Jika orang bilang jatuh cinta membuat orang berubah, maka Dario menjadi orang pertama yang mengakuinya. Dia mengakui sifatnya sedikit berubah karena keberadaan Sharron di dekatnya. Seperti sekarang, Dario rela menunggu di bawah terik matahari hanya demi menjemput seorang Sharron walaupun dia sedang libur kuliah...
"Hai..." Panggil Sharron dengan senyum cerah di bibirnya
"Hai" sapa Dario singkat
Dario membukakan pintu mobil bagi Sharron. Setelah Sharron masuk ke dalam mobilnya dan dirinya sudah menutup pintu mobil itu, Dario berjalan mengitari mobilnya dan masuk ke kursi pengemudi
"Mau kemana kita?" Tanya Sharron saat mobil itu mulai melaju
"Ke mall? Atau resto? Kita makan siang dulu"
"Resto saja lah"
Dario mengangguk dan segera melajukan mobilnya menuju resto terdekat. Dario membukakan pintu bagi Sharron dan mengulurkan tangannya. Mereka memasuki restoran itu dengan tangan saling bertautan
"Untuk berapa orang tuan?" Tanya seorang pelayan pada mereka
"Ruang VIP kosong?" Tanya Dario
"Kosong tuan"
"Ruang VIP saja kalau begitu"
"Baik tuan. Mari saya antar"
Pelayan itu mengantar Dario dan Sharron ke ruang VIP. Dario sebenarnya hanya kesal dengan tatapan para gadis dan wanita di restoran itu yang menatapnya seolah akan menelan dia hidup-hidup. Memilih aman dan makan tanpa gangguan, Dario memutuskan ruang VIP saja untuk makan siang
"Mau pesan apa tuan?" Tanya pelayan itu lagi
Dario melirik Sharron "kamu pesan duluan" suruh Dario
Sharron mengangguk dia membuka buku menu dan memilih makan siangnya
"Saya pesan nasi goreng seafood dan juga cream soup, minumannya saya pesan chamomile tea saja"
"Baik nona. Tuan pesan apa?" Pelayan itu beralih menatap Dario
"Carbonara fettuccine, cappuccino, earl grey tea, lemon cheese cake, coffee cake, dan salad untuk menu pembuka"
Pelayan itu mencatat pesanan Dario
"Saya ulang lagi pesanannya, 1 nasi goreng seafood , 1 cream soup, 1 carbonara fettuccine. Minumannya 1 chamomile tea, 1 earl grey tea, 1 cappuccino. Penutupnya 1 lemon cheese cake, 1 coffee cake dan pembukanya 2 salad"
Dario mengangguk
"Mohon ditunggu pesanannya, saya permisi" ujar pelayan itu sambil membungkuk dan mengambil buku menu sebelum dia beranjak dari ruang VIP itu
"Itu nggak kebanyakan Lex?" Tanya Sharron
"Nggak. Kan itu porsi dua orang"
"Iya sih..."
Makan datang, mereka mulai menyantap makanan mereka dengan teratur. Dimulai dari salad dan minuman mereka, setelah salad mereka habis, menu utama mereka datang, setelah menu utama selesai mereka makan, pelayan datang membawa hidangan penutup. Makan siang yang cukup mengenyangkan. Dan cukup menguras kocek juga. Untung saja hal seperti itu bukan masalah bagi Dario. Selain karena dia masih suka ikut dalam beberapa balapan liar, dia juga punya penghasilan dari cafe milik Daverick. Dario menaruh sedikit uangnya dalam cafe itu sebagai investor. Dan sekarang, setiap bulan Dario akan mendapat sepersekian persen dari keuntungan cafe itu
"Mau kemana lagi?" Tanya Dario
"Ke taman saja. Kita jalan-jalan"
Dario mengangguk. Mobilnya ia lajukan menuju taman dan mereka berjalan santai di taman itu. Mereka membeli ice-cream dan memakannya sambil berjalan
Dengan iseng, Sharron mencoel pipi Dario menggunakan telunjuknya yang berlumur ice cream
"Sharron!" Ujar Dario kaget saat benda dingin itu menyentuh pipinya
Sharron terkekeh geli. Dia segera berlari menghindari Dario. Puas bermain kejar-kejaran sampai ice cream mereka habis, kini mereka duduk disisi danau buatan dan mendengarkan alunan musik dari ponsel Sharron. Dario dulu tidak suka mendengar musik dengan genre cinta, menurutnya lagu itu agak menganggu. Tapi, kini Dario malah terkekeh mendengar tiap lirik yang berputar di lagu itu (lagunya di mulmed ya...)
"Sudah sore. Balik yuk" ajak Sharron
Dario mengangguk. Dia berdiri dan berjalan bersama Sharron menuju mobilnya. Dia bahkan mengantar Sharron sampai ke depan rumah anak itu dan dia pun segera pulang ke rumahnya setelah mengantar Sharron. Baru saja Dario masuk ke dalam garasi di rumahnya dan sebuah pesan masuk ke ponselnya
Sharron: thanks boneka bear-nya
Dario tersenyum tipis sebelum menuliskan jawaban untuk pesan Sharron
Lex: bear? Bear apa?
Sharron: teddy bear warna pink itu loh! Emang bukan dari kamu?
Lex: aku nggak tahu
Dario terkekeh ketika gadis itu langsung menelponnya dan meneriaki dirinya. Gadis itu mengancam akan membuang boneka darinya
"Iya-iya. Sudah ya. Aku masuk ke rumah"
"Hn. See you"
Dario terkekeh geli mengingat gadis itu mencak-mencak di telepon hanya karena sebuah boneka
"Dasar perempuan!" Gumam Dario
Dario keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki rumahnya. Dia meletakan kunci mobil di lemari dekat pintu garasi dan segera naik ke kamarnya. Dario meletakan dompetnya di laci dan arlojinya di lemari koleksi miliknya, lalu dia segera pergi mandi
"Perempuan itu unik..." Gumamnya
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...