Three weeks later. Zet airport, Kanzpia
"Jangan lupa makan! Jangan seperti ayahmu yang gila kerja!" Dario hanya bisa terkekeh saat mendengar pesan terakhir ibunya untuknya
"Iya mom. Tenang saja. Aku akan berkunjung ke rumah nanti"
Kanaya memeluk putranya dan mencium kening sang putra dengan sedikit berjinjit, mengingat putranya cukup tinggi sekarang. Dia sebenarnya tidak rela melepaskan putra sematawayangnya keluar negeri. Tapi, mau bagaimana lagi? Bisnis di kota Vicel dan hampir seluruh negara Kanzpia memang sudah padat
"Tenang saja mom. Aku pasti akan sering menghubungi Mommy" hibur Dario saat melihat raut sedih ibunya
Kanaya tersenyum sendu mendengar ucapan putranya
"Lagi pula mom, Alex rasa begini juga bagus. Jadi, mom bisa ikut dengan dad lagi untuk meninjau perusahaan milik Daddy. Dan Mommy juga bisa mengatur kembali laporan yang berantakan itu. Juga membuat Daddy memecat pegawainya yang korup dan tidak jelas itu" ucap Dario
Kanaya terkekeh dengan sangat geli. Ares sendiri hanya bisa menatap kesal putranya. Dario melepaskan pelukan ibunya dan beralih memeluk ayahnya
"Aku hanya bercanda dad. Daripada mom menangis lebih baik mom tertawa kan?" Bisiknya di telinga Ares
Ares hanya menggumamkan "hn" sebagai jawaban. Dario melepaskan pelukannya dan tersenyum kecil
"Kunjungi Alex, kalau Mommy dibawa Daddy ke Andlesia" pinta Dario
"Pasti sayang. Mom pasti akan mengunjungimu"
Dario tersenyum lagi. Dia segera berjalan menjauh memasuki ruang boarding ketika pemberitahuan tentang pesawatnya terdengar. Jangan bertanya kenapa tidak naik pesawat pribadi!? Karena, naik pesawat komersial adalah permintaan Dario sendiri
.......
Detro city, Andlesia. 10 p.m
Dario mengulet saat dirinya sampai di penthouse miliknya. Ya miliknya. Karena Dario memang membeli penthouse itu dengan uangnya sendiri dan juga membeli sebuah ruko untuk dia jadikan awal bisnisnya. Dan itu juga menggunakan uang tabungannya sendiri. Ares hanya menitipkan sejumlah uang pada Dario sebagai investasinya
"Now, let's see what should I do?" Ucapnya saat dia sudah merapikan barang-barangnya di kamar
Dario memutuskan memeriksa dapur dan membuka setiap lemari juga kulkas disana. Bahan makanannya sudah tersedia dengan lengkap. Dario membuat secangkir kopi dan membawa kopi itu menuju ke ruang kerjanya. Dia membuka map yang berisi data-data dan daftar barang yang dia perlukan untuk bisnisnya
"Five days" gumamnya
"Tempat udah ada... Perabot juga udah"
"Okay, tinggal cari karyawan, petugas keamanan dan persiapan pembukaan"
Dario menguap sekilas dan berjalan masuk ke kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang. Sedikit meringis karena lukanya yang terbentur dengan kasurnya
"Lupa, kan!" Ujar Dario
Dario bangkit dan berjalan menuju ke kamar mandi. Dia membuka laci disana dan mengambil obat di laci itu. Dario mengganti sendiri perbannya dengan susah payah. Terlebih untuk bagian punggungnya
"Susah bener!" Gerutu Dario
Berkutat di kamar mandi selama dua puluh menit Dario kembali ke ranjangnya tanpa mengenakan atasan dan langsung berbaring serta memejamkan matanya. Baru lima menit Dario memejamkan matanya, ponselnya sudah bergetar. Mau tidak mau, Dario mengangkat panggilan itu dengan mata setengah terbuka
"Alexander speaking..." Ucapnya
"Alex, mumpung kamu di Andlesia, tolong pimpin meeting dengan Zeve corp. besok"
"Hah?" Heran Dario saat mendengar ucapan dari orang yang menelponnya
Dario menjauhkan ponsel dari telinganya dan melihat nama yang tertera di ponselnya
Daddy
Dengan segera mata Dario terbuka lebar. Kantuknya langsung hilang. Dario langsung bangkit dan meringis perih setelahnya
"Sorry dad, tadi dad bilang apa?" Tanya Dario setelah dia duduk di atas ranjangnya
"Gantikan Daddy, memimpin rapat dengan Zeve corp. besok"
"Besok? Dad, Alex kan-"
"Urus itu setelah rapat Alex"
Dario hanya bisa menghela pasrah
"Jam berapa Dad?" Tanya Dario
"Jam sembilan pagi"
"Okey, Alex mengerti"
Dario meletakan ponselnya setelah sang ayah memutus panggilan mereka. Dia memandang ke arah jendela dan menghela napas
"Nah kan disuruh Rapat..." Ujarnya
Dario membaringkan badannya kembali dan memilih tidur agar bisa menjalankan tugas dari ayahnya
......
"Terima kasih, kamu sudah menjelaskan dengan sangat baik mr. Alex" ujar sekretaris dari Zeve corp.
Dario hanya tersenyum singkat
"Saya permisi kalau begitu mr., Good afternoon"
"Good afternoon"
Dario melihat klien ayahnya pergi. Dengan cepat Dario berbalik dan bertanya pada general manajer disana
"Tidak ada rapat lain lagi kan?"
"Tidak ada sir"
Dario mengangguk. Dia langsung pergi meninggalkan perusahaan ayahnya dan melajukan mobilnya menuju ruko di pusat kota Detro
"Sir Alex" panggil pekerja yang bertugas mendesign ruangan ruko itu
"Bagaimana?" Tanya Dario
"Tempat ini sangat luas dan cukup untuk menjadi club"
Dario mengangguk
"Sir, tempat ini akan diberi nama apa?"
"Le Ciel"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...