"Lama sekali! Apa yang kamu katakan padanya?" Sungut Caroline saat Dario masuk ke mobil mereka
Dario hanya tersenyum kecil. Dia mengacak puncak kepala Caroline, membuat gadis itu mendecak kesal. Dario menyuruh Cello menjalankan mobilnya
"Ini bukan arah ke penthouse" ujar Caroline
"Memang bukan"
"Hah? Lalu kita kemana?"
Dario menoleh dan mengecup hidung mancung Caroline sambil tersenyum
"Rahasia" ujarnya
Caroline hanya terdiam. Dia memilih memainkan ponselnya dan melihat-lihat berita terbaru yang ada di dunia. Caroline mengernyit saat mobil mereka berhenti. Caroline menoleh dan melihat sebuah butik besar yang seluruh mannequin-nya mengenakan gaun putih
"Ayo turun" ajak Dario
Dario menggandeng tangan Caroline dan memasuki tempat itu. Caroline tersenyum kecil melihat isi dalam butik itu. Entah kenapa pikirannya mengatakan kalau dia akan memakai salah satu dari gaun itu
"Nona, mari ikut saya" ajak salah seorang pegawai butik padanya. Caroline menurut saja dan ikut ke dalam ruang ganti
"Mari saya bantu" ujar pegawai itu lagi
"Itu untuk saya?"
"Iya nona. Tuan sudah membayarnya untuk anda"
Mata Caroline membulat kaget. Gaun simple nan mewah berwarna putih itu memiliki model sweetheart pada bagian atasnya dilapis dengan sebuah kain bulu yang amat halus menjadikan bagian atas itu nampak seperti gaun bermodel sabrina. Ukuran roknya pun hanya pas dengan bentuk badannya tidak seperti rok yang ada di film tuan puteri dimana roknya mengembang dan merepotkan. Detail bergaris dan juga bros kecil dari berlian di bagian dada membuat gaun itu terlihat sempurna bagi Caroline
"Mari saya bantu riaskan" ujar pegawai itu lagi
Pegawai itu merias Caroline dengan riasan elegan. Rambut Caroline dibuat seperti sanggulan kecil, lalu sedikit rambut disisakan di dekat telinga dan di keriting. Pemanis terakhir, Caroline dipakaikan mahkota kecil di rambutnya
"Mari nona, tuan pasti sudah menunggu"
Caroline di ajak menuju ke atas butik dan mengarah ke atap. Meskipun heran Caroline tetap tersenyum dan mengikuti pegawai butik itu. Sesampainya di atas dia melihat Dario sudah berdiri menunggunya dalam balutan tuxedo berwarna perak. Tangan Dario terulur padanya. Mereka menaiki helicopter menuju ke tempat yang tidak Caroline tahu
"Itu..." Tanya Caroline
"Rumah kita" ujar Dario
Ya, Dario membawa Caroline ke pulau pribadinya. Dia sudah menyuruh seorang pendeta bersiap disana untuk menikahkan mereka. Begitu turun, Caroline langsung digandeng oleh Dario berjalan ke tempat dimana pendeta menunggu mereka. Janji suci mereka ucapkan dengan lancar diperkuat dengan pertanyaan dari pendeta akan kesedian mereka
"Apa kau Dario Alexander Lucio M. D bersedia menerima Vierra Caroline K. sebagai istrimu, menerima dan mencintainya dalam segala keadaan sampai maut memisahkan kalian?" Tanya pendeta pada Dario
"Saya bersedia" jawab Dario dengan penuh keyakinan
"Apa kau Vierra Caroline K. bersedia menerima Dario Alexander Lucio M. D sebagai suamimu, menerima dan mencintainya dalam segala keadaan sampai maut memisahkan kalian?" Tanya pendeta pada Caroline
"Ya. Saya bersedia" jawab Caroline dengan mata menatap Dario
"Silahkan pakaikan cincin pernikahan kepada pasangan kalian"
Dario mengeluarkan sekotak cincin. Dario memasangkan cincin itu ke jari manis Caroline dan mengecupnya. Caroline juga mengambil cincin di kotak yang sama dan memakaikannya pada Dario
"Dengan ini kalian telah resmi sebagai suami istri. And... You may kiss your bride"
Dario mencium kening Caroline dan mengecup bibir milik Caroline dengan penuh kelembutan
"Finally, you're mine" bisik Dario
"Welcome home Mrs. Dimitry" ujar Dario lagi
"Not Mrs. Dimitry. It's Mrs. Xander" ralat Caroline membuat Dario terkekeh
Dia merengkuh tubuh mungil Caroline dan menggendongnya ke dalam rumah besar mereka. Sementara pendeta itu diberikan bayaran yang amat besar dan diantarkan pulang ke tempatnya oleh pasukan Dario
"Tidurlah. Aku tahu kamu lelah" ujar Dario sambil membaringkan Caroline di ranjang mereka
Dario membantu Caroline melepaskan riasan rambutnya, membersihkan riasan wajahnya dan mencium kening Caroline
"Good night Mrs. Xander. Have a nice dream"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...