Dario merasakan cengkraman di bahunya mengendur seiring dengan napas gadis di pangkuannya yang mulai berhembus teratur di leher Dario. Dario menunduk dan saat itu dia menemukan wajah cantik itu tengah tertidur dengan sisa airmata di pipinya. Tangan Dario tergerak dengan sendirinya untuk mengusap pipi putih dan mulus itu
"Caroline" bisik Dario memanggil nama gadis itu
Suara ketukan pintu membuat Dario menyudahi acaranya untuk memandang wajah tertidur dari gadis di pangkuannya. Dengan perlahan Dario berdiri sambil menggendong gadis itu, sebelum akhirnya dia membaringkan gadis itu di sofa
"Ada apa?" Tanya Dario sesaat setelah dia membuka pintunya
"Maaf sir, seseorang mencari anda" ujar Gael
"Siapa?"
"Beliau mengatakan kalau beliau adalah ayah anda"
Seketika itu mata Dario melebar
"Siapa dari kalian bersepuluh yang belum terlihat olehnya?" Tanya Dario
"Victor dan Dean sir"
"Panggil mereka kesini melalui jalan khusus. Sekarang!" Suruh Dario
Gael segera menghubungi Victor dan Dean untuk datang ke lantai sepuluh. Tak sampai lima menit kedua orang itu datang di hadapan Dario
"Sir?" Ujar Dean heran
"Antarkan gadis itu pulang ke apartment-nya. Lewat jalan khusus dan jangan sampai ada yang tahu. Oh, kalau di parkiran ada anak buah dari orang yang mencariku kalian pesan saja sebuah taksi. Kalau kalian sudah mengantarnya, kembali ke penthouseku, ambilkan map tentang Xav co. dan kembali secepat mungkin kesini""
Dean dan Victor mengangguk. Mereka memasuki ruangan Dario. Dean menggendong gadis itu dan segera keluar dari ruangan Darion menuju ke lift khusus bersama dengan Victor
"Gael, Gavel, Neo"
"Yes sir"
"Kalian bertiga ikut dengan ku"
"Yes, sir!"
"Winson, Jordan, Joshef, Fioz, Cello. Kalian pastikan keadaan sekitar Le Ciel aman"
"Yes, sir!"
Dario berjalan menuju ke tempat sang ayah di lantai enam bersama dengan ketiga anak buahnya. Gael menunjukan ruangan VVIP yang dia berikan kepada orang yang katanya merupakan ayah dari Dario. Dario membuka pintu
Srakk
Ctak
Tuk
Dario menatap datar pistol yang mengarah bahkan menempel di dahinya. Gavel dan Neo juga mengarahkan pistol mereka ke kepala tamu dari Dario. Gavel dan Neo bahkan sudah menggerakan jari telunjuk mereka untuk menarik pelatuk pistol itu
"Stop it!" Suruh Dario pada Gavel dan Neo
"Gael! Jika kau menggoresnya aku akan membunuhmu!" Ancam Dario saat Gael tiba-tiba mengarahkan pisau miliknya ke leher Ares
Gael berhenti. Gavel dan Neo menurunkan pistol mereka. Dario sendiri melangkah menuju sofa dan duduk disana
"Kalau aku musuhmu, kau sudah mati Alex" ujar si tamu
"Kalau dad membunuhku, mom akan sangat murka pada Daddy" ujar Dario santai
Sang tamu -Ares- terkekeh mendengar jawaban Dario yang kelewat santai. Ares duduk di dekat Dario
"Mana Mommy? Dia tidak ikut?" Tanya Dario
Belum sempat Ares menjawab pintu ruangan itu terbuka. Dario berdiri dan saat itu juga dia mendapatkan pelukan erat dari ibunya
"Hey mom" ucap Dario
"I miss you" bisik Dario pada ibunya
Kanaya melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Dario
"Kamu kurusan! Memangnya kamu tidak makan disini?" Tanya Kanaya
Dario hanya bisa tersenyum. Dia mengajak Kanaya duduk di sofa dan memberi tanda agar Gael, Gavel dan Neo keluar dari ruangan itu. Ketiga bodyguard itu membungkuk sekilas dan segera keluar dari ruangan itu
"Mereka anak buahmu?" Tanya Kanaya
"Iya. Mom tenang saja. Mereka belum punya rencana untuk mengkhianatiku"
Kanaya terkekeh kecil. Ketiga orang itu berbincang ringan. Baik itu tentang keadaan mereka masing-masing, atau sekedar membicarakan tentang Erika
"Jadi gimana, Lex?" Tanya Kanaya tiba-tiba
"Apa yang gimana mom?"
"Ya gimana rasanya pimpin kantor cabang? Gak susah kan?"
"Nggak sih. Tapi, kalau keterusan Alex gak mau. Makanya, dad cepetan kelarin urusan dad di Zevall"
"Urusan apa?"
Kening Dario mengerinyit. Seketika Dario menyadari kalau selama ini ayahnya tengah berbohong padanya
"Daddy sengaja suruh Alex wakilin dad selama beberapa bulan ini?"
"Dad?" Tanya Dario lagi saat Ares masih diam
Dario mendengus dengan senyum penuh kekesalan di wajahnya. Dario berdiri dan segera berjalan keluar dari ruangan itu. Bahkan dia menutup pintu ruangan itu dengan sangat keras
"Upss maaf, hubby aku lupa" ujar Kanaya
Ares hanya bisa berpasrah diri saja menanggapi kecerobohan istrinya dan kemarahan anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...