"Damn!!" Dario hanya bisa mengumpat
Berada di tengah pelabuhan Kanzpia yang sangat sepi, tergantung di atas sebuah alat berat dengan tangan terikat dan kaki yang diikatkan pada batu besar, ditambah luka di kepalanya yang masih belum sembuh! Mungkin inilah yang dinamakan sudah jatuh tertimpa tangga dikejar orang gila dan masuk ke parit
"Lo tahu apa yang bokap lo lakuin ke gue?!"
Dario terdiam. Dia memang sengaja memasang wajah datarnya. Dario bersumpah tidak akan memasang ekspresi apapun di depan orang ini, seniornya. Bahkan jika dia disiksa sekalipun
"Jawab njing!!!" Pria itu memukul Dario dengan kayu pemukul baseball
Dario masih diam. Mulutnya terkunci rapat. Meski rasa sakit mulai menjalar di sekitar perutnya
"Dia! Bokap lo yang sialan itu! Dia sudah mengeluarkan gue dari kampus dan memecat bokap gue!!!"
Dario cukup terkejut. Dia tidak menyangka kalau ayahnya akan mengeluarkan senior di depannya ini dan memecat dekannya. Dario menyunggingkan senyum meremehkan terbaiknya
"Sialan!!" Sang senior memukul Dario kembali sekuat tenaga. Bukan satu kali tapi berkali-kali
"Uhukk!!" Dario menyemburkan darah segar dari mulutnya yang justru membuat sang senior semakin giat memukulinya
Andai saja sang senior tahu apa yang akan terjadi padanya jika pangeran Dimitry itu terluka, mungkin dia tidak akan melakukannya... Ya mungkin...
Dario mengernyit saat dia merasa sesuatu menusuknya dari dalam
'Jangan bilang tulang rusuk gue patah! Hell! Gue kayak si Lucifer aja kalau sampai bener patah tulang!!' Batin Dario
Bugh!!
Satu lagi pukulan itu mengenai dadanya, membuatnya kembali menyemburkan darah segar
'Sial! Kenapa disaat seperti ini orang-orang Dad lama sekali muncul!!' Gerutu Dario dalam hati tapi kemudian, dia menyadari justru orang-orang yang membantu seniornya adalah anak buah ayahnya
'kan, mereka berkhianat lagi... Udah gue bilang juga, pakai aja anak buahnya Ardlan, biar nggak dikhianatin terus' gerutu Dario dalam hati
Tangan Dario mencoba membuka ikatan di tangannya namun nihil, bahkan tali itu tidak melonggar sama sekali. Yang ada Dario merasakan perih di sekitar pergelangan tangannya. Jika saja mereka mengikat tangan Dario dengan borgol, Dario akan dengan senang hati mematahkan salah satu jari tangannya untuk keluar dari borgol itu. Tapi ini, adalah seutas tali tambang yang diikat sangat kuat. Walau Dario mematahkan seluruh jarinya pun dia tidak akan bisa keluar dari ikatan tali itu
"Percuma! Lo nggak bakal bisa lolos!!" Ujar si senior
Tiba-tiba saja tangan si senior terangkat ke udara. Lalu, si senior dengan santainya menurunkan tangan itu. Bersamaan dengan tangan si senior yang turun, Dario dilepaskan begitu saja dari atas alat berat itu dan melesat turun ke dalam air dengan batu yang memberatkannya
"Hmm!!!"
Dario hanya bisa mengambil napas sebanyak yang dia bisa. Dengan sekuat tenaga Dario menggoyangkan tangannya demi agar bisa terlepas. Sebuah ide terlintas di otaknya. Mendislokasikan sendi di bahunya. Dengan cara itu Dario bisa memutar tangannya dari yang terikat di belakang menjadi ke depan. Tapi, percuma karena dengan bahu yang seperti itu dia tidak bisa menggerakan tangannya dan tidak bisa membuka ikatan di kakinya
'Yang bener aja! Gue harus berakhir sekarang?' Pikir Dario
'Mending nggak usah tobat! Biar gue lama matinya!'
Dario menyerah dia sudah tidak kuat lagi menahan napasnya. Sedikit demi sedikit udara yang dia simpan keluar
'Damn! Gue belum pengen mati! Gue aja belum hajar si Lucifer! Erika masih sedih dan belum bahagia!!'
"Engghh!" Habis sudah udara yang Dario simpan
Udara itu berganti dengan air laut yang masuk ke mulut Dario
'Shit!!'
Mata Dario semakin memberat dan menutup. Badannya semakin turun menuju dasar laut. Meski begitu Dario masih berusaha sadar, sampai akhirnya dia melihat bayangan dua orang yang berenang ke arahnya
'Dad? Is that you?' Dario merasakan badannya meringan lalu, semuanya menjadi gelap
"Alex!" Ares menepuk-nepuk pipi Dario
Kulit anak itu memucat, suhu tubuhnya menurun derastis. Tangan Ares masih menepuk-nepuk pipi Dario. Tidak peduli dengan badannya yang basah kuyup dan angin malam yang semakin membuat badannya kedinginan, Ares terus memanggil Dario
"Alex! Bangun!!"
Ares merobek kasar baju rumah sakit yang di pakai Dario. Dia meletakan telinganya di dada Dario
"Shit! Alex!" Ares mengumpat. Telinganya nyaris tidak mendengar detakan jantung Dario
Ares baru saja akan menekan dada Dario namun, tangan Ares terhenti tepat sebelum dia menekan dada Dario. Patah. Ares merasakan tulang rusuk Dario patah tepat di dekat jantungnya
"Alex..." Lirih Ares
"Kapan ambulancenya sampai?!!" Maki Ares
"Alexander, please hang on... Just a little while... Hang on" Ares mengusap pipi Dario yang sangat dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
JugendliteraturSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...