6. Ares Anger

19.6K 1K 15
                                    

Ares berkali-kali meneriaki anak buahnya dengan pertanyaan yang sama

"Kapan ambulancenya sampai?!" Hanya satu kalimat itu saja yang keluar dari mulut Ares

Ares sama sekali tidak berani menyentuh atau memindahkan badan putranya. Tidak setelah dia tahu ada tulang rusuk putranya yang patah dan kemungkinan sudah menusuk jantung Dario. Ares hanya bisa berharap semoga perkiraannya salah. Dan juga dia berharap agar Dario bisa bertahan sampai ambulance datang

Ares menggosokan telapak tangannya dan menempelkan telapak tangan itu ke pipi dan tangan Dario secara bergantian. Berusaha membuat Dario sedikit hangat

"Alex... Do you hear me?" Bisik Ares

"Hang on please" pintanya

"Daddy mohon padamu Alex... Bertahanlah..."

Ares terus mengucapkan itu seolah itu merupakan sebuah mantra

"Master" panggil Allen

Ares melirik Allen dari ekor matanya

"Bagaimana dengan anak itu? Apa yang harus kami lakukan padanya?"

"Bawa ke gudang tua di ujung kota"

Allen mengernyit bingung. Dia sangat yakin Ares bukan orang yang bisa membiarkan orang lain yang sudah mengusik ketenangannya hanya diletakan di gudang tanpa disiksa

"Master?" Ujar Allen

"Aku yang akan membunuhnya jika terjadi sesuatu pada putraku!"

Allen mengangguk paham

"Yes, master" ujarnya sebelum beranjak dan menenteng si senior beserta antek-anteknya

"Apa kau tidak tahu apa yang master lakukan pada bodyguard-mu?" Tanya Allen pada si senior

"Master memotong satu per satu jarinya hidup-hidup! Tanpa obat bius dan 100% sadar... Aku jadi bertanya-tanya apa yang akan beliau lakukan padamu bocah tengik!"

Gulp

Allen yakin dia mendengar anak itu menelan ludahnya dengan kasar. Allen tidak berbohong, alasan kenapa Ares tidak segera menemukan Dario karena, Ares memang sedang menyiksa si bodyguard yang memukul kepala Dario. Ares memukul kepala orang itu dengan besi yang sama dengan yang digunakan untuk memukul Dario. Lalu, dia memotong satu per satu jari tangan pria itu dan dia memukul lengan orang itu hingga patah dan membakarnya hidup-hidup di gudang tua di hutan Kanzpia

Sialnya, karena pekerjaan itu Ares tidak mendengar panggilan telepon dari Zack. Zack mengerahkan anak buah Ares untuk mencari Dario yang hilang sejak di rumah sakit. Zack merasa kesal ketika dia menyadari kalau anak buah Ares kembali berkhianat dan ikut dalam aksi penculikan Dario

Ambulance datang. Marlyn keluar dari sana. Dia cukup kaget melihat Ares hanya mengusapkan tangannya ke pipi dan telapak tangan Dario tanpa melakukan apapun. Dan saat dia melihat baju rumah sakit yang digunakan Dario sudah tersobek, Marlyn tahu salah satu tulang rusuk Dario pasti patah

"Minggir!" Usir Marlyn pada Ares

Ares menyingkir, Marlyn mengeluarkan alat untuk membuka pernapasan Dario. Beberapa menit lewat dan akhirnya Marlyn bisa sedikit bernapas lega. Semua air yang tertelan keluar. Marlyn menepuk pipi Dario pelan sambil memanggil nama anak itu

"Nnhh..." Hanya lenguhan kecil tapi, itu sangat berarti bagi Ares dan Marlyn. Dengan cepat Marlyn menyuruh perawat mengangkat Dario ke tandu

"Tahan sebentar ya Alex" ucap Marlyn pada Dario

Ringisan yang sangat lemah terdengar saat badan Dario dipindahkan ke tandu. Ares benar-benar meremat tangannya dengan erat. Marlyn membawa Dario ke rumah sakit

"Lo gak ikut?" Tanya Marlyn sebelum pergi

"Gue nyusul. Jaga Alex buat gue" ujar Ares

Marlyn mengangguk. Setelah Marlyn pergi. Ares masuk ke dalam mobilnya. Len melajukan mobil itu dengan cepat ke gudang tua

Krieett...

Derit pintu menjadi petanda datangnya Ares sekaligus malaikat pencabut nyawa bagi orang-orang yang di sekap disana. Termasuk sang dekan

"Sudah aku peringatkan padamu Nick, jangan sampai putramu menyentuh Alex walau hanya seujung kukunya! Tidakkah kau mengingatnya?" Tanya Ares dengan datar

"M-ma-maafkan Putraku Lord"

Ares mendengus. Dia mencengkram kerah baju Nick dengan sangat kencang

"Putraku hampir tewas karena anakmu itu dan kau ingin aku memaafkannya? Apa kau sudah gila Nick?"

"L-lord..."

"Tadi pagi, dia dan anak buahmu membuat putraku mendapat 15 jahitan di kepalanya. Dan baru saja dia mematahkan rusuk putraku dan menenggelamkannya di laut"

Nick melirik ke arah putranya. Dia merutuki kebodohan putranya

"Aku merekomendasikanmu sebagai dekan di KNU, dan ini balasanmu? Mencoba menghabisi putraku?!"

"Tuan" Ares melirik sekilas saat Len memanggilnya

"Dr. Marlyn baru saja menyuruh suster menghubungi saya. Suster itu bilang, tuan muda mengalami pneumonia karena terlalu banyak air laut yang masuk ke paru-parunya. Lalu, tuan diminta ke rumah sakit, untuk menandatangani operasi jantung tuan muda"

Rahang Ares mengeras, cengkraman pada kerah baju Nick semakin menguat. Nick bahkan mulai kesulitan bernapas

"Dia mengatakan ada lubang kecil akibat tertusuk oleh tulang rusuk yang patah"

Tanpa mendengarkan lagi ucapan Len, Ares melepaskan dengan kasar cengkramannya dan beranjak dari sana. Kemudian, dia kembali dengan membawa sebilah besi dan memukulkannya dengan sangat keras ke dada si senior. Satu pukulan dan terdengar bunyi 'krak'

"Aarrrggg!!"

Si senior terjatuh di lantai dengan posisi telungkup. Ares membalikannya dengan kakinya. Setelah itu, Ares menginjak kuat-kuat dada si senior dengan keras sampai anak itu terbatuk, memuntahkan darah, dan sulit bernapas. Setelah puas Ares beranjak keluar dari gudang itu

"Selain Nick, patahkan semua tulang rusuk mereka dan tenggelamkan ke laut!!! Tenggelam juga anak ini ke laut"

Ares melangkah melewati Len sebelum dia berhenti sejenak

"Oh..." Ujarnya

"Untuk mereka para pemberontak, remukan tangan dan kakinya, baru buang mereka ke laut. Dan Nick"

Sir Nick meneguk ludahnya kasar, menanti kelanjutan ucapan Ares

"Aku akan membunuhmu saat aku kembali. Dan percayalah, tidak akan ada orang lain yang tahu siapa pembunuhmu"

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang