"Nah, ini dia cucuku..." Ujar Samuel sambil memeluk Dario
"Hai grandpa" sapa Dario saat memeluknya
"Happy birthday my precious grandson"
"Thanks grandpa"
Samuel menatap Lionel dan Atnant dengan senyum di wajahnya. Dia merangkul bahu Dario seolah membanggakan cucunya. Padahal dia tahu apa yang terjadi pada cucu kebanggaannya itu dan dia hanya ingin membuktikan berita yang dia dengar benar atau tidak
"Alexander..." Panggil Daniel
"Grandpa" panggilnya pada Daniel
Daniel memeluknya dan menepuk punggung kiri Dario. Yang sontak membuat mata Ares sedikit melebar kaget dan Dario menggigit bagian dalam bibir bawahnya demi menahan rasa nyeri dari tepukan yang mengenai lukanya
"Happy 22th birthday" ujar Daniel
Dario memaksakan bibirnya tersenyum
"Thanks grandpa" ujarnya sesantai mungkin
Dario terdiam ketika dia merasakan ada cairan yang mengalir dari punggungnya. Dario meneguk ludahnya kasar. Dia hanya berharap itu bukan darah dari lukanya. Atau kalaupun iya, dia berharap darah itu tidak merembes keluar dan membasahi kemeja berwarna biru dongker yang dia pakai
'Shit! Harusnya aku memakai jas tadi' umpat Dario dalam hati
Sebenarnya tujuan Daniel dan Samuel sama. Sama-sama mendengar kabar buruk tentang cucu mereka dan sama-sama mencari tahu kebenaran dari kabar yang mereka dengar. Dario berdeham pelan
"Excuse me sir" ucap Dario sopan pada kedua kakeknya, ayahnya juga sir Atant dan sir Lionel
Melihat anggukan dari mereka, Dario undur diri dari sana. Dia berjalan menjauh dan berniat kembali ke kamarnya. Tapi, justru bertemu dengan ibunya dan diajak menemui neneknya
"Grandma" panggil Dario pada kedua neneknya
"Cucuku..." Ujar Cordelia
"Happy birthday Alex" ujar Lisa
"Thank you grandma"
"Happy birthday my handsome grandson" ujar Cordelia
"Thank you grandma"
Dario menghindar ketika kedua neneknya hendak memeluknya dan hal itu membuat Kanaya, Cordelia dan Lisa heran
"Maaf grandma, baju Alex tersiram wine tadi. Ini Alex mau mengganti pakaian Alex. Nanti saja memeluk Alexnya ya grandma"
Kedua nenek itu mengangguk paham. Dario mencium sekilas pipi kedua neneknya dan juga ibunya
"Alex ke kamar dulu mom" ujarnya pada sang ibu
Dario berlari memasuki Villa dan melesat menuju kamarnya. Hal pertama yang dia cari adalah painkillers miliknya yang entah ada dimana
"Shit! Kemana obat itu disaat aku butuh?" Gumamnya sambil mencari obat itu
"Mencari ini Alex?" Suara berat yang sangat dia hafal membuat badannya menegang seketika
Dario berbalik dan menemukan Samuel juga Daniel tengah berdiri dengan botol painkillers di masing-masing tangan mereka. Dario hanya bisa menggaruk rambut belakangnya. Samuel dan Daniel masuk ke dalam kamar Dario. Dario memilih menekan rasa sakitnya dalam-dalam dan kembali mengigit bagian dalam bibir bawahnya
"Alex!" Panggilan Ares yang disertai kemuculannya di ujung pintu kamar Dario dengan napas terengah menarik perhatian Samuel dan Daniel
"Pa? Ayah?" Panggil Ares kaget dan heran melihat ayah dan mertuanya kini berdiri menutupi Dario yang sedang berdiri di belakang mereka
Dario menggeser badannya dan berjalan menuju jendela kamarnya. Dia menutup jendela itu dan juga gordyn-nya
"Tolong tutup pintunya dad" pinta Dario dan Ares segera menutup juga mengunci pintu itu
Ares beranjak dan berdiri di sebelah Dario. Samuel dan Daniel menatap mereka meminta penjelasan
"Jadi, berita itu benar?" Tanya Samuel
"Iya pa" ujar Ares
"Ceroboh!"
Dario memilih diam. Menghemat tenaganya untuk menahan sakit di punggungnya
"Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?!" Marah Samuel
"Maaf grandpa. Tapi, jika grandpa akan memarahi Alex dan Daddy. Boleh Alex minta painkillers-nya dulu? Yang manapun boleh"
Samuel tersentak ketika mendengar suara Dario yang sedikit meringis. Dia baru sadar wajah Dario sedikit pucat dengan keringat dingin di pelipisnya
"Ah... Ini" Daniel menyodorkan botol obat itu pada Dario
Dengan cepat Dario mengeluarkan empat butir painkillers itu
"Alex? Itu melebihi dosis" ujar Ares
Dario tidak peduli. Dia menelan empat butir obat itu dan menandaskan air putih di gelasnya. Setelahnya dia membaringkan badannya dengan telungkup dan menutup matanya
"Sorry grandpa. Tolong ceramahi dad dulu. Nanti baru ceramahi Alex selama yang grandpa mau" ujarnya setengah meringis
"Alex! Ganti dulu perbanmu itu!" Suruh Ares
Dengan susah payah. Dario kembali bangun dan melepas kemejanya. Ares terbelalak ketika melihat ada aliran darah di pinggang Dario. Dengan segera Ares membuka perban milik Dario
"Holy shit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...