58. Heart Beat

10.6K 548 9
                                    

Setelah pengakuan dosa dari Daverick dan juga permintaan bantuan dari sahabat baiknya itu, Dario dan teman-temannya kembali dikejutkan dengan kemunculan Jeanna sepupu Daverick yang selama ini berkuliah di Celztia. Dario bisa melihat seberapa besar Daverick menyayangi adik sepupunya itu

"Kita nginep disini?" Tanya Ren pada Daverick

"Terserah" jawaban dari sang pemilik rumah disambut baik oleh keempat orang disana. Pasalnya, Dario sendiri malas untuk pulang ke mansion ayahnya

Daverick bilang dia akan mengambil pakaian dulu di rumah mansion ayahnya lalu dia akan tidur di kamar yang ada di lantai tiga. Dario dan ketiga temannya melangkahkan kaki mereka di sepanjang lorong lantai dua

"Mampus gue!" Ujar Ren saat mereka mendengar suara desahan dari kamar milik Daverick walau secara samar-samar

Dario hanya bisa menggelengkan kepalanya dan buru-buru berjalan mengambil kamar yang paling jauh dari kamar Daverick

"Anjing! Gue dapet di sebelah dia lagi!"gerutu Nathan saat melihat teman-temannya sudah kabur memasuki kamar-kamar kosong yang cukup jauh dan sialnya, Nathan menjadi orang terakhir yang terpaksa tidur di kamar yang tepat bersebelahan dengan kamar Daverick

Pagi-pagi Daverick berangkat setelah mengancam Dario dan ketiga temannya untuk menyuruh Lean menghubungi Daverick lantaran sudah berani menodai sepupu tercintanya

'Mampuslah lo Lean!' Batin Dario membayangkan nasib sahabatnya itu

Dario masih berada di mansion Daverick sebelum dia berangkat siang nanti ke Andlesia. Ren mengajak Dario sarapan bersama di mansion itu

"Gimana Elethea?" Tanya Nathan

Dario mengernyit menatap Nathan "gue gak tahu. Dia kan pacar lo"

"Lah? Lo kan sepupunya"

"Gue gak serumah sama dia. Mana gue tahu"

Nathan diam dan kembali melanjutkan acara makannya. Dario mengernyit saat mendapat panggilan dari Cello

"Sorry" ujar Dario pada ketiga temannya sebelum dia beranjak dari kursinya

"Alexander speaking" ujarnya saat mengangkat panggilan itu

"Lalu? Kemana dia?"

"Hn. Baiklah. Nanti sore aku sampai disana. Urus saja dulu"

"Pastikan dia dalam pengawasan kalian"

Dario mengakhiri panggilan itu dan menghela napasnya. Dia merasa heran dengan gadis yang sudah berhasil mencuri perhatian dan hatinya. Bagaimana bisa gadis itu begitu keras kepala?

.........

"Dimana dia?" Tanya Dario pada anak buah Cello

Dario baru saja menginjakan kaki di bandara Andlesia. Dia menyuruh Gael dan Winson juga Gavel untuk segera menyiapkan pesawat ke Andlesia tepat setelah dia mengakhiri panggilan dari Cello

"Xander" panggilan yang amat Dario kenali membuat dia menoleh dan menemukan gadisnya tengah berdiri di belakangnya

"Kenapa kesini?" Tanya Dario

"Bosan di apartment. Aku masih belum boleh keluar?"

"Tanganmu belum sembuh Caroline"

Caroline memajukan bibirnya dan menggembungkan pipinya. Dario hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia memilih mengajak Caroline pergi dari sana

"Caroline..." Dario membuka percakapan setelah mobil miliknya melaju keluar dari bandara

"Hm?"

"Apa yang kamu lakukan saat aku tidak di Detro?"

"Aku..." Dario melihat perubahan tingkah Caroline

"Aku... Mencari tahu tentang dirimu"

Dario tidak terkejut. Cello sudah memberitahunya tadi. Dario menghela napasnya

"Apa yang kamu temukan?"

"Hm?" Caroline menatap Dario heran. Dia pikir Dario akan marah tapi, ternyata Dario malah menatapnya dengan lembut

"Apa yang kamu temukan ms. Caroline?"

"Aku menemukan biodatamu, bisnis ayahmu, siapa musuhmu"

"Siapa musuhku?"

Caroline mengangguk

"Bagaimana kamu tahu?"

"Rahasia. Yang jelas aku sudah cukup terlatih untuk itu" ujarnya

Dario mengangguk paham. Dia memilih diam dan menatap keluar jendela

"Xander" panggil Caroline

"Hm?"

"Aku menemukan fakta kalau Damien dihabisi dengan sangat sadis. Begitu juga orang-orang yang menyerangku kemarin"

Tak ada tanggapan apapun dari Dario

"Xander.... Apa kamu yang menghabisi mereka?" Tanya Caroline hati-hati

"Ya" jawab Dario singkat

Mata Caroline membola. Dia terkejut mendengar jawaban Dario

"Kenapa?" Tanya Caroline

"Because they hurts you"

Caroline kembali dibuat terkejut dengan ucapan Dario. Siapa yang menyangka, seorang Dario mengotori tangannya sendiri untuk membunuh orang yang menyakitinya?

"Mereka membuatmu terluka Caroline, dan aku tidak suka itu. Mereka menyentuhmu! Aku tidak suka gadisku disentuh dan dilukai oleh mereka"

Bolehkah Caroline merasa tersanjung? Karena dia sudah sangat tersanjung mendengar ucapan Dario

'For the God sake! Why my heart beating so hard?'

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang