Sejak menginjak semester lima atau lebih tepatnya sejak dia bertemu dan bertatap mata dengan gadis yang katanya mahasiswa baru di KNU, Dario tidak bisa lagi berpikir tenang jika ada gadis itu di dekatnya. Dia bahkan sering kali tertangkap oleh Lean, Ren bahkan oleh Aaron, Elethea, Kellyn dan Gabriella kalau dia tengah melamun tanpa sebab. Atau tersenyum kecil hanya karena gadis itu lewat di depannya
'Memalukan!' Batin Dario
Berkali-kali mereka bertemu dan setiap Dario hendak menyapa, gadis itu buru-buru meninggalkannya atau berbalik arah. Sampai-sampai Dario mengambil kesimpulan kalau gadis itu menghindarinya
'Bikin penasaran..' Batin Dario saat melihat gadis itu tengah membaca buku di perpustakaan
Dario menggeleng pelan dan berbalik keluar dari perpustakaan itu. Dia memilih pulang ke rumahnya dan mengerjakan tugasnya di rumah. Memanfaatkan fasilitas yang dimiliki oleh ayahnya tidak akan merugikan dirinya ataupun keluarganya, kan?
"Tuan muda?" Tanya Riska kaget
"Hm?" Dario menghentikan langkahnya dan menatap Riska heran
"A-ah... Maaf tuan, saya hanya terkejut melihat anda sudah kembali"
Dario hanya mengangguk. Dia memasuki kamarnya dan mengeluarkan seluruh isi tasnya sebelum menggantung tas itu di lemari tas. Dario memang memiliki kebiasaan selalu mengganti tas setiap hari sesuai dengan mood-nya. Maka dari itu, setiap hari seusai pulang sekolah, atau kuliah, atau jalan-jalan, dia akan mengeluarkan semua isi tasnya dan meletakan semua kembali ke tempatnya
Dario berjalan keluar menuju ke perpustakaan di rumahnya. Dia melangkah dengan santai sambil membawa buku pelajaran di tangannya
'Tumben rumah sepi...' Pikir Dario. Kebetulan dia melihat Eline lewat di depannya
"Aunty..." Panggil Dario pada Eline
"Ya tuan muda"
"Dimana mom?"
"Ah... Itu, tuan dan nyonya berangkat ke Andlesia tadi pagi tuan"
Dario mengangguk dan kembali berjalan ke arah perpustakaan. Dario menghela napas. Akhirnya kebiasaan kedua orang tuanya kembali. Mengingat tidak ada Erika disini, maka mereka pergi berdua untuk bisnis dan meninggalkan Dario sendiri. Bukannya dario tidak suka, dia hanya merasa bosan dan sepi di rumah sebesar itu sendirian. Jangan salahkan Dario kalau dia tidak menganggap pembantu dan pengawal di rumahnya ada. Karena mereka selalu menyembunyikan diri dan tidak pernah berbaur atau bertegur sapa dengannya
"Padahal gue nggak makan orang loh" gumam Dario pelan
Tangan Dario membuka pintu putih di depannya. Dan ketika pintu itu terbuka nampaklah deretan lemari besar yang penuh dengan buku, selain itu di ruangan itu juga terdapat satu set sofa dan lampu, juga beberapa lukisan
Dario mulai berkeliling mencari buku yang dia butuhkan. Dia menumpukan semua buku itu dan mulai mengerjakan tugasnya"Alex..." Panggil Kanaya. Dia membuka pintu dan menemukan putranya tengah duduk di lantai dengan kepala tergeletak di atas buku di meja perpustakaan
Kanaya tersenyum. Tak lama dia mendengar langkah kaki mendekat ke perpustakaan itu. Dengan sigap Kanaya menutup mulut suaminya tepat sebelum sang suami berteriak memanggil dirinya ataupun putra mereka
"Ssstt..." Kanaya menunjuk ke arah meja
Ares mengangguk paham, Kanaya menurunkan tangannya dan beralih memeluk lengan sang suami. Kanaya menyandarkan kepalanya di lengan sang suami
"Bukankah dia sangat menggemaskan kalau sedang tertidur?" Tanya Kanaya sambil berbisik
"Hn. Memang..."
Ares melepaskan pelukan Kanaya dan berjalan mendekati putranya. Dia duduk di salah satu sofa dan memegang kening putranya
'Tidak demam' batinnya lega
Ares melirik arloji yang melingkar di tangannya. Sudah jam setengah sembilan malam. Kanaya juga sudah duduk di sisi kiri Dario. Ares menepuk pelan pipi Dario
"Alex..." Panggil Kanaya
"Bangun nak" lanjutnya
"Mmm... Lima menit lagi mom" gumam Dario sambil merubah posisi kepalanya
Kanaya dan Ares saling bertatapan. Hanya sebentar karena setelahnya mereka dikejutkan oleh Dario yang tiba-tiba menegakan badannya dan menoleh ke arah kirinya
"Kapan mom pulang? Bukannya mom ada di Andlesia?" Tanya Dario dengan mata merah khas orang baru bangun tidur
Kanaya terkekeh. Dia mengusap rambut Dario
"Kamu ini. Kami kembali karena kamu sudah membuat seisi mansion khawatir. Berdiam disini sejak jam dua belas, melewatkan makan siang dan makan malam"
"Hah?" Dario mengernyit heran
Dia menengok lembaran kertas di depannya dan baru teringat dia sedang mengerjakan tugas
"Kertas tugasmu masih kosong Alex. Berjam-jam kamu disini, kamu melakukan apa?" Suara berat Ares membuat Dario tersentak
'Nggak mungkin kan gue jawab gue mikirin adik kelas yang cuek minta ampun? Bisa disindir abis-abisan gue' batin Dario
"Kenapa diam?"
Dario menggeleng
"Alex baru membaca sedikit. Belum mengerjakan tugas Alex" jawab Dario berbohong
"Hm?" Ares mengernyit heran dan akhirnya memilih mengangguk
"Makan dulu baru lanjutkan lagi" ucap Ares sambio berdiri dan menepuk bahu Dario pelan
Dario menatap punggung kedua orang tuanya menjauh. Dalam hati dia bertanya-tanya kenapa dia bisa jadi orang konyol seperti ini
'Is it love?'
'Am I fallin in love with her?'
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...