Caroline diam sambil menatap jendela besar kamarnya. Dia baru saja mengirimkan tugas terakhirnya. Sesuai perjanjian dia sudah bebas dari boss-nya. Belakangan ini Caroline sedikit mual dan mudah lelah. Entah karena stress atau apa tapi, seluruh badan Caroline terasa lemas. Iseng-iseng Caroline membuka ponselnya dan terbelalak setelahnya
"Ini udah lewat tanggalnya, kan?" Gumam Caroline saat melihat tanggal di ponselnya
Dengan secepat kilat Caroline memasuki kamar mandinya menggeledah tiap lemari dan laci di wastafel kamar mandinya
"Aaahhh..." pekik Caroline dengan tangan menutup mulutnya tidak percaya
Caroline merasa sangat senang. Sangat teramat senang dan akan memberikan kesenangannya pada suaminya saat pria tampan itu pulang. Suara pintu yang terbuka membuat Caroline tersenyum tidak biasanya Dario pulang cepat
Brakk
"Honey..." Sambut Caroline dengan senyuman di wajahnya
"Aku punya kabar gembira buat kamu" ujarnya lagi masih dengan senyum di wajahnya
Srakk!
Dario tidak membalas ucapan Caroline, dia justru melemparkan amplop cokelat ke arah Caroline. Tidak tertangkap, amplop itu terjatuh dan isinya berserakan di lantai. Caroline heran dengan kemarahan Dario yang mendadak, dia menundukan wajahnya dan melihat lembaran foto yang berserakan disana
"A-aku bisa jelasin" ujar Caroline
"Jelasin? Jelasin apa?! Jelasin kalau kamu selama ini masih jadi secret agent dan mencari cara untuk mematai-matai aku?! Apa sudah kamu dapatkan apa yang kamu cari?!!! Kapan kau akan membunuhku?!! Jawab!!!!" Bentak Dario
Nada bicara Dario yang begitu keras dan dingin membuat Caroline tergugu kaku. Dia hendak menjelaskan tapi, hal tak terduga justru dia dapatkan
"Kalau buat kamu hubungan ini cuma permainan kamu saja, lebih baik cerai saja!! Menyesal aku sudah begitu percaya padamu!!! Membuang-buang waktuku saja!!!"
Sakit. Rasanya sangat menyakitkan. Bahkan Dario belum mendengarkan penjelasan Caroline. Dario menatap Caroline dengan tatapan dingin seolah tidak dapat tersentuh oleh siapa pun
"Aku nggak begitu. Aku tidak pernah mengkhianati kamu. Sungguh aku tidak pernah membohongi kamu"
Dario berdecih. Dia berubah menjadi sangat menakutkan menurut Caroline. Dan hal berikutnya yang terjadi adalah Dario menidurinya dengan paksa dan kasar, seolah melampiaskan semua kekesalannya dan melemparkan sejumlah uang ke atas Caroline setelah dia selesai lalu, Dario meninggalkannya di mansion itu
"Perempuan rendah! Kau tidak ada bedanya dengan jalang!!!!"
Caroline menangis. Badannya remuk tapi, hatinya lebih remuk. Perlakuan kasar suaminya melukai bukan hanya fisik tapi hati Caroline
"Sakit Xander..." Lirih Caroline
Caroline bangkit dan beranjak dari ranjangnya. Dia hanya berharap tidak akan terjadi hal buruk pada nyawa di perutnya yang baru saja bertumbuh. Caroline memasuki kamar mandi dan mengguyur dirinya di bawah shower
"Maafkan Daddy ya. Dia tidak bermaksud melukaimu" ujar Caroline pelan sambil terisak
Seusai mandi Caroline memakai pakaiannya dan keluar dari kamarnya. Mansionnya sepi. Sepertinya Dario menarik semua pegawai dan pengawalnya. Meninggalkan Caroline sendirian disana
"Kenapa kamu tidak percaya padaku? Bukankah kita sudah berjanji?" Lirih Caroline
Caroline duduk di sofa. Menunggu Dario kembali ke rumah mereka dan pria itu tidak kunjung kembali. Melewatkan makan malam, Caroline tertidur di sofa. Sampai pagi menjelang, Dario tidak juga kembali. Caroline terbangun. Dia sadar tidak ada siapa pun selain dirinya disana
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...