"Okey..." Jawab Lean yang membuat Kellyn gergetan ingin menabrakan kepala Lean ke dinding terdekat
"Diri!" Suruh Lean pada wanita itu
"Hah?"
Lean tersenyum dengan sangat manis dan membelai pipi wanita di pangkuannya
"Vella baby... My sweet lady..." Ujar Lean setengah berbisik di telinga wanita itu, membuat wanita itu menggeram pelan
"Get up!" Suruh Lean
Wanita itu menurut, dia berdiri. Dengan segera juga Lean berdiri dan menggandeng tangan wanita itu. Vella, begitu semua orang kampus memanggil wanita itu. Lean sejak tadi melihat ada sesosok pria yang baru memasuki kantin kampus karena itu, Lean menyuruh Vella berdiri
"Hey dude!" Panggil Lean pada pria yang baru masuk itu
Pria yang masih membawa bola basket itu berhenti dan berbalik
"Peliharaan lo ketinggalan!" Ujar Lean santai
"Peliharaan?" Tanya pria itu
Lean mendengus dengan senyum jengkel di wajahnya. Lean mengangkat tangannya yang menggandeng Vella
"Iya, peliharaan lo!" Ujar Lean
"Sayang... Maksud kamu apa sih?" Tanya Vella
"Maksud aku?" Tanya Lean masih dengan senyumnya
Lean melemparkan Vella ke arah pria itu
"Itu maksud gue! Sudah paham, Vella Geraldine?"
"Apa sih sayang? Kok kamu kasar banget sama aku?" Sungut Vella
Tiba-tiba saja Lean terbahak dengan keras membuat semua orang justru takut padanya
"Kenapa gue kasar sama lo? Karena lo pantes dikasarin!" Ujar Lean setelah tawanya usai
"Gue tanya sekali lagi kemana lo kemarin?" Tanya Lean pada Vella
"Kan aku sudah bilang aku ke rumah sepupu aku" ujar Vella ngotot
Lean mendengus kencang "sepupu? Sepupu yang bisa lo ajak tidur maksud lo?" Tanya Lean sarkas
Mulut Vella menganga, dia terkejut bukan main. Sementara pria di samping Vella justru menegang karena kaget dengan ucapan Lean
"Kenapa diam? Kaget ya? Kaget karena gue tahu lo tidur sama "sepupu" lo yang tercinta itu" ujar Lean sambil menunjuk pria di samping Vella
"Sudah berapa cowok di kampus ini yang lo ajak naik ke ranjang lo Vella? 10? 20? Atau sudah semua sampai ke dosen, penjaga parkir dan tukang sapu?" Tanya Lean
Tangan Vella terangkat untuk menampar Lean yang tentu saja Lean tangkap dengan mudah
"Jangan berani-berani lo nampar gue pake tangan kotor lo itu Vella!" Desis Lean di depan wajahnya
Lean melepaskan tangan Vella dengan kasar. Lalu, dia bersedekap
"Kenapa lo balik ke gue lagi?" Tanya Lean
Vella terdiam "aku minta maaf sayang, aku khilaf... Dia nggak berarti apa-apa buat aku. Kamu yang penting buat aku. Aku cinta sama kamu" ujar Vella
"Apa? Khilaf? Khilaf kok sampai hamil" sindir Lean
Dan lagi Vella terdiam membisu
"Sudah berapa bulan Vella? Oh, belum sampai bulan baru beberapa minggu, iya kan?"
Vella masih diam. Semua mahasiswa dan mahasiswi di KNU mulai berbisik-bisik membicarakan Vella
"Bagus..." Lean menepuk tangannya dengan kencang
"Lo pinter Vella. Lo balik ke gue setelah lo hamil anak dia!" Ujar Lean menunjuk pria yang ternyata ketua tim basket kampus mereka
"Lo pikir, lo bisa narik gue lagi ke ranjang lo dan lo mau jadiin gue bokap dari anak lo sama dia!" Lean mendecih
Lean menatap Vella yang mulai menangis. Lalu, menatap ke arah pria itu
"Bawa balik tuh jalang lo!" Suruh Lean
Vella menahan tangan Lean. Membuat Lean kembali menatapnya dengan jengah
"Apa lagi?" Tanya Lean malas
"Lo nggak bisa seenaknya saja membuang gue! Lo juga ikut andil dalam hal ini! You're the one that take my virginity!" Teriak Vella
Lean tertawa keras, membuat Vella dan semua penonton menatap heran. Setelah beberapa saat Lean berdeham guna menghentikan tawanya
"Gue? Jangan mimpi lo Vella!"
Lean menggelengkan kepalanya
"Lo pikir gue semabuk itu sampai gue nggak sadar kalau lo bukan gadis pas pertama gue narik lo ke kamar hotel? Hell! 10 gelas alkohol nggak bakal bikin gue mabuk sampai nggak sadar diri Vella! Perlu gue kasih tahu siapa klien pertama lo?"
Vella terdiam. Lean menatap Vella dengan datar dan dingin
"Sejak kapan?" Tanya Vella
"Sejak awal permainan lo dimulai. Gue sudah tahu. Gue pikir lumayan juga jalang kayak lo gue jadiin penghangat apartment gue. Karena itu, gue pura-pura nggak tahu"
Lean berbalik tapi terhenti dan kembali berbalik menatap Vella
"Oh gue lupa" ujarnya. Tangannya mengambil dompet miliknya dan mengeluarkan semua lembaran uang disana dan melemparkan uang itu di atas kepala Vella
"Bayaran buat jasa lo selama beberapa bulan ini. Semuanya tiga juta zerl...(anggap setara $3juta) Cukup kan?"
Lean berbalik dan berjalan untuk duduk di kursinya lagi
"Kenapa bengong?" Tanyanya pada teman-temannya
"Nggak" jawab Ren, sementara Kellyn diam-diam tersenyum puas
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...