87. Kidnapped

10.9K 482 4
                                    

"Honey... Ayo bangun, ini sudah jam setengah tujuh" ujar Caroline tangannya membelai pipi Dario dengan sangat lembut

Caroline sedikit heran dengan Dario. Biasanya Dario akan bangun bahkan sebelum Caroline terbangun tapi hari ini? Dario seolah enggan untuk bangun dari tidurnya

'Terlalu lelah kah?' Pikir Caroline

Tangan Caroline kembali mengusap pipi dan kepala Dario. Perlahan dia membelai pipi yang mulai ditumbuhi janggut halus

"Honey..." Panggil Caroline lagi dan kali ini berhasil membuat Dario melenguh dalam tidurnya

Caroline tersenyum lembut saat Dario membuka mata sejenak dan mengerjapkan matanya sebelum kembali membuka mata itu secara sempurna

"Pagi baby" sapa Dario sambil mengecup perut Caroline yang ada di depan wajahnya karena Caroline sedang duduk di sisinya

"Pagi juga daddy to be..." Sapa Caroline

Dario bangkit dan duduk di atas ranjangnya dia mencium bibir Caroline singkat

"Good morning sweetheart" sapa Dario

"Good morning honey... Ayo cepat mandi dan bersiap. Hari ini ada meeting, kan?"

"Aku tidak ingin pergi"

"Kenapa?"

"Entahlah. Aku tidak ingin meninggalkanmu dan baby sendiri di penthouse"

Dario memeluk tubuh Caroline dengan erat. Dia menghirup wangi Caroline dalam-dalam. Entah kenapa hari ini hatinya amat berat untuk meninggalkan Caroline. Dia cemas dan takut untuk meninggalkan istrinya walau hanya beberapa jam saja

"Pergilah meeting dan segera kembali. Itu tanggung jawabmu honey..."

Dario melepaskan pelukannya dan menatap wajah Caroline. Dia benar-benar tidak ingin pergi kemana pun hari ini. Sungguh. Dan meeting dengan perusahaan Maximillan membuat dia harus pergi. Mau tidak mau Dario bangun dan segera menuju kamar mandi. Dia membersihkan badannya dan segera keluar. Bahkan saat dia keluar Caroline masih berada di kamar mereka

"Aku bantu" ujar Caroline sambil mengambil kemeja berwarna hitam dari salah satu lemari di Walk-in closet

Dario menatap Caroline yang sibuk mengikatkan dasi baginya. Mata Dario terus menatap wajah cantik itu. Dia benar-benar tidak ingin pergi! Terlebih ketika perut Caroline sudah mulai sedikit buncit walau masih tidak terlalu terlihat

"Jangan bilang kamu tidak mau berangkat!" Ujar Caroline sebelum Dario sempat membuka mulutnya

"Itu tugasmu sayang. Kamu harus memenuhinya. Aku dan baby akan menunggu dengan manis disini" lanjut Caroline sambil mengusap rahang dan pipi Dario yang sudah kembali mulus

Dario berangkat ke Xav co. setelah dia mencium setiap jengkal wajah Caroline dan bahkan meninggalkan tiga kiss mark di leher Caroline

"See you" ujar Caroline dan Dario hanya membalas dengan kecupan di bibir Caroline

Di sepanjang rapatnya dengan Nathan, Dario sama sekali tidak bisa fokus. Pikirannya tidak berhenti memikirkan Caroline terlebih seperti ada sesuatu yang membuat seluruh rongga dadanya terasa aneh

"Yo..."

"Rio!" Panggil Nathan dan membuat Dario tersentak

"Sorry. Lo bilang apa tadi?" Ucap Dario

Nathan menghela napasnya dan menjelaskan dari awal rencana bisnis mereka. Dario dan Nathan merundingkan semuanya dengan teliti dan dengan sangat apik. Sampai Gael masuk ke dalam ruangan dan menginterupsi mereka

"Maaf sir"

Dario mengangguk mempersilahkan Gael mendekat. Gael mendekat dan memajukan kepalanya dengan sedikit membungkuk. Gael mendekatkan bibirnya ke telinga Dario, sebelah tangannya menutupi bibirnya agar Nathan tidak melihat gerak bibirnya. Badan Dario terasa kaku saat mendengar bisikan Gael, jantungnya mulai bekerja secara upnormal

"Ada apa Yo?" Tanya Nathan dan Dario menggeleng pelan

"Lanjutkan" ujar Dario pada Nathan

Gael keluar setelah memberi kabar pada Dario. Dia menyiapkan apa yang belum diperintahkan oleh Dario. Selang sepuluh menit Dario keluar dengan Nathan di sebelahnya. Dario mengantar Nathan sampai lobi. Selepas Nathan pergi, mobil Dario berhenti di lobi

"Ke markas!" Titah Dario begitu dia masuk ke dalam mobil

Dario bergegas ke pulau pribadinya. Dia berdiri di ruang tengah dengan para pelayan juga bodyguards-nya di depannya

"Bagaimana hal semacam ini bisa terjadi?!!!!" Bentak Dario

"Maafkan kami sir. Seseorang masuk dari jendela kamar sir" ujar Cello sambil menunduk

"Zeva?"

"Mereka membunuh Zeva sir" ujar Fioz

"Gael!"

"Saya sudah mencoba melacak keberadaan ms. Vierra sir"

"Dimana dia?"

"Kami masih mencari ms. Vierra sir"

Prangg!

Dario melemparkan vas bunga ke dinding. Emosinya memuncak. Perasaan aneh yang menggelayutinya terjawab sudah

"Sir. Melihat CCTV di sekitar penthouse, pelakunya kemungkinan mrs. Sharron"

Dario mengernyit. "Dia disana?"

Gael menunjukkan gambar dari tangkapan CCTV. Dan Dario melihat mobil sedan putih terparkir di dekat bangunan penthouse-nya dengan kaca setengah terbuka dan menampakkan wajah Sharron

"Akan ku bunuh jalang itu! Berani-beraninya dia menculik istri dan anakku!!" Geram Dario

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang