Satu minggu. Itu adalah tengat waktu yang diucapkan Dario pada Caroline untuk mengunjungi setiap negara yang tertera di surat-surat dari pemerintah. Tapi kenyataannya, Dario meninggalkan Club-nya terlebih Caroline selama lebih dari tiga minggu. Entah apa yang dilakukan oleh Dario disana
"Hhh..." Caroline menghela napasnya
"Ah. Ms. Vierra" panggil salah seorang pegawai
"Ya?"
"Maaf miss. Apa sir belum kembali?"
'Gue juga lagi nungguin dia balik tahu!' Batin Caroline
"Belum. Ada masalah apa? Biar saya sampaikan ke sir" ujarnya dengan senyuman di wajahnya
"Sebenarnya saya mau izin cuti miss"
"Alasannya?"
"Adik saya sakit dan ibu saya meminta saya pulang ke rumah"
Caroline mengangguk "akan aku sampaikan pada sir. Aku harap sir tidak terlalu sibuk. Jadi, kamu bisa mendapatkan jawabannya dengan cepat"
"Terima kasih banyak miss"
Caroline mengangguk dan tersenyum. Menggantikan Dario. Itu tugas Caroline. Caroline membaca setiap laporan dan meletakan laporan itu di meja kantor Dario. Caroline menutup matanya sejenak. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Gael
"Mr. Gael"
"Yes, miss"
"Apa sir sibuk?"
"Kenapa miss?"
"Aku hanya meminta izin saja. Salah satu pegawai ingin izin cuti selama dua minggu. Adiknya sakit dan ibunya memintanya pulang. Bisa tolong izinkan pada sir?"
"Akan saya sampaikan miss"
"Thanks Gael. Aku tunggu kabarmu secepatnya"
Caroline memejamkan lagi matanya. Entah kenapa dia merasa sedikit sedih dan sepi saat Dario tidak di dekatnya. Dia merasa rindu pada boss sekaligus sahabatnya itu
'Gak mungkin kan gue mulai suka sama dia?' Batin Caroline
Caroline menggelengkan kepalanya. Dia melanjutkan pekerjaannya yang terkadang terasa membosankan. Tidak jarang Caroline turun langsung melayani pelanggan
"Hurry up come back" gumam Caroline
.......
"Tiga bulan Xander. Tiga bulan kamu meninggalkan club milikmu di tanganku" gumam Caroline
Caroline menghela berat. Kepalanya sedikit sakit. Berbekal obat sakit kepala, Caroline melanjutkan pekerjaannya yakni, mengawasi keamanan di club dan membaca laporan keuangan Le Ciel dengan teliti
Jam tiga pagi club itu baru tutup. Caroline mendesah lega. Pekerjaannya usai. Dia bisa kembali ke apartment-nya dan bertemu dengan ranjangnya. Caroline menyambar tasnya dan juga ponselnya. Dia keluar dari Le Ciel setelah mengunci club itu dengan password
'Aneh!' Pikir Caroline saat beberapa pengawal milik Dario menghilang entah kemana, padahal mereka selalu mengekori Caroline. Dia merasa seseorang mengikutinya dari belakang sejak dia keluar dari Le Ciel
Caroline tetap berjalan dengan tenang. Sampai kesabarannya habis dan dia menoleh bermaksud memarahi orang yang mengikutinya
"Lo-!" Ucapan Caroline terhenti karena bekapan sapu tangan menutupi hidung dan mulutnya tepat saat dia berbalik
'Ini kan... Shit!' Umpat Caroline dalam hati saat tahu sapu tangan yang membekapnya mengandung cairan berbau menyengat
Perlahan tapi pasti, Caroline menutup matanya seiring dengan badannya yang merosot ke tanah
"Ayo bawa dia!" Ujar pria itu pada rekannya. Mereka menggotong badan Caroline ke dalam mobil
Selama mobil itu berjalan, mereka menggeledah tas milik Caroline dan mengambil ponsel gadis itu. Sesampainya di sebuah tempat para pria itu membawa Caroline turun
"Boss ini ponselnya. Gadis ini kita apakan?"
"Gantung dia disana!" Pria berbalut jas rapi itu menunjuk sebuah alat berat untuk mengangkat kontainer. Di bawah alat itu terdapat laut Andlesia
"Mari kita lihat bagaimana kau menyelamatkan jalangmu Alexander!" Gumam pria itu sambil mengutak-atik ponsel Caroline
Sementara disisi lain, Dario tengah duduk di ruang tamu mansion Ardlan setelah sang ayah mengajaknya untuk menjemput sang adik di mansion Ardlan
"Apa kabar lo?" Tanya Dario pada Daverick
"Baik"
Dario mengangguk. Dia berkutat pada ponselnya
"Apa kabar lo sama princessa lo itu?" Pertanyaan itu sukses membuat Dario terkejut
Seketika itu ponsel di tangan Dario terjatuh ke lantai dan menarik perhatian semua orang di ruangan itu. Daverick sendiri terkekeh jahil sebelum beranjak dan mengambil segelas wine untuk dirinya
"Kenapa kamu Lex?" Tanya Kanaya heran
Dario langsung menggeleng dan mengambil ponselnya sebelum dia mendekati Daverick yang masih terkekeh
"Dari mana lo tahu?" Bisik Dario
Tak menjawab Daverick justru memberikan selembar foto pada Dario
"Cantik juga..." Ujar Daverick sebelum dia melangkah menghampiri Erika yang sedang berdiri di dekat balkon dan memeluk gadis itu dari belakang
Dario menelan ludahnya kasar. Dia tidak menyangka Daverick akan mengetahui tentang dirinya. Rencananya menyembunyikan tentang wanita incarannya, luntur sudah...
"Apa itu?" Tanya Ares dari belakang badan Dario dan membuat Dario tersentak
Dario langsung memasukan foto itu ke dalam jasnya
"Bukan apa-apa Dad"
Tak lama ponselnya berdering. Dario melihat nama yang tertera disana
'Caroline? Tumben. Biasanya dia akan menghubungi Gael' pikir Dario
"Maaf Dad, Alex angkat telepon dulu" ujar Dario sambil menjauh dari sana
"Jangan lama-lama Yo! Takutnya diambil orang!" Goda Daverick sambil terkekeh yang langsung dihadiahi dengan acungan jari tengah Dario
"Hey! Tuan Alexander yang terhormat" suara pria mengejutkan Dario saat dia mengangkat panggilan itu
"Who's this?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Fiksi RemajaSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...