Demi apapun! setelah kejadian yang menghebohkan KNU beberapa hari lalu, Lean kini justru seperti orang biasa yang tidak memiliki rasa kesal atau sedih atas pengkhianatan cintanya. Dia malah terlihat lebih santai dan sangat bebas
"Hai, Yo, Ren!" Ujar Lean dengan semangat
"Hai juga" jawab Ren
"Hn" jawab Dario yang tengah berkutat dengan catatannya
"Lo berdua kenapa? Nggak semangat amat! Masih pagi woi! Semangat!"
Ren dan Dario mendongak dan menatap Lean heran lalu, mereka berdua saling bertatapan dan akhirnya kembali menatap Lean
"Lo udah belajar?" Tanya Ren
"Hah?" Lean malah balik melongo
Dario langsung mendengus sembari menundukan kepalanya kembali membaca buku catatannya. Sementara Ren hanya menepuk dahinya dengan keras
"Denger ya mr. Varlean Rovert Koflain! Lo lihat tuh anak-anak lagi pada sibuk belajar! Mending lo juga belajar cepet!"
"Emang kenapa pake belajar biasanya juga nggak pernah!"
"Karena hari ini ujian dan pengawasnya itu bokapnya Luce sama bokapnya dia nih!" Ujar Ren sambil menunjuk Dario
Mata Lean langsung membulat sempurna
"Bangke! Kenapa nggak bilang dari tadi njing! Kan kalo lo bilang gue bisa baca dulu!" Omel Lean
Dengan sigap Lean duduk dan membuka buku catatannya, sekaligus membuka ponselnya untuk mendengar rekaman audio dari penjelasan dosennya. Suara sepatu yang beradu dengan lantai terdengar mendekati ruangan mereka, dengan menutup mata Dario menghafal bagian terakhir lalu, dia menutup bukunya bersamaan dengan Rayzen memasuki ruang kelas mereka disusul oleh Ares di belakangnya bersama dosen yang mengajar perlajaran itu
"Pagi sir" ujar anak-anak seangkatan Dario
"Pagi" jawab Rayzen
Rayzen duduk dikursi yang ada di depan kelas sementara dosen pengajar bersiap mengeluarkan soal ujiannya
"Masukan buku dan ponsel kalian ke dalam tas dan taruh tas kalian di loker!" Titah Ares
Dengan segera para mahasiswa melakukan yang diperintahkan oleh Ares. Selain menyuruh para mahasiswa meletakan tas di loker, Ares dan Rayzen juga memecahkan dan memberi jarak pada setiap mahasiswa agar tidak duduk dengan dempet atau dekat dengan sahabat mereka. Setelah selesai, Ares melangkah ke bagian paling atas dan paling belakang dari ruangan itu dan duduk disana
"Anjir!! Ini kok soal banyak bener, mana pake beranak lagi ini soal!" Gerutu Ren saat lembar soal sampai di mejanya
Ares mengamati Dario yang mengerjakan ujiannya dengan tenang. Bahkan sangat tenang. Ares menarik senyum di bibirnya saat melihat Dario sesekali menggaruk bagian belakang rambutnya, atau memutar-mutar pulpennya untuk mengingat jawaban soalnya
Ares melirik arlojinya dan menatap Rayzen dengan memberikan anggukan
"Waktu habis, kalian boleh keluar. Tinggalkan lembar soal dan jawaban kalian di atas meja"
..........
"Anjay! Soalnya susah banget" gerutu Ren
Dario hanya diam dan memejamkan matanya guna mengistirahatkan otaknya yang panas lantaran soal ujian terlalu sulit. Sementara Ren dan Lean sibuk memakan makanan mereka
"Hai..." Sapa Kellyn pada Ren
"Hai Lyn" ujar Ren
"Lex?" Panggil seseorang dan Dario langsung membuka matanya untuk menatap seseorang yang memanggilnya
"Kenapa?" Tanya orang itu. Dario tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya
"Nggak pa-pa. Gue cuma pusing pasca ujian"
"Oh"
"Lo nggak pesan makanan?"
"Nanti saja"
"Gue mau beli minum siapa yang mau nitip?" Tanya Lean
Dengan segera Dario, Ren, Kellyn dan Sharron mengangkat tangan. Ya, orang yang memanggil Dario tadi adalah Sharron
"Buset! Nitip semua! Ya udah cepet pesan apa?"
"Ice tea 2" ujar Ren
"Aku Lemon tea aja kak" ujar Kellyn
"Cappuccino" ujar Dario
"Lo mau apa Sharron?" Tanya Lean
"Orange juice aja"
Lean pergi dan sepuluh menit kemudian kembali dengan nampan berisi pesanan teman-temannya
"Jadi, kalian udah pacaran?" Tanya Lean pada Sharron dan Dario
Yang ditanya justru tersedak minuman mereka sendiri
"Lah?" Ujar Lean heran
"Shut up!" Ujar Dario
"Kan gue penasaran"
"Shut up!"
"Oke, gue anggap udah!"
"Lean!" Bentak Dario
Dario menarik tangan Sharron dan segera beranjak dari kantin. Mereka berjalan menuju Rooftop
"Sorry" ujar Dario
"Nggak pa-pa kok"
Mereka duduk disana dalam diam sampai akhirnya
"So, we are-" ujar mereka bersamaan
Mereka terkekeh
"So, menurut lo kita ini masuk katagori apa?" Tanya Dario
"Terserah bagaimana mereka menyebutnya. Yang terpenting gue nyaman sama lo"
"Lo nggak mau ganti status?" Tawar Dario
Sharron menggelengkan kepalanya "lebih nyaman begini aja. Nggak usah ada status yang bikin ribet"
"Jadi, lo mau kita tetep jadi teman aja?"
Sharron mengangguk mantap
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...