kotor di tangannya
Ucapan Caroline membuat Dario kaget. Dia tidak bermaksud menyinggung Caroline seperti itu. Dario langsung berdiri dan mengikuti Caroline dari belakang. Dario ikut meringis saat dia mendengar ringisan kecil keluar dari mulut gadisnya yang kini mencuci piring bekas pakainya di dapur sambil mencebik dan menggerutu
"Ya Lord!" Pekik Caroline kaget saat melihat Dario sudah berdiri di belakanganya
Dario memeluk Caroline dengan erat meski pun dia mendapat pukulan penolakan dari sang gadis. Dario tetap mempererat pelukannya
"Maaf. Jangan marah lagi, please! Aku sudah cukup merasa sangat bersalah padamu atas kejadian semalam. Maafkan aku...
Sungguh aku tidak pernah memikirkan gadis lain, apalagi wanita itu. Dia hanya masa lalu yang hampir sepenuhnya aku lupakan. Dia tidak akan pernah bisa menjadi rivalmu. Karena kamu jauh lebih baik dalam setiap hal dibandingkan dia"'Ya Lord...! I'm melting'
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...