A year later
Xav mansion
Dario kini menatap bingung kepada ayahnya yang sedang duduk di meja makan dengan koran di tangannya. Memang waktu makan masih lima menit lagi
"Pagi Dad" sapa Dario
"Pagi"
Dario duduk di kursinya dan memainkan ponselnya sejenak. Dia melirik sekilas mencari keberadaan sang ibu yang sepertinya tidak ada di rumah
"Mom pergi dad?" Tanya Dario pada akhirnya
Ares melirik sekilas dan mengangguk
"Katanya mau menginap di rumah aunty-mu"
"Oh..." Gantian kini Dario yang mengangguk
Tak lama makanan mereka tersaji di meja makan itu. Ares dan Dario menghentikan kegiatan mereka dan mulai menyantap sarapan mereka
"Habis ini, ganti baju dan ikut Dad ke kantor" ujar Ares
Dario melirik Ares sekilas dan mengumamkan "hn" sambil memakan makanannya
Seperti yang dikatakan oleh Ares, dia membawa Dario ke kantornya dan menyuruh Dario duduk di ruangannya. Beberapa berkas dia berikan pada Dario
"Periksa dan beri kesimpulannya padaku" ujar Ares
Dario mengangguk. Dia membaca lembar demi lembar kertas yang diberikan ayahnya. Sesekali dia mengernyit, dan kemudian dia mengeluarkan sebuah pulpen dan kertas dari tas yang ia bawa. Dario menuliskan sesuatu yang ada di benaknya dan menutup map itu
"Kenapa?" Tanya Ares
Dario menggeleng pelan "berkasnya berantakan" ujar Dario
"Berantakan?"
Dario mengangguk "ada beberapa nominal yang tidak ada bukti pembeliannya. Entah dari mana nominal itu muncul" ujar Dario sambil menyodorkan berkas itu pada Ares
"Lalu ini" ujar Dario sambil menunjuk ke tulisan total keseluruhan keuntungan perusahaan di berkas itu
"Kalau di total jumlahnya tidak segini. Tapi kurang dari nilai itu" ujar Dario sambil menunjukan hasil coretannya di kertas
Ares mengangguk dan segera mengangkat telepon miliknya
"Siapkan pesawat, lima menit lagi saya kesana" ujar Ares
Setelah menutup teleponnya Ares menutup berkas itu dan memberikannya kembali pada Dario. Dario malah menatap heran ayahnya
"Pegang ini, ambil tas mu dan pakai mantelmu. Kita ke Andlesia" ujar Ares
Dario hanya bisa menghela pasrah dan mengikuti ayahnya keluar dari ruangan itu dan menuju ke parkiran dimana mobil dan pengawal sang ayah berada
Xav company building, Andlesia, 02 p.m
"Selamat siang sir" ujar si manajer
"Saya mau manajer keuangan segera ke ruangan saya" ujar Ares
"Baik sir" ujar manajer itu
Dario hanya melirik manajer itu sekilas sembari berjalan di belakang ayahnya. Matanya mengamati satu per satu anak buah sang ayah yang ia temui sepanjang perjalanan menuju ke ruangan sang ayah
"Ada apa?" Tanya Ares saat mereka sampai di ruangan Ares
Dario menggeleng "heran saja. Bagaimana bisa Dad punya pegawai yang tidak jelas seperti mereka?"
"Hm? Tidak jelas?"
"Iya, tidak jelas. General manajernya saja tidak jelas" ujar Dario
Ares sebenarnya cukup mengerti maksud dari ucapan putranya. Diam-diam dia tersenyum. Sepertinya dia cukup puas dengan hasil pendidikan putranya
"Kamu mau lanjut S2 atau tidak?" Tanya Ares
"Sedang dilanjut Dad. Percuma dad tanya itu sekarang" ujar Dario jujur
"Aku sudah, atau lebih tepatnya sedang menjalankan perkuliahan S2, dad. Hanya saja lebih santai dan sering melalui e-mail, atau video call"
Ares mengangguk. Satu hal yang lolos dari perhatiannya. Ternyata putranya sudah masuk S2. Ares duduk di kursi kebesarannya sementara Dario duduk di sofa dengan tenang sambil membaca lagi berkas di tangannya, memastikan tidak ada yang terlewat. Suara pintu terketuk menghentikan Dario dari kegiatannya. Ares menyuruh pegawainya masuk
"Permisi sir, ini manajer keuangannya" ujar manajer umum itu
"Duduk" titah Ares
Manajer dan manajer keuangan itu segera duduk di kursi yang ada di depan Ares. Ares meminta berkas yang ada di tangan Dario
"Coba jelaskan dari mana nominal ini muncul. Dan darimana total ini" ujar Ares pada bagian keuangan
"Emm... Sir, ini sudah ada di keterangan dan hasil scan bukti pembelian sir. Lalu, ini adalah total keseluruhan dari penjualan kita sir, dan ini keuntungan kita tahun ini" ujar Manajer itu dengan mantap
"Yakin? Tapi, dia tidak menemukan bukti pembelian dan total keuntungan berbeda dengan yang seharusnya" ujar Ares sambil melirik Dario
"Itu tidak mungkin sir, saya sudah mengechecknya berkali-kali" bela manajer itu
"Mengecheck berkali-kali? Maksud anda mengecheck bagian mana yang bisa diambil lagi?" Cibir Dario
"Apa-apaan! Anda jangan sembarangan menuduh!" Murka manajer keuangan itu
Dario menatap datar pria usia tiga puluhan itu. Dan hal itu justru membuat sang manajer keuangan murka
"Dari mana ucapan anda berasal? Ada bukti?" Tanya manajer keuangan
"Buktinya ada di berkas itu. Tidak ada bukti pembelian pada tanggal tersebut, tidak ada penjualan juga. Lalu, total keuntungan setelah dihitung semuanya tidak sesuai dengan jumlah yang tertulis"
"Berhenti menuduh!"
"Kapan saya menuduh?"
Kesal, pria itu mengambil apapun yang bisa diambilnya, dan benda itu adalah gelas kaca. Pria itu melemparkan gelas yang dia ambil kepada Dario di depan mata Ares
Pyarr!
Bugh!
Dario memegang sudut bibirnya yang sedikit sobek. Dia berhasil menghindari sambitan gelas, tapi gagal mengindari tinjuan sang manajer keuangan. Belum puas dia mengambil bingkai foto di meja Ares, seolah lupa Ares ada disana. Dia melayangkan bingkai itu ke arah Dario
"Enough!!!" Ujar Ares dengan nada dingin dan menusuk
Seketika tangan itu terhenti di udara
"Kau pikir siapa kau sampai berani memukulnya di depanku? Bahkan kau mengambil barang dari mejaku tanpa izinku!"
"Ma-maaf kan saya Sir..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...