"Dia sedang hamil Lex! Hamil!! Aku mendengarnya sendiri tadi! Siapa yang tahu anak itu anak dari pria mana?! Dia mungkin akan menjebakmu untuk menikahinya!!"
Dario menghentikan langkahnya. Bukan karena ucapan Sharron tapi, karena dia sudah berdiri di samping Caroline. Dia meminta Caroline berdiri. Dalam hati Sharron tersenyum pongah
'Lihat saja! Lex akan melemparmu seperti sampah!' Pikir Sharron
Tapi, kejadian berikutnya tidak sesuai dengan pemikiran Sharron. Dario menyuruh Caroline berdiri. Dan setelah Caroline berdiri dia duduk di kursinya lalu menarik Caroline ke pangkuannya. Caroline kini duduk di pangkuan Dario dengan wajah menghadap ke arah Dario
"Astaga! Lex! Kamu tidak dengar apa yang aku katakan?!" Tanya Sharron
"Dengar" jawab Dario singkat sebelum menarik tengkuk Caroline dan menciumnya
"Lalu? Lex dia itu hamil Lex! HAMIL!!"
Dario yang sedang mencium bibir Caroline, melepaskan pagutan mereka dan menggeser kursinya. Dario menatap Sharron dengan pandangan jenaka begitu pula Caroline
"Dia hamil?" Tanya Dario
"Iya! Dia sedang Hamil!" Ujar Sharron semangat. Dia mengira Dario akan murka tapi, harapannya pecah begitu saja saat Dario menjawabnya
"Aku sudah tahu itu. Lalu kenapa?"
Sharron menganga sejenak sebelum mengatupkan mulutnya. Bagaimana bisa Dario sesantai itu dalam menjawabnya?
"Kamu tahu? Lex, anak di dalam perutnya itu tidak jelas siapa ayahnya! Pria mana yang menidurinya! Anak itu hanya akan membawa kesialan padamu Lex!"
Dario ingin sekali melempar pisau ke arah Sharron saat ini, jika saja Caroline tidak menahan tangannya untuk tetap melingkar di pinggang Caroline. Dario mendengus pelan
"Saran dariku sebaiknya kau jaga ucapanmu Sharron" ujar Dario memperingati
"Lex, aku hanya memperingatimu dari ular sepertinya! Dia bisa saja menjebakmu dan membuatmu menikahinya juga menjadi ayah dari anak haram di perutnya itu!"
Caroline terkekeh geli, dia menoleh dan menatap Sharron. "menjebaknya? Memang sudah aku lakukan dan sepertinya dia tidak keberatan. Iya, kan Honey?" Tanya Caroline sambil menoleh menatap Dario
Dario menarik tengkuk Caroline dan melumat habis bibir Caroline di depan Sharron. Tidak lama hanya beberapa detik saja dan Dario melepaskannya
"Benar. Aku tidak keberatan. Kau tahu Sharron?" Ujar Dario, kini matanya menatap Sharron
"Pria yang sejak tadi kau bicarakan itu adalah aku. Aku orang yang menidurinya pertama kali dan membuat dia hamil. Jadi, kau tahu anak yang sedang kau maki dan kau hina itu adalah anak hasil benihku" ucap Dario santai
Sharron terkejut bukan main. Dia menatap Dario dan Caroline dengan tatapan tidak percaya. Sementara Caroline hanya tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke leher Dario. Caroline mengecup leher Dario dan meninggalkan kissmark disana. Selesai dengan karyanya, Caroline menyandarkan kepalanya di bahu Dario
"Honey, baby kita ingin makan ice cream" ujar Caroline
Dario langsung menghubungi Gael yang ada di depan untuk membawakan ice cream bagi Caroline. Tangan Dario mengusap punggung Caroline dengan perlahan dan lembut membuat Caroline sedikit menggeram
"Jangan menggodaku, honey!" Rengek Caroline membuat Dario terkekeh geli
Seolah melupakan Sharron yang masih ada disana dan menonton kemesraan mereka. Sharron meremat tangannya erat-erat. Hatinya dipenuhi emosi dan cemburu
"Kalau kau sudah tidak ada urusan, kau bisa pergi. Atau kau ingin melihat kami "do something"?" Tanya Dario diiringi seringaiannya dan pukulan kecil Caroline di dadanya
Sharron menghentakkan kakinya menuju pintu keluar. Dia masih menghentakan kakinya menjauh dari ruangan Dario menuju lift di lantai itu. Sementara dua sejoli di dalam sibuk tertawa girang. Mereka tidak mungkin melakukan hal itu! Terlebih dokter melarang mereka
"Apa kita agak keterlaluan?" Tanya Caroline dan Dario menggelengkan kepalanya
"Tapi, dia seperti mau menangis" ujar Caroline lagi
"Itu pantas untuknya! Sudahlah, lebih baik beritahu aku kemana kamu tadi sweetheart?"
"Hanya ke Cafe, meminum susu cokelat dan berbincang dengan Zeva lalu, kesini"
Dario mengangguk. Caroline masih tetap di posisi yang sama. Di pangkuan Dario dengan kepala bersandar di bahu tegap tunangannya itu
"Bagaimana baby kita hari ini?" Tanya Dario sambil mengusap perut Caroline
"Baik. Dia tidak nakal. Sepanjang pagi tadi sampai sekarang dia hanya ingin ice cream dan Daddy-nya"
"Dia ingin Daddy-nya?"
Caroline mengangguk. "Hn. Dia ingin Daddy-nya memanjakan dia, seperti sekarang"
Seketika itu Dario terkekeh geli
'Gagal paham gue! Kirain pengen Daddy-nya beneran!' Batin Dario
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...