96. Let's See

10.4K 449 7
                                    

Dario menginjakan kakinya di gudang tua yang ada di tengah hutan. Tempat dimana dia menyekap Sharron. Dario sedikit menyeringai ketika mendengar jeritan-jeritan dari dalam gudang itu. Beberapa anak buah Dario terkejut melihat kedatangan tuannya setelah dua hari Dario tidak kembali kesana

Tok! Tok! Tok!

Dario menendang pintu gudang perlahan. Memberi tanda kalau dia sudah datang di depan

"Lanjutkan saja apa yang kalian lakukan! Aku akan menunggu" ujar Dario dengan seringaian di bibir tipisnya

Dario berjalan kembali ke arah mobilnya dan duduk di kap mesin mobilnya sambil mengingat ucapannya pada anak buahnya dua hari yang lalu

"Wanita itu hadiah kalian. Ajak teman-temanmu menikmatinya semau dan sepuas kalian" ujar Dario pada anak buahnya sebelum dia beranjak ke mobilnya

"Gael ambilkan scotch untukku" pinta Dario dan Gael langsung membuka pintu mini van yang tersedia disana. Hanya untuk dapur dan kamar mandi saja sebenarnya. Karena tidak jaug dari gudang itu ada peristirahatan kecil yang anak buah Dario bangun bagi mereka untuk tidur dan beristirahat

Dario menerima minuman itu di tangannya dan menenggaknya dalam satu tegukan. Gael menuangkan kembali minuman itu di gelas Dario. Sekitar tiga gelas dan pintu gudang itu terbuka. Sekitar sepuluh orang anak buahnya keluar dari dalam sana. Mereka langsung menghampiri Dario dan meminta maaf atas waktu mereka. Tentu saja Dario hanya tersenyum licik dan mengangguk

"Wah! Wah! Lihat bagaimana diri lo sekarang Sharron! Apa lo masih mengira lo pantas buat gue?" Tanya Dario sarkas

Tentu saja Sharron hanya bisa menatap Dario tanpa menjawabnya. Seluruh badannya terasa remuk. Bahkan untuk digerakan saja sulit sekali. Dario duduk di depan Sharron dan menatap wanita yang tubuhnya sudah nyaris polos itu

"Ck ck ck! Ternyata anak buah gue senang dengan hadiah mereka..." Ujar Dario sambil terkekeh

Dario bisa mencium bau khas sisa percintaan di seluruh gudang itu. Bisa dipastikan seluruh anak buahnya yang dia tinggalkan disini menikmati badan Sharron secara terus menerus selama dua hari berturut-turut

"Bagaimana rasanya? Apa sama dengan yang dilakukan kekasihmu dulu?"

Sharron diam. Bibirnya bergetar, rasanya hatinya remuk mendengar ucapan Dario. Terlebih tatapan mata Dario yang menyakitkan baginya

"Gue bukan orang baik seperti istri gue. Gue juga bukan orang jahat yang menyiksa perempuan. Tapi, lo sudah bukan perempuan buat gue. Lo itu seperti iblis!"

Dario berdiri dan mengeluarkan sebuah pisau lipat dari kantung celananya. Dia menghampiri Sharron dan berdiri tepat di depan Sharron yang hanya terbungkus sehelai kain selimut

"Sha..." Panggil Dario dan Sharron tidak mengangkat wajahnya. Bukan tidak ingin tapi, sungguh badan Sharron serasa remuk sampai sangat sulit untuk di gerakan

"Akh!" Ringis Sharron saat Dario menjambak kencang rambutnya. Bahkan Sharron merasakan kulit kepalanya seperti ingin lepas saja

"Lihat gue kalau gue bicara!" Ujar Dario

"Wajah lo cantik juga Sha. Pantas dia nyuruh lo dekati gue dulu" ujar Dario, tangan kanan Dario memegang pisau lipat itu

Dengan gerakan perlahan Dario menggaret pipi Sharron menggunakan pisau itu. Dia membuat Sharron menjerit keras

"Sakit?" Tanya Dario

"Istri gue ngerasain lebih sakit dari itu saat anak buah lo menendang dan menginjak perutnya!!" Ujar Dario penuh kemarahan

Dario menghempaskan kepala Sharron dengan kencang. Sangat kencang sampai Sharron terbentur ke lantai yang terbuat dari semen itu

"Gue beri lo pilihan. Satu terus hidup. Dua silahkan diminum kalau lo sudah gak sanggup" ujar Dario sambil meninggalkan sebotol cairan bening di dekat Sharron

Dario keluar dari gudang itu. Dia menyerahkan sarung tangan kulit berwarna hitam yang sedari tadi dipakainya dan pisau lipat itu pada anak buahnya

"Buang saja jauh-jauh!" Ujarnya

"I understand sir"

Dario berjalan menuju mobilnya sebelum berhenti sejenak

"Oh, kalian masih bisa dan boleh melakukan apapun padanya sepuas kalian! Tapi, jangan singkirkan botol itu darinya! Biar dia memilih sendiri hidup atau tidaknya dia"

"Yes sir"

Dario masuk ke mobilnya dan Cello segera mengemudikan mobil itu keluar dari area hutan. Bibir Dario terus tersenyum miring

'Let's see how long you can bear it!' Pikir Dario

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang