"Hey! I said Ex secret agent! Aku sudah berhenti sejak lama" ujar Caroline menampik tuduhan Dario
"Bahkan itu sudah sejak sebelum aku menjalin hubungan dengan Damien!"
Dario masih bungkam. Caroline menarik napasnya dalam-dalam. Dia bangkit dari sofa dan mendekati Dario. Tangannya menarik pistol milik Dario dari balik jas pria itu dengan cepat
"Bunuh saja aku kalau begitu. Lagi pula, para mantan atasanku memang ingin membunuhku" ujar Caroline yang kini menyodorkan pistol kepada Dario
Dario diam bahkan Dario tidak menatapnya. Caroline memutar lagi pistol itu dan menggenggamnya. Dario sendiri masih tidak bisa berpikir jernih setelah tahu Caroline adalah seorang secret agent. Entah mantan atau bukan, intinya Caroline adalah secret agent
Suara pistol yang dipompa membuat Dario tersadar dari pemikirannya dan menoleh menatap Caroline
"Good bye then" ujar Caroline
Mata Dario terbelalak
"Caroline!!!"
Dorr...
"Kau mau mati hah?!" Bentak Dario pada Caroline
"Kamu tidak percaya padaku, kan? Aku buat menjadi mudah untukmu. Kamu merasa terancam dan tidak percaya padaku tapi, kamu tidak bisa membunuhku. Aku membunuh diriku sendiri agar kamu tidak perlu repot melakukannya dan mantan boss ku juga akan senang karena salah satu buronannya berhasil lenyap dari bumi bersama rahasia mereka" jawab Caroline tenang meski matanya tidak berkata demikian
Dario menatap mata Caroline dalam-dalam. Mata itu memancarkan kekecewaan dan rasa lelah juga sedih. Hampir saja Dario kehilangan gadisnya. Jika dia tidak dengan cepat menerjang badan Caroline dan mengarahkan pistol itu ke atas mungkin yang ada di hadapannya sekarang hanya mayat Caroline dengan lubang di pelipis kanannya
Tanpa sadar Dario mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Caroline dengan lembut. Dia sedikit memagut bibir itu sebelum melepaskannya dan tangannya bergerak mengusap pipi Caroline yang kini ada di bawahnya
"Sorry" bisik Dario
Dario bangkit dari atas badan Caroline dan duduk di atas lantai. Dia juga mengulurkan tangannya untuk membantu Caroline duduk yang disambut dengan sangat baik oleh Caroline
"Maaf..." Bisik Dario di telinga Caroline. Saat ini Caroline berada dalam pelukannya
"Tidak apa-apa. Siapa juga yang tidak akan bertindak sepertimu? jika wanita yang sudah dia tolong berbohong tentang jati dirinya"
Dario diam. Dia mendengarkan ucapan Caroline dalam diam
"Lagi pula, wajar kalau kamu tidak percaya dan waspada. Keluargamu membuatmu begitu"
Dario baru mau berucap tapi, Caroline menyelanya
"Tapi ingat, aku hanya mengenal seorang Dario Alexander. Yang aku panggil Xander. Aku tidak peduli siapa orang tuanya, siapa keluarganya dan dari mana dia berasal. Yang aku tahu dia Xander. Boss sekaligus teman dan orang yang sudah menyelamatkan masa depanku dari kehancuran"
"Caroline..." Panggil Dario
Tak dapat Dario pungkiri, ada letupan dalam dadanya dan jantungnya juga terus berdetak dengan cepat. Selain itu ada perasaan lega dan hangat saat Caroline mengatakan itu
"Maaf. Apa tadi aku melukaimu?" Tanya Dario sambil mengangkat tangan Caroline yang tadi dia genggam dengan sangat erat dan dia tarik
"Hm? Tidak. Mungkin sedikit merah tapi, nggak pa-pa kok"
"Maaf" ujar Dario lagi
Caroline terkekeh. Dario mengucapkan maaf seperti sebuah mantra dan Caroline merasa tersanjung untuk itu. Caroline terkekeh tanpa berniat berhenti sampai sebuah tangan terulur padanya. Caroline mendongak dan melihat Dario sudah berdiri di depannya dan sedang mengulurkan tangan padanya. Dengan cepat tangan itu Caroline sambut
"Berhenti menertawakanku" ujar Dario dan justru membuat Caroline semakin tertawa
"Caroline" panggil Dario
"Hm?"
"I love you. Be my girl, please?"
Kekehan Caroline terhenti. Caroline hendak beranjak tapi Dari lebih dulu menarik pinggang Caroline hingga tubuh mereka berdempetan. Caroline bisa mencium bau kopi dan sedikit alcohol dari napas Dario. Selain itu, dia juga merasakan hembusan napas Dario menghangatkan wajahnya
Lagi, Dario mencium bibir milik Caroline. Meski terkejut, Caroline tetap membalas ciuman itu. Hanya sekitar dua menit dan setelahnya mereka melepaskan pagutan itu
"You're beautiful" puji Dario dengan nada yang sangat rendah
"And you're so handsome. But I can't be your girlfriend. Not for now"
Dario menempelkan keningnya di kening Caroline. Kedua tangan Dario kini menangkup pipi Caroline dan mengusapnya lembut
"I'll wait. No matter how long it takes. I'll wait" ujar Dario
"Tapi, jangan menjauh dariku, please" lanjutnya
"I won't. Aku akan tetap di sisimu seperti sebelum kamu mengutarakan perasaanmu"
"Janji?"
"Janji"
"Sungguh?"
"Iya Xander. Astaga! Apa kita harus melakukan pinkie promise?"
"Ide bagus. Ayo!" Dario mengulurkan jari kelingkingnya dan disambut oleh jari kelingking Caroline yang bertaut di jarinya
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...