76. Alexander's Guest

11.1K 507 3
                                    

Caroline berjalan di sisi Dario, sesekali mereka tersenyum. Terkadang Caroline mengeluarkan candaannya pada Dario begitu pula sebaliknya

"Mau makan malam apa hari ini?" Tanya Caroline

Dario diam sejenak. Mereka memang sedang berada di salah satu supermarket di sekat penthouse milik Dario untuk membeli bahan makanan yang mulai habis

"Apa ya?" Pikir Dario heran

"Mmm... Pasta saja" pilih Dario akhirnya

Caroline mengangguk dan segera memilih beberapa bahan untuk membuat pasta. Dia juga membeli beberapa buah untuk camilan mereka. Sedikit snack dan minuman ringan juga sebotol red wine

"Mau beli wine?" Tanya Dario saat tangan Caroline sudah menggenggam botol wine itu

"Hn" gumam Caroline

Seusai berbelanja mereka berjalan pulang. Tangan mereka berdua masih saling bertautan dan hal itu justru memancing kemarahan seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh. Seseorang yang tidak menyukai senyuman di wajah Caroline

"Oh iya, Honey?" Panggil Caroline kepalanya dia sandarkan di lengan Dario

"Hm? Ada apa?" Tanya Dario sambil menundukan kepalanya untuk menatap sang gadis

"Apa mereka sudah menemukannya?"

Dario menggelengkan kepalanya. "Belum. Tapi, tenang saja. Kita akan menemukannya, baby. Akan dan pasti ditemukan"

"Aku percaya padamu. Lagi pula, siapa yang bisa melarikan diri dari seorang Alexander?"

Dario tersenyum. Dia mencium puncak kepala gadisnya. Dalam hati dia bersumpah akan menemukan pelaku gila. Mungkin dia harus berterima kasih padanya? Karena perbuatan konyolnya itu dia bisa memiliki Caroline seutuhnya. Tapi, tetap saja rasa bersalah itu tidak sedikit pun hilang dari Dario. Dia menyesal benar-benar menyesal. Dan dia akan menghabisi orang yang sudah membuat dirinya melakukan hal sekeji itu pada Caroline-nya

'I'm feeling satisfied but guilty as hell!' Batin Dario ketika dia mengingat kejadian itu

"Honey... Ayo makan! Makan malam sudah siap" panggil Caroline dari dapur

Dario muncul dari ruang tamu dengan memakai kemeja hitam yang lengannya dia gulung sebatas siku. Caroline tersenyum ketika Dario sempat berhenti di sebelah kursinya dan mencium ubun-ubunnya dengan lembut sebelum Dario beranjak ke kursinya dan duduk disana

"Bon appetite" ujar Caroline

Mereka menghabiskan makan malam mereka dan merapikan meja makan itu setelahnya. Atau lebih tepatnya Dario merapikan meja sementara Caroline mencuci piring kotor. Selesai dengan hal itu, Dario memilih membersihkan badannya

"Sudah selesai?" Tanya Caroline saat Dario keluar dari kamar mandi dengan bathrobe di badannya dan handuk kecil di atas kepalanya

"Hn"

Caroline tersenyum dan menyuruh Dario mendekat ke arahnya. Dario menurut, dia menghampiri Caroline yang sedang duduk di atas ranjang dengan kaki menjuntai ke lantai. Dario duduk di lantai, badannya berada diantara kaki jenjang Caroline. Caroline sedikit terkekeh saat Dario memeluk lutut kanannya dan menyandarkan dagunya disana. Tangan Caroline bergerak untuk mengeringkan rambut Dario

"Jangan tertidur sambil duduk di lantai! Nanti kamu sakit" ujar Caroline yang dibalas deheman oleh Dario

"Sudah selesai. Ayo pindah!" Suruh Caroline

Dario berdiri dan melepas bathrobe-nya lalu, naik ke atas ranjang. Caroline hanya bisa menggeleng pasrah

"Dasar! Seperti anak kecil saja!" Ujarnya lantaran dia melihat Dario tidur dengan keadaan shirtless dan hanya memakai boxer

Caroline menarik selimut untuk menyelimuti Dario yang sudah pulas itu. Dia ikut berbaring menghadap ke wajah tampan Dario. Bibirnya tersenyum kecil dan tangannya mengusap rambut cokelat muda milik Dario

"Eh!" Pekik Caroline. Dario tiba-tiba saja bergeser ke arahnya dan memeluk manja pinggang Caroline. Kepalanya bergelung nyaman di dada Caroline

"Benar-benar seperti anak kecil" bisik Caroline sambil mengusap rambut Dario dengan lembut

"Have nice dreams honey" bisik Caroline lagi

..........

Le Ciel, 8 p.m.

"Miss" panggil Gael pada Caroline

"Ya?"

"Miss mau mengantar dokumen?"

Caroline mengangguk. "Ada apa?" Tanyanya

"Sir, kedatangan tamu. Seorang perempuan"

"Sudah lama?"

"Baru saja"

Caroline mengangguk. Dia tetap melangkah dan mengetuk pintu ruangan Dario sebelum dia masuk ke dalam

"Apa aku mengganggu?" Tanya Caroline saat kedua orang yang ada di depannya. Dan saat itu juga Caroline tahu siapa tamu Dario

"Tidak. Ada apa sweetheart?" Tanya Dario

Caroline berjalan mendekati Dario dan menyodorkan dokumen keuangan pada Dario

"Hanya mengantar dokumen"

Dario mengambil dokumen itu dan meletakannya di meja

"Lex, aku perlu bicara denganmu" ujar sang tamu

"Silahkan" jawab Dario sekenanya

Wanita itu menatap Caroline dan Caroline langsung paham arti tatapan itu

"Saya permisi" ujarnya sambil melangkah menjauh

"Eh?" Kaget Caroline. Dario menahan dirinya, menggenggam pergelangan tangan Caroline dan menarik gadis itu sampai Caroline bersandar di badan tegapnya

Dario bersandar pada meja kerja di belakangnya, malah dia duduk di tepi meja itu dengan Caroline berdiri diantara kedua kakinya. Tangan kekarnya memeluk pinggang Caroline

"Dia tetap disini! Bicara saja kalau kau mau bicara" ujar Dario sambil mencium pipi Caroline

"Lex!" Bentak wanita itu yang justru membuat Dario menatapnya dengan tajam

"Apa? Kau mau bicara, kan? Bicara saja. Kami mendengarkan" ujar Dario santai. Bibirnya tidak berhenti mengecupi pipi, rahang bawah, leher, perpotongan leher, sampai bahu Caroline. Dan hal itu membuat Caroline menahan napasnya dan menggigit pelan bagian dalam bibir bawahnya, serta menutup matanya sesaat sampai tudingan itu terdengar olehnya

"Aku tidak mau wanita itu disini! Siapa dia sampai dia harus disini saat kita berbincang?! Wanita murahan itu tidak berhak ada disini!!! Dia hanya mengganggu saja. Pelacur itu ti-"

Prangggg!



[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang