8. Should I Tell Him?

17.8K 927 7
                                    

"Sudah bangun Alex?"

Dario menoleh saat suara seseorang memanggilnya

"Sudah. Daddy pergi?" Dario melihat orang itu mengangguk

Dia bahkan terkekeh kecil sambil memeriksa Dario

"Kemarin adalah yang kali ke lima aku melihat ayahmu yang terkenal sangat kejam berwajah pucat dan hampir menangis atau mungkin sudah menangis?" Ujar wanita cantik itu

Dario mendengus kecil "kalau dad mendengar itu, aunty akan dimarahi olehnya"

Dokter cantik itu kembali tertawa. Dia, Marlyn. Sahabat terbaik Kanaya dan juga Ares. Dokter kepercayaan Ares yang kini mulai bekerja sama dengan Jammy

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya Marlyn

Dario menggeleng

"Jangan bohong!"

Dario tersenyum kecil

"Aku hanya sedang heran aunty..."

"Kenapa?"

"Kemarin malam dad aneh sekali..."

"Aneh?"

"Hn. Dia mengucapkan beberapa hal yang aku nggak ngerti"

"Memangnya ayahmu bilang apa?"

Dario memejamkan matanya sekilah mengingat-ingat ucapan sang ayah

"Sesuatu seperti "umur dad tidak semuda saat aku berusia tujuh tahun" dan "terima kasih sudah kembali" aku tidak mengerti apa maksud dad"

Marlyn terkejut "apa dia mengatakan itu padamu?"

"Well, tidak secara langsung sebenarnya. Ketika dad berbicara tentang itu kebetulan aku baru kembali dari alam mimpi. Bahkan aku yakin kalau Daddy hanya berbicara untuk menenangkan dirinya sendiri saja"

Marlyn tersenyum. Dia sudah menduga, Ares tidak mungkin mengucapkan hal itu pada Dario secara langsung

"Apa aunty tahu sesuatu?"

"Sesuatu apa?"

"Ya, mungkin dengan apa yang terjadi saat usiaku tujuh tahun..."

Marlyn masih menatap Dario heran

"Kenapa kamu tampak ragu?"

"Entahlah..." Dario menatap arah jendela besar yang menampakan langit biru "aku hanya merasa aneh. Dulu, sewaktu aku masuk rumah sakit karena diserang di markas besar Ardlan oleh para pemberontak, mom pernah memberitahu aku tentang kejadian yang katanya ketika aku berumur empat tahun...."

Marlyn menatap Dario "lalu?"

"Memang sih aku sedikit ingat kejadian itu saat mom bercerita. Walau hanya sedikit. Karena yang aku ingat hanya bagian ketika dad sangat marah dan memukulku dengan keras dan tanpa sengaja mengakibatkan tanganku patah. Tapi, sebenarnya..."

Dario menutup matanya sekilas dan kembali menatap ke arah Marlyn. Dia melanjutkan kata-katanya yang justru membuat Marlyn terkisap dan tak sempat memberikan pembelaan

"Aku sama sekali tidak ingat kejadian apapun yang terjadi sebelum umurku delapan tahun. Tidak satu pun. Semua kejadian itu seolah lenyap dari otakku. Bahkan aku tidak ingat sejak kapan aku berteman dengan Lean, Nathan, Ren, dan Daverick"

Marlyn berdeham dan melempar pandangannya ke arah lain. Dario tahu Marlyn menyimpan sesuatu. Dario menarik tangan Marlyn dan menggenggamnya erat

"Beritahu aku, apa yang terjadi saat itu?" Pinta Dario

"Apa maksudmu Alex? Tidak ada yang terjadi..."

Dario menggelengkan kepalanya

"Aunty bohong... Please, beritahu Alex"

Marlyn semakin gusar

"Tidak ada yang terjadi Alex. Tidak ada"

Dario menyerah. Dia melepaskan tangan Marlyn. Dia menunduk dan menghela napas dengan kasar

"Aunty, keluar dulu. Nanti sore Aunty kembali"

Marlyn berjalan menjauh dan keluar dari kamar itu. Dario masih menunduk. Dia merasa Marlyn berbohong padanya. Dia yakin ada yang disembunyikan darinya

"Kenapa mereka berbohong?"

Sementara Marlyn langsung memasuki ruangannya dan mengambil ponselnya

"Xav!" Pekik Marlyn

"Kenapa?"

"Alex..."

"Alex? Alex kenapa?"

"Dia barusan bertanya sama gue tentang kejadian itu"

Marlyn bersumpah dia mendengar Ares menelan ludahnya dengan kasar. Marlyn bahkan bisa mendengar langkah kaki Ares yang tadi sangat cepat dan teratur tiba-tiba berhenti

"Lo jawab apa?"

"Gue bilang nggak ada apa-apa. Terus gue pergi"

Marlyn mendengar Ares menghela dengan berat

"Kalau dia bertanya lagi... Jangan kasih tahu dia"

Marlyn hanya bisa mengangguk dan menggumam sebagai jawaban

"Dokter, maaf" Marlyn menoleh saat suster memasuki ruangannya dengan napas memburu

"Kenapa?"

"Tuan Dimitry baru saja memecahkan kaca di kamar mandi yang ada di ruang rawatnya"

Dengan segera Marlyn berlari ke kamar Dario. Dan begitu masuk dia menemukan Dario dengan napas memburu dan tangan berdarah

"Alex!"

Dario hanya diam. Marlyn mendekati Dario dan mengambil peralatan untuk mengobati tangan Dario

"Jangan seperti ini!"

Dario menarik tangannya, tidak membiarkan Marlyn mengobatinya

"Baiklah! Aunty ceritakan!"

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang