32. Critical

11.9K 598 4
                                    

Manajer keuangan itu terdiam kaku, lantaran dia baru menyadari kalau dia sudah dan sedang memegang foto keluarga milik Ares yang ada di meja kerja Ares. Tapi, bukan hal itu yang membuat dia kaget dan terdiam kaku, melainkan gambar di foto itu yang menunjukan siapa Dario sebenarnya. Sang manajer keuangan hanya bisa meneguk ludahnya kasar

"Ma-maafkan saya sir, saya tidak bermaksud melakukannya" ujar sang manajer dengan kepala tertunduk dalam

Ares bisa saja memecat manajer itu sekarang juga tapi, itu tidak akan menyelesaikan masalah di kantornya. Ares mengambil berkas di mejanya dan memberikan berkas itu kembali ke sang manajer keuangan

"Hitung, catat, dan buat laporan dengan benar. Berikan laporannya padaku secepatnya lengkap dengan bukti pembelian maupun penjualan! Dan suruh manajer gudang membuat laporannya lalu, berikan padaku!"

"Ba-baik sir" jawab kedua manajer itu pasrah

"Keluar!!" Usir Ares pada pegawainya

Kedua manajer itu segera keluar dan meninggalkan Ares dengan Dario di ruangan itu. Ares hanya melirik Dario yang kini sibuk mengacak kulkas kecil di kantornya untuk mencari es batu

"Kalau mau cari es batu, cari saja di pantry! Disitu tidak ada apa yang kamu cari" ujar Ares

Dario berhenti mencari dan menutup kulkas kecil itu. Dia segera berbalik dan keluar dari ruangan ayahnya. Dario berjalan santai dengan dan bertemu dengan Len di pantry

"Tuan muda?" Panggil Len heran

"Hm? Kenapa? uncle heran sekali sepertinya"

"Ah-saya hanya kaget melihat anda disini"

"Oh" Dario mengangguk dan mencari es batu di kulkas besar pantry. Setelah menemukannya, dia langsung menempelkan es itu ke sudut bibirnya yang masih berdarah

Lima menit berdiam di pantry bersama dengan Len, akhirnya darah di sudut bibir Dario berhenti. Dario memilih kembali ke ruangan ayahnya bersama dengan Len

"Tuan muda!" Len menarik lengan Dario dengan cepat

Bersamaan dengan itu sebuah peluru berhasil menembus kaca  ruangan kosong dan mengenai dinding di dekat Dario. Dario menatap ke arah dinding dimana peluru itu menancap sebelum menoleh ke arah satunya

"I'll kill you!" Gumam Dario

Dario berlari menerobos kaca yang sudah pecah. Dia memasuki ruangan kosong yang kedua sisi kacanya sudah pecah berantakan akibat peluru itu. Dario mengejar orang yang menembaknya

Srett...

Prangg!

Brugh!

Suasana di kantor itu langsung berubah, sebagian pegawai panik dan menyingkir jauh-jauh, ada yang memanggil satpam dan ada juga yang melapor pada Ares. Ares sendiri cukup kaget mendengar laporan dari pegawainya itu. Ares dengan cepat turun ke lantai lima dimana keributan itu berasal

"Kyaa!!!" Pekik pegawai wanita yang ketakuan melihat perkelahian pria di depannya

Dario ditarik paksa oleh Ares, guna menghentikannya dari aksi memukul pria di bawahnya

"Apa yang kau lakukan?! Kau mau membunuh orang?!" Marah Ares

"Tapi, tuan, tuan muda hanya-" bela Len

"Diam kau!" Ujar Ares pada Len

"pergi!" Titah Ares lagi dan Len menyingkir

Dario masih belum puas, dia masih ingin memukul pria itu. Dario meronta dari tarikan ayahnya

Bugh!

Tinjuan Ares mendarat sempurna di pipi Dario. Dario terhenti, rahangnya mengeras, urat kekesalan mulai timbul di leher dan pelipisnya. Dario melirik sinis ke arah Ares

"Ikut!!" Titah Ares pada Dario sambil menghempaskan tangan Dario yang dia pegang sejak tadi

Dario tidak membantah, tidak juga melawan. Dia hanya diam dan menahan kekesalannya. Dario berbalik mengekor di belakang Ares sambil menutup matanya sekilas, Dario menarik napasnya dalam-dalam, berusaha menghilangkan amarahnya

Jleb

"Hhh!" Tarikan napas Dario terhenti saat peluru itu masuk dan menembus dada kirinya

Bruggh!

Ares menghentikan langkahnya saat mendengar suara benda terjatuh dan pekikan pegawainya yang cukup memekakan telinga. Ares berpikir Dario kembali menghajar pegawainya. Bersiap untuk kembali murka, Ares membalikan badannya

"Alex!" panggil Ares

Bukan karena marah pada Dario tapi, karena Dario kini terlungkup di lantai dengan darah di punggung juga di bawah badan Dario. Ares langsung berjongkok dan membalikan badan Dario. Ares langsung membuka jas yang di pakai Dario, dia terkejut melihat kemeja Dario sudah basah dengan darah. Ares membuka kancing kemeja Dario. Matanya terbelalak. Tak butuh waktu lama sampai suara ambulance memenuhi pendengarannya. Pintu lift terbuka dan petugas medis segera memberikan pertolongan pertama, lalu mereka membawa Dario ke rumah sakit

Ares masih terdiam di tempat yang sama. Tidak bergerak, hanya menatap genangan darah milik Dario. Kemudian mata Ares bergerak menatap pegawainya. Manajer keuangannya. Len, dan Timmy sudah berdiri di sebelah pegawainya itu

"Bawa dia ke penjara" suruh Ares

"Baik tuan" Timmy berucap. Timmy membawa pria itu ke penjara yang dimaksud Ares

Len mengantar Ares ke rumah sakit

"Anda tidak pernah mendengarkan ucapan saya Tuan..." Ujar Len sambil melajukan mobil itu ke rumah sakit

"Dulu nyonya, sekarang tuan muda. Tidakkah anda bertanya-tanya kenapa tuan muda menghajarnya?" Ujar Len. Dia melirik Ares dari kaca tengah

"Itu karena dia menembak tuan muda dari ruang meeting. Saya yang menarik tuan muda tepat sebelum peluru itu menembus dinding kaca dari ruangan kosong di sebelahnya" ujar Len saat melihat raut wajah Ares yang meminta penjelasan darinya

"Kita sudah sampai tuan"

Ares segera keluar dari mobilnya. Di lobi Carlos Lui sudah menunggunya. Carlos Lui mengantar Ares ke depan ruang operasi. Tak lama, Len datang dengan jas milik Dario

"Anda sungguh beruntung tuan tapi, tidak dengan tuan muda" ujar Len sambil menyodorkan jas Dario ke hadapan Ares

Ares menatap Len heran dan kesal. Tapi, kemudian dia mengerti maksud ucapan Len. Dompet milik Dario ada di saku bagian dalam jasnya. Dan sebutir peluru menancap di dompet itu

"Peluru itu bisa mengenai anda juga, jika saja dompet tuan muda tidak disitu"

Dokter keluar dari ruang operasi dan Ares langsung berdiri

"Putra anda beruntung sir, tidak ada luka fatal. Peluru itu menembus punggung hingga ke bagian depan tapi, tidak mengenai bagian vitalnya. Meski demikian, keadaannya masih kritis. Jika beliau tidak sadar sampai dua hari ke depan, kami nyatakan beliau koma. Kami akan membawanya ke ICU"

"Tidak ada kamar khusus disini?" Tanya Ares

"Ada tuan. Kamar khusus tersedia disini. Jika anda menginginkan"

"Pindahkan ke kamar khusus"

"Baik tuan"

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang