"Apa anda yakin tidak mengenal Mr. Richard Joran?"
"Ya. Saya yakin seyakin mungkin kalau saya tidak mengenalnya"
Ketua polisi itu terdiam sejenak. Dario tahu di telinga sang polisi terpasang sebuah earphone wireless. Sepertinya sang polisi sedang menunggu hasil dari anak buahnya yang sedang mengawasi mereka dari ruang sebelah
"Bersih sir. Dia jujur. Tidak ada kebohongan. Baik itu dari denyut nadinya maupun jumlah keringat yang dihasilkan. Dia jujur sir"
Ketua polisi mengangguk sejenak. Dia menatap Dario dan baru saja hendak membuka tangan Dario yang terborgol di atas meja interogasi, namun seseorang lebih dahulu masuk ke dalam ruangan itu dan memukuli Dario tanpa ampun. Dengan segera ketua polisi menengahi mereka dan mencegah pria itu berbuat brutal pada Dario
'Sial! Mana tangan gue keborgol begini! Mana bisa ngelawan gue?!' Batin Dario saat wajah tampannya dipukuli habis-habisan
"Mr. Joran. Tolong tenang! Jangan melakukan kekerasan di dalam ruangan ini!" Ujar ketua polisi sambil menghalangi pergerakan pria yang sedang mengamuk itu
"Kau! Kau membunuh putraku!! Apa yang kau butuhkan hah!? Uang?! Apa kau hidup dengan sebegitu miskinnya sampai kau merampok anakku dan membunuhnya?!!!" Murka Pria yang Dario duga adalah ayah dari Richard Joran
Ketua Polisi masih menahan pria itu dan dengan dahsyatnya pria itu menghempaskan ketua polisi dan mengambil kursi kayu yang dipakai oleh ketua polisi untuk duduk tadi. Dia mengayunkan kursi itu ke arah Dario dan...
Brakkkk!!!
Dario merasakan kepalanya amat berat, nyawanya seolah mengambang dan pandangannya berubah menjadi merah. Pria itu kembali mengangkat kursi yang sudah agak hancur itu dan mengayunkan lagi kursi atau bisa dibilang potongan kursi itu ke arah Dario
Brakk
Mata pria itu membulat begitu juga dengan mata ketua polisi yang tergeletak di lantai lantaran hempasan pria itu
"M-Mr. Dimitry" ujar pria itu dengan nada takut yang kentara
Ya. Xavierro Malvares Dimitry berdiri di depan pria itu. Bahkan menahan pukulan sisa kursi yang mengarah pada Dario dengan lengannya
"Apa yang anda pikir sedang anda lakukan Mr. Harold Joran?" Tanya Ares dengan nada dingin dan datar
"S-sa-saya..."
Ares melirik Dario yang masih terduduk di belakangnya. Tangan Dario masih terborgol membuat Ares mendesis kesal. Ares masih melirik Dario dan memperhatikan dengan seksama keadaan putranya
"A-ap apa yang anda lakukan disini Mr. Dimitry?" Pertanyaan dari Harold Joran diabaikan Ares, lantaran mata Ares menangkap tangan Dario terkepal dengan sedikit gemetar
Ares meletakan tangannya di puncak kepala Dario. Berharap Dario akan menatapnya. Tak ada reaksi, tangan Ares berpindah dan menarik dagu putranya untuk menghadapkan wajah Dario padanya. Mata Ares terbelalak di balik wajah datarnya. Dia melihat wajah Dario penuh lebam dan darah yang berasal dari kening Dario. Ares menajamkan matanya dan melihat masih ada serpihan kayu yang menempel di kening putranya
"Alex?" Panggil Ares
Dario tidak menjawab. Kepalanya begitu sakit dan telinganya berdengung
"Alexander Dimitry tatap aku!" Suruh Ares tapi, mata Dario sama sekali tidak terfokus pada Ares. Kedua mata biru kehijauan itu justru kosong
"Dimana kunci borgolnya?!!" Bentak Ares. Suaranya menggelegar di sepanjang koridor ruangan itu
Dengan cepat seorang polisi masuk dan membukakan borgol di tangan Dario
Syutt...
Badan Dario merosot ke samping dari kursinya tepat setelah tangannya terbebas. Ares dengan sigap menahan badan Dario. Mata Ares tertuju pada pergelangan tangan putranya yang juga memerah dan sedikit lecet
"Len!!" Panggil Ares dengan sigap Len datang dan langsung membopong Dario keluar dari ruangan itu
Brugh
Ares mencengkram leher Harold dan menghimpitnya di dinding kaca dengan sangat keras. Matanya menyorot dengan sangat tajam. Semua kemarahan sudah terkumpul disana
"Berani sekali kau menyentuhnya!!!" Geram Ares
"M-Mr. D-Dimitry"
"Kau menghinanya dan memukulnya seperti seorang maling!!" Ares menghempaskan badan Harold ke lantai
"Sir" panggil ketua polisi yang justru dibalas bentakan Ares
"Diam kau!! Ketua polisi tidak berguna! Melindungi dia saja kau tidak bisa, apa yang bisa kau kerjakan hah?!!!" Ketua polisi terdiam, takut pada kemarahan Ares
Ares menendang Harold dengan keras hingga Harold tersungkur di lantai. Dia juga menginjak dada Harold
"Ingat baik-baik Harold! Kau baru saja menghina dan menghajar seorang Dimitry! Putraku dan cucu dari perdana menteri Kanzpia!! Tunggu saja kehancuran dan kematianmu jika nyawanya terancam!!" Ancam Ares
Harold meneguk ludahnya kasar. Dia menyesali perbuatannya. Menyesal pun percuma, karena besok Samuel Arthur Dimitry akan berkunjung ke Andlesia
"Aku yakin tanpa aku lakukan pun, kalian akan dituntut. Siap-siap saja!" Ares beranjak dari sana setelah memperingati semua orang disana
'You should be okey, Alex. You should!'
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Fiksi RemajaSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...