93. Revenge

11.3K 483 3
                                    

"Gael, kamu sudah menemui dokter?" Tanya Dario

Gael mengangguk. "Sudah sir. Kami sudah mengurus semuanya"

Kali ini Dario mengangguk. Dia beru saja keluar dari kamar rawat Caroline. Tentu saja setelah dia merapikan dirinya terlebuh dahulu

"Ms. Vierra baik-baik saja sir?" Tanya Gael yang langsung diangguki oleh delapan orang lainnya

"Dia baik. Sedang tidur sekarang"

Gael dan delapan orang anak buahnya mengangguk. Dalam hati mereka mensyukuri letak kamar khusus ini yang benar-benar berada di lorong sepi dan hanya ada satu kamar saja, sehingga jarang ada orang lalu lalang. Karena mereka bisa mendengar dengan jelas apa yang terjadi di dalam. Meski hanya pecahan kaca dan bunyi derit ranjang juga suara menggoda dari nyonya muda mereka yang terdengar

"Sir" panggil Winson membuat Dario yang hendak kembali jadi berhenti dan menoleh

"Apa sir baik-baik saja?" Tanya Winson

Dario mengangguk. "Percaya atau tidak, bukan aku yang menenangkan dia tapi, dia yang menenangkan aku. Dia terlalu kuat dan tegar" ujarnya

Seketika Winson tersenyum kecil dan mengangguk. Dario menatap Winson sejenak sebelum akhirnya memeluk Winson sekilas yang tentu saja membuat sembilan orang disana kaget

"Entah kenapa, aku seperti sudah lama melihat dan kenal denganmu. Bahkan rasanya aku sering melakukan hal ini atau kamu sering melakukan hal seperti yang tadi kamu lakukan padaku" ujar Dario lalu, dia melepaskan pelukannya

"Kalian semua aku anggap keluargaku sendiri. Karenanya aku tidak berharap suatu hari nanti aku harus membunuh salah satu dari kalian hanya karena pengkhianatan" ujar Dario tulus

"Terutama kamu Winson. Kamu sudah seperti kakak buatku. Dan aku rasa bagi mereka juga. Seluruh pasukanmu seperti kakak buatku"

"Buat kami juga" ujar Neo mewakili semua teman-temannya yang sedang tersenyum

"Sir. Kami minta maaf atas kelalaian kami, tapi, kami berjanji akan menjaga mrs. lebih baik lagi" ucap Joshef

Dario mengangguk dan tersenyum. "Kalian makanlah dulu" ujar Dario

"Nanti sir. Sir tidak perlu khawatir. Lebih baik sir istirahat" Ucap Fioz dengan nada menggoda Dario

"Jangan berpikiran aneh! Kami tidak melakukan apapun di dalam! Dokter saja melarang, mana mungkin kami lakukan"

Seketika itu kekehan demi kekehan terdengar dari kesepuluh orang disana. Akhirnya Dario ikut terkekeh

"Sir. Nama tuan muda?" Tanya Winson menghentikan kekehan mereka

"Lucas. Lucas Alexandro Lucio K. D"

"Baik sir"

"Aku masuk dulu. Kalian makan dan istirahat!"

"Yes sir!"

Dario masuk dan segera menghampiri Caroline yang tengah terlelap. Dia merapikan pakaian dan selimut Caroline lalu, mengecup kening gadisnya. Lengan gadisnya sudah dia tempeli plester luka seperti sudut keningnya

"Good night sweetheart"

.........

Two days later,

Caroline berdiri di sisi Dario. Tangan mereka saling bertaut. Dengan pakaian hitam-hitam mereka menatap tempat putra mereka terbaring

"Terima kasih pernah ada di perut mommy Lucas"

"Terima kasih sudah menjaga mommy untuk daddy jagoan. Daddy dan mommy menyayangimu sayang"

Dario dan Caroline mendoakan putra mereka sebelum akhirnya mereka beranjak dari sana. Dario menggenggam erat tangan Caroline

"Honey"

"Hm?"

"Kamu menamainya Lucas dan memanggilnya Jagoan. Aku baru sadar, memangnya kamu tahu jenis kelaminnya?"

"Tidak. Tapi, aku yakin dia laki-laki. He's my son. My precious son"

"Our precious son honey" ralat Caroline

Dario terkekeh. Mereka berjalan sampai ke dekat mobil mereka. Disana sudah berdiri sepuluh orang penjaga mereka

"Sir. Apa kita langsung kesana?" Tanya Gael

Dario menoleh ke arah Caroline dan Caroline mengangguk

"Baiklah sir, Mrs." Ujar Gael sambil membukakan pintu bagi tuan dan nyonya mereka

Mobil mereka melaju membelah jalanan Derto city sampai ke daerah hutan yang sepi. Disana terdapat sebuah rumah tua dekat dengan laut. Caroline melihat banyak sekali pria yang menjaga daerah itu. Mereka barpakaian Black suit

"Sir. Mrs." Sapa mereka saat Dario dan Caroline turun dari mobil

Dario menggandeng tangan Caroline masuk ke dalam. Caroline melihat Sharron terkurung dengan tangan terikat

"Sharron" panggil Caroline

"Bawa yang lain ke pinggir laut!" Suruh Dario

Suara Dario membangunkan Sharron. Sharron mengangkat wajahnya dan melihat Dario tengah berdiri dan menghampiri Caroline

"Aku kesana dulu sweetheart" ujar Dario sambil memeluk pinggang Caroline dari belakang

Caroline membalikan badannya tanpa melepas pelukan Dario. Dia menautkan tangannya di belakang leher Dario. Menarik kepala Dario mendekat ke arahnya

"Apa harus?" Tanya Caroline sambil mencium leher dan rahang bawah Dario hingga Dario menggeram

Dario mencium bibir Caroline yang terpoles lipstick pink. Dia melumat, menyesap dan memagut bibir itu. Tangan Caroline menarik leher Dario lebih mendekat. Sampai mereka kehabisan stock udara

"Hanya sebentar. Aku mengurus mereka sebentar"

"Baiklah"

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang