Kejadian hari itu membuat heboh seluruh KNU, berita itu menyebar dengan cepat. Lebih cepat daripada wabah penyakit. Dario saja sampai heran sendiri melihat berita itu tersebar luas. By the way, sudah seminggu sejak kejadian itu dan itu artinya sudah seminggu juga Dario menjadi teman Sharron. Sharron tahu sedikit tentang Dario, dia juga tahu kalau Dario sedang terluka saat ini. Lebih tepatnya lukanya belum sembuh sejak seminggu yang lalu, walaupun sudah hampir mengering sebenarnya
"Hey" panggil Sharron yang dengan sengaja mencoel bahu kiri Dario
Dario menoleh "hey" sapanya
Sharron tersenyum "ada berapa mata kuliah hari ini?" Tanya Sharron lagi
Dario mengerutkan keningnya, dia berpikir sejenak "sekitar empat mata kuliah kalau tidak salah. Kenapa?"
Sharron menggeleng "nggak apa-apa. Aku cuma tanya"
Dario mengangguk niatnya untuk langsung ke ruang kelasnya ia batalkan dan dia berbelok ke ruangan Sharron
"Loh kok kamu ikut belok? Memang jadwalnya disini?" Tanya Sharron
"Nggak"
"Terus?"
Kaki Dario berhenti di depan ruang lab komputer. Dario berbalik dan menatap Sharron
"Sana masuk. Dosennya sudah masuk tuh" suruh Dario
Sharron mengulum senyumnya "thanks, aku masuk dulu"
"Hn"
Setelah yakin kalau Sharron sudah masuk ke dalam, Dario berbalik dan menuju ke ruangannya. Ruangannya justru malah ramai dan riuh
'Nggak ada dosen' batin Dario
"Io..." Teriakan Ren dan Lean membuat Dario mengernyit
"Sini-sini!" Ujar Ren sambil melambai-lambaikan tangan ke arah Dario
"Mana si mr. Bob?" Tanya Dario sambil meletakan ranselnya
"Izin. Katanya ada urusan..." Jawab Lean sekenanya
"Oh"
Ren menoel-noel tangan Dario dan menggoyang-goyangkannya perlahan
"Apaan?" Tanya Dario
"Lo, gimana sekarang sama si Sharron?" Tanya Ren
"Hah?"
"Maksud gue, ada kemajuan nggak? Udah ngapain aja kalian?"
Dario makin mengerutkan kening mendengar pertanyaan Ren. Lean yang kesal menggeplak kepala belakang Ren
"Maksud si onet ini, lo sama Sharron statusnya sekarang apa? Friendship? TTM? Apa udah jadi in relationship?" Jelas Lean
Dario mengangguk "oh... Masih gitu-gitu aja"
"Hah?!" Ujar Ren dan Lean kaget
"Gila! Nggak ada majunya sama sekali! Pikir gue udah pacaran lo berdua. Abis lo sama dia nempel banget sih" bisik Ren pada Dario karena dia tahu banyak kuping mendengarkan mereka
Dario hanya menggindikan bahu saja. Dario memilih memasang earphone-nya dan memutuskan men-chat Sharron
"Lgi ada dosen?"
"Ada tapi, dosennya cuma kasih tugas trus lep"
"Mau telp?"
"Blh"
Dario langsung menelpon Sharron. Mereka berbincang sejenak. Sesekali Sharron menanyakan soal pada Dario dan tentu saja Dario mengajarkan melalui telepon. Tugas Sharron selesai bersamaan dengan dosen yang mengajar Sharron masuk. Dario menyudahi sambungan telepon mereka
"Eh, Ren si Luce kok nggak bisa di chat sih?" Tanya Lean
"Lo nggak tahu?"
Lean kesal dia menampar kepala belakang Ren "kalau tahu gue nggak nanya goblok!"
"Iya juga ya..." Ujar Ren sambil mengusap kepalanya yang dipukul Lean
"Jadi kenapa?"
"Dia tuh ditenteng sama uncle Ray buat belajar bisnis. Denger-denger bisnis keluarga Ardlan bakal dipegang sama Luce dan uncle Ray fokus sama bisnis minyak L'louch co."
"Oh... Pantes"
"Kantin yuk" ajak Dario
"Ayok!" Jawab Ren dengan semangat
"Sharron?" Panggil Ren
Sharron menoleh "hai" ujarnya sambil tersenyum
"Kok lo ada disini?"
"Dosennya nggak masuk"
"Kellyn mana?"
Kebetulan memang Kellyn dan Sharron sering mendapat mata kuliah yang sama. Jadi, mereka sering bersama-sama
"Itu lagi pesan makanan" ucap Sharron sambil menunjuk salah satu stan
Ren mengangguk. Lean duduk di sebelah kiri Sharron dan Dario memilih sebelah kanan Sharron
"Lo nggak pesan?" Tanya Dario
"Nggak. Masih kenyang"
Dario mengangguk lagi. Tak lama Ren dan Kellyn duduk di meja itu. Lalu, tak lama berselang seorang wanita dengan pakaian seksi dan menggoda, menggelayuti lengan Lean dengan manja. Kellyn yang ada disana sampai geram sendiri melihatnya
"Sayang..." Panggil wanita itu pada Lean dengan tambahan ciuman di bibir Lean yang anehnya justru tidak dibalas oleh Lean
Ren dan Dario sampai heran melihatnya. Biasanya, kalau Lean dicium oleh kekasihnya dia akan membalas dengan sangat hot. Tapi kali ini tidak
"Kok kamu diam saja sih?" Tanya Wanita itu lagi dan Lean hanya melirik wanita di pangkuannya
"Sayang... Aku minta uang jajan boleh? Aku mau shopping" ujar wanita itu dengan nada menggoda dan sensual
"Kok diam sih sayang..." Ujarnya lagi lantaran Lean masih diam
"Darimana kemarin?" Tanya Lean datar setelah diam sedari tadi
Wanita itu bersandar manja di dada Lean yang malah membuat Lean mendengus
"Aku kan udah bilang.... Aku ke rumah sepupu aku sayang"
Jawaban wanita itu membuat Lean mengernyit
"Sepupu, heh?" Cibir Lean
"Ish! Serius sayang swear..." Ujar wanita itu sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya
"Okey..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...