Note:
Banyak sekali adegan kekerasan mohon bijak dalam membaca
Selamat membaca...
.........
Seperti janji, Ares kembali ke gudang itu. Dia melepas jasnya, juga syalnya kemudian, dia memakai sarung tangannya. Ares menyuruh Timmy membangunkan pria yang masih terduduk dengan pisau menancap di dadanya. Timmy menyiram pria itu dengan seember air, membuat pria itu terbangun
"Tak usah terkejut begitu. Aku sudah bilang kan? Kau akan menerima ganjarannya jika terjadi sesuatu padanya"
Ares mengambil sebuah pisau. Dia mendekati pria itu dan menyuruh Timmy melepaskan ikatan pada sebelah tangan pria itu. Timmy melepaskan ikatan di tangan pria itu dan menyerahkan sebelah tangan itu pada Len untuk dipegangi sementara dia kembali mengikat badan pria itu
Mereka, atau lebih tepatnya Timmy menggeser kursi tempat pria itu duduk. Len menarik lengan pria itu dan meletakannya di meja terdekat. Len menarik paksa dan mengikat tangan itu dengan tali tambang yang satu sisinya diikatkan pada kaki meja
"Apa ku bilang kemarin?" Tanya Ares di depan pria itu sambil memainkan pisau di tangannya
"Buka mulutnya!" Suruh Ares
Timmy membuka pita perekat di mulut pria itu
"Aku beri kau kesempatan untuk memilih, jari mana yang harus aku potong lebih dulu?" Tanya Ares
Pria itu menggelengkan kepalanya "t-tolong... Ja-jangan..." Ujarnya
Ares menyeringai "jari telunjuk?"
Pria itu menggeleng
"Jari tengah?"
Pria itu menggeleng lagi
"Jari manis?"
Lagi, pria itu menggeleng
"Jari kelingking atau ibu jarimu?"
Pria itu menggeleng lagi
"Atau aku potong saja pergelangan tanganmu?" Tanya Ares akhirnya
Belum juga pria itu menjawab Ares kembali berujar
"Tidak-tidak. Kalau akau memotong pergelangan tanganmu, kau akan cepat mati, dan itu tidak akan seberapa dibandingkan apa yang dirasakan putraku"
Ares meletakan pisaunya dan beralih mengambil pistol milik pria itu. Dia berjalan lebih mendekat dengan senyum setan di wajahnya
"Begini saja..." Ujarnya santai
"Aku tidak akan memotong jarimu..."
Pria itu mendesah lega
"Tapi..."
Ares mengarahkan pistol di tangannya ke punggung tangan pria itu. Dengan senyum yang senantiasa mengihiasi wajah tampannya itu, Ares menempelkan ujung pistol itu ke punggung tangan pria itu
"T-t-tu-tuan... S-s-saya m-mohon... A-ampuni saya..." Lirih pria itu
Ares meliriknya
"Hm? Mengampunimu?"
"Apa kau sedang bermimpi? Melakukan korupsi di perusahaanku saja sudah salah buatmu ditambah dengan menyentuh dan melukai putraku"
"Selamat..."
Pria itu menatap Ares heran dan takut
"Kau baru saja memenangkan tiket penyiksaan hingga ujung napasmu" ujar Ares
Dorr
"Arrrggggghhh!!!!"
Jeritan kesakitan pria itu menjadi kepuasan tersendiri untuk Ares. Dia benar-benar menarik pelatuk pistol itu dan melubangi tangan pria itu. Bahkan peluru dari pistol di tangan Ares tembus ke bawah meja dan menancap di lantai gudang bersama dengan darah pria itu yang menetes
Seakan belum cukup, Ares mengambil pisau yang tadi di letakannya. Dan
Crassshh
Dia memotong jari manis pria itu. Suara jeritan kembali mengisi keheningan di gudang itu. Ares mengambil jari manis milik pria itu yang sudah terpisah dari tangan pemiliknya. Dia memasukan jari itu ke dalam sebuah toples bening berisi air
"Ini toples milikmu" ujar Ares sambil memasukan potongan jari itu ke dalam toples
"Dan akan ku isi penuh dengan potongan-potongan dirimu"
Pria itu hanya bisa menahan perih, panas dan sakit yang teramat pada dirinya. Dia menyesal sudah menyentuh anak dari seorang Xavierro Malvares Dimitry
"Dan untuk hari ini, aku berhenti disini. Besok, aku pasti akan kembali"
Ares melepaskan sarung tangannya dan juga kemejanya. Dia memakai kemeja baru yang dibawakan oleh Len. Ares berbalik dan menatap pria itu
"Berdoalah Dia baik-baik saja. Atau besok kau akan lebih menderita!" Ujar Ares
Ares beranjak meninggalkan tempat itu. Sejak tadi, ponsel di saku celananya tidak berhenti bergetar. Ares mengeluarkan ponselnya dan mengangkat panggilan itu
"Hn" ujar Ares saat mendengar laporan anak buahnya
"Bagaimana dia sekarang?"
"Aku segera kesana"
Ares masuk ke dalam mobilnya dan menutup panggilan itu. Len menjalankan mobil milik tuannya itu dengan cepat menuju rumah sakit. Ares, melepas sepatunya dan mengganti sepatu itu dengan sepatu yang lain
"Len, buang saja sepatu dan kemeja itu" suruhnya
"Baik tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Novela JuvenilSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...