"Aku tidak mau wanita itu disini! Siapa dia sampai dia harus disini saat kita berbincang?! Wanita murahan itu tidak berhak ada disini!!! Dia hanya mengganggu saja. Pelacur itu ti-"
Prangg!
"Siapa yang kau panggil pelacur, hah?!!!" Bentak Dario sambil melemparkan sebuah gelas ke sisi wanita itu
"Berani kau merendahkan gadisku, aku akan merobek mulutmu!!!"
"A-apa?" Ujar wanita itu tergagap. "Lex. Lihat lah dia! Bagaimana dia berpakaian, dia terlihat seperti seorang-"
prangg!
Sebuah vas bunga jatuh dihempaskan oleh Dario. Mata Dario menatap sangat tajam ke arah wanita itu
"Jangan samakan dia dengan dirimu Sharron!! Dia berbeda denganmu!!"
Sharron. Wanita itu adalah Sharron dan kini dia terdiam. Dario membentaknya dengan keras amat keras, dan itu hanya karena seorang gadis. Karena dia menghina gadis kesayangan Dario
"Dia jauh melebihimu Sharron! Jangan berani kau samakan dia denganmu!!"
Caroline melihat Sharron terbelalak seolah shock dengan ucapan Dario yang cenderung kasar. Bahkan Caroline bisa merasakan pelukan Dario lebih mengerat dan pinggangnya sedikit tercengkram oleh jemari Dario. Caroline mengusap jemari Dario perlahan, berusaha menenangkan Dario
"Katakan apa yang kau ucapkan padaku tadi!" Suruh Dario pada Sharron yang justru membuat Caroline mengernyit
"Apa?" Tanya Sharron tidak percaya
"Katakan!!"
"Kenapa aku harus mengucapkannya di depan pe- wanita itu?" Sharron merubah ucapannya dengan cepat saat Dario menatapnya dengan sangat mengerikan
"Because she is my wife! Now say it!"
Mata Sharron terbelalak, sedangkan Caroline langsung menoleh ke arah Dario dengan wajah sedikit merona akibat ucapan Dario
'Ya Lord!' Batin Caroline
"Tidak mungkin!" Pekik Sharron membuyarkan lamunan Caroline
"Kenapa tidak mungkin? Dia istriku, dan itu kenyataannya"
"Kamu tidak mungkin! Kamu cuma mencintai aku Lex! Cuma aku!"
Mata Caroline terbelalak kaget. Tapi, dia teringat ucapan Dario padanya dan hal itu membuat dia tetap diam tanpa membalas apapun
"Lihat?! Dia bahkan tidak menyangkalnya!!" Ujar Sharron sambil menunjuk Caroline
Dario hendak membentak Sharron lagi, tapi Caroline menghentikannya dan melepaskan pelukan Dario. Caroline mendekati Sharron dan menyiramkan air putih di meja tamu yang tersaji untuk Sharron ke kepala Sharron
"Sudah sadar?" Tanya Caroline santai dan itu sedikit membuat Dario terkejut
"Berhenti berucap kalau Xander mencintai anda karena, dia milik saya" lanjut Caroline
Caroline meletakan gelas kosong di atas meja sebelum dirinya kembali menatap Sharron
"Sudah selesai? Kalau sudah pintu keluar ada di belakang anda. Silahkan keluar!"
Plakk
Mata Dario melebar kaget saat melihat Sharron menampar Caroline dengan keras. Dengan segera Dario mendekat ke arah mereka dan mencengkram tangan Sharron
"Berani kau menyentuhnya?!!" Desis Dario tangannya mencengkram erat-erat tangan Sharron berusaha mengancurkan tangan itu, tidak peduli meski Sharron meringis kesakitan
"Honey..." Lirih Caroline membuat Dario terhenti dan menghempaskan tangan Sharron dengan keras. Dario berbalik dan memeluk pinggang Caroline dengan sebelah tangannya
"You okey?"
"I'm not. Kepalaku berputar dan itu membuatku mual"
Dario mengusap pipi Caroline perlahan. "Kita ke rumah sakit ya?" Tawar Dario dengan nada cemas dan itu semakin membuat Sharron cemburu
"Sweetheart... Jangan menolak, please! Ke rumah sakit ya?"
Mata Sharron melebar kaget. Dario tidak pernah memohon dan saat ini dia melihat Dario memohon pada seseorang. Sharron terdiam di tempatnya, hanya bisa menyaksikan adegan di depannya
"Please, sweetheart jangan menolak" pinta Dario lagi yang akhirnya diangguki oleh Caroline
Dengan segera Dario menggendong Caroline, bridal style
"Gael!!!" Teriak Dario dan saat itu juga Gael membuka pintu ruangannya
"Suruh Cello siapkan mobil sekarang. Dan kau Gavel ikut denganku dan Gael suruh dia pulang!" Ujar Dario
"Yes, sir"
Dario meninggalkan ruangannya dengan Caroline dalam gendongannya. Dia berjalan menuju ke lift dimana Gavel sudah menunggu mereka. Di ruangan itu Sharron masih terpaku. Terpaku pada hal yang dilihatnya untuk pertama kali dari Dario
"Permisi, miss. Sir sudah meminta anda untuk keluar" ujar Gael
Sharron berjalan keluar dari sana dan memasuki lift terdekat. Tangannya meremat kuat pouch miliknya. Matanya menahan air mata yang nyaris turun sementara bibirnya masih mengatup
"Kau milikku Lex. Jika aku tidak bisa memilikimu, maka tidak ada yang boleh memilikimu!! Hanya aku yang pantas untukmu!!" Desisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...