24. When Mom Angry

14.2K 693 3
                                    

Dario kini dihadapkan dengan sang ibu yang tengah menatapnya sambil bersedekap. Dario bisa melihat gurat kemarahan, khawatir dan kecewa di wajah dan mata sang ibu

"Mom..." Panggil Dario

Kanaya hanya melirik dan tidak mengucapkan apapun. Dia terdiam dan menatap ke arah lain. Tak lama berselang Ares masuk ke dalam kamar itu dan langsung mendapat pelototan manis dari Kanaya

"Honey..." Panggil Ares sembari meringis

Kanaya masih diam, dia memilih duduk tanpa berucap apapun. Ares menghampiri Dario dan mendapatkan tatapan heran dari Dario

"Dad memberitahu mom?" Bisik Dario

Ares menggeleng "aku tidak mungkin memberitahu mommy-mu..." Bisik Ares juga

Dan saat itu mereka tersadar

"Marlyn"

"Aunty" ucap Ares dan Dario berbarengan

"Bagus! Bisik-bisik saja terus! Mau merencanakan apa lagi kalian?!" Sindir Kanaya

Ares dan Dario menggaruk tengkuknya perlahan dan bersamaan. Sungguh. Jika Kanaya tidak ingat dia sedang marah saat ini, mungkin dia akan tertawa melihat tingkah dua orang yang dicintainya. Mereka berdua begitu mirip

Lihatlah, kini Dario tengah menundukan kepalanya seperti bocah berumur lima tahun yang ketahuan menyembunyikan permen di saku bajunya. Sementara Ares justru menatap ke arah lain sambil berharap-harap cemas. Dalam hati Kanaya terkekeh geli. Suami dan anaknya begitu menggemaskan. Mereka begitu dingin dan menyeramkan pada orang lain tapi, pada dirinya dan putrinya, mereka begitu luluh dan penyayang

"Mom-"

"Jangan panggil aku mom! Kau bahkan tidak menganggapku sebagai ibumu!"

"Mom! Jangan konyol! Aku tidak-"

"Apa? Kau ingin bilang kau tidak begitu? Lantas kenapa kau tidak bilang kalau kau terluka dan justru membohongi aku?!"

"Mom..."

Dario menghela berat. Dia menundukan kepalanya lebih dalam. Dia merasa bersalah sekarang. Ares memilih diam saja. Dia sudah hafal bagaimana tindak tanduk istrinya jika sedang kesal

"Dan kau Ares!" Kanaya menunjuk Ares dengan jadi telunjuknya

"Kau juga sama saja! Kau anggap aku ini apa? Hah! Kau menyembunyikannya seolah aku tidak berhak tahu tentang anakku sendiri!!"

"Maaf..." Ujar Ares dengan kepala yang kini ikut tertunduk

"Apa aku sebegitu tidak pentingnya buatmu Ares?! Untuk apa pernikahan kita selama 23 tahun, jika kau masih menganggapku sebagai orang luar?!"

"Maaf" ujar Ares lagi

Dario jadi semakin merasa bersalah. Dia merasa dirinya penyebab kedua orang tuanya bertengkar. Dario meremat selimutnya dengan erat

"Honey.." Panggil Ares

"Terserah! Aku tidak peduli lagi denganmu atau urusan-urusanmu itu!!" Kanaya membentak dan beranjak dari sana

Suara bantingan pintu memasuki pendengaran Dario disusul sang ayah yang juga keluar dari kamar itu. Dario menutup matanya. Dia benar-benar merasa bersalah. Rematan pada selimutnya semakin mengencang, rahang Dario mengeras. Dia marah, marah pada dirinya sendiri

"Argh!" Teriak Dario, melampiaskan kekesalannya

Dario memutuskan mencabut jarum infus di tangannya dan segera mengganti bajunya. Dario memilih pulang. Dia akan dan harus menjelaskan semuanya pada ibunya. Sementara Ares dan Kanaya yang baru kembali seusai berdebat di taman rumah sakit justru dibuat terbelalak karena Dario hilang dari kamarnya

"Xavierro speaking" ujar Ares saat mengangkat panggilan di ponselnya

"Apa?! Saya segera kembali. Biarkan dia" ujar Ares lagi

"Kenapa?" Tanya Kanaya heran setelah Ares memasukan ponselnya ke dalam saku jasnya

"Ayo pulang" ajak Ares

"Eh? Tapi Alex?" Ucap Kanaya heran saat Ares menariknya dengan cepat keluar dari rumah sakit itu

Xav Mansion

Dario duduk di ruang Tv di mansionnya. Dia menunggu kepulangan kedua orang tuanya. Ruangan yang cukup luas itu terkesan sangat sepi lantaran hanya ada Dario di dalam sana dan seorang pelayan juga seorang pengawal di luar ruangan itu. Sepuluh menit berselang Dario mendengar pintu ruangan itu terbuka. Mr dan Mrs. Dimitry memasuki ruangan itu  dan menghampiri Dario yang duduk di sofa

 Dimitry memasuki ruangan itu  dan menghampiri Dario yang duduk di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alex! Ya ampun! Kamu membuat kami khawatir nak" ujar Kanaya. Dia segera memeluk putranya dengan erat

"Maaf mom. Alex benar-benar minta maaf. Alex yang minta Dad untuk tidak memberitahu mommy. Tapi, bukan karena Alex tidak menganggap mom sebagai ibu Alex. Justru Alex tidak ingin mommy khawatir dan sakit. Maaf mom..." Lirih Dario nyaris berbisik pada ibunya

Kanaya terkejut. Dia bahkan mendengar nada bicara Dario bergetar. Kanaya mengusap punggung Dario dengan penuh sayang

"Mommy mengerti. Sudah... Mommy sudah mengerti" ujar Kanaya menenangkan putranya

Dario masih enggan melepaskan ibunya. Dia masih memeluk badan ramping ibunya dan menyembunykan wajahnya di perut sang ibu. Kanaya jadi bingung sendiri. Dia menatap Ares meminta bantuan. Ares justru hanya menggindikan bahunya

"Alex..." Panggil Kanaya

Hening tidak ada jawaban

"Nak, ini sudah hampir jam makan siang. Kita makan dulu ya" bujuk Kanaya

Masih tidak ada jawaban. Kanaya heran sendiri jadinya. Dia mengusap punggung Dario dan menunduk

"Astaga! Ares!" Pekik Kanaya kaget

Ares langsung berlari mendekat ketika Kanaya memanggilnya. Mata Ares terbelalak saat melihat kemeja biru muda milik Dario sudah berubah warna jadi keunguan di bagian pinggang. Ares langsung melepaskan pelukan Dario dan benar saja! Ternyata Dario diam karena pingsan, atau tidur? Entahlah! Pokonya Ares langsung menggendong Dario ke kamarnya dan dia segera mengganti perban dan pakaian Dario

"Memaksakan diri sekali kamu" ucap Ares pada Dario yang masih terpejam

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang