"Oh iya, ada yang menyebutmu dengan nama Mr. Dimitry"
Ucapan Caroline menghentikan kekehan Dario. Dengan segera Dario menatap gadisnya dalam-dalam
"Siapa dia? Apa yang dia katakan?" Tanya Dario
Caroline diam. Dia mengingat-ingat apa yang diucapkan orang itu
"Kamu tahu? Pria dengan tinggi sekitar 180 atau 185. Perawakannya cukup tegas, dia lumayan tampan. Dia membantuku tadi. Dan katanya salam untuk Mr. Dimitry. Saat aku tanya siapa Mr. Dimitry dia malah terkekeh dan bilang kalau Mr. Dimitry adalah boss-ku"
Kening Dario berkerut. Dia mengira-ngira siapa yang dimaksud oleh Caroline. Tepukan tangan Caroline di lengannya menyadarkannya dari pemikiran tentang siapa pria itu
"Ada apa?" Tanya Dario
Caroline menundukkan kepalanya
"Mmm... Itu... Aku tidak pernah menanyakan ini sebelumnya. Tapi... Karena ucapan pria tadi aku..."
Dario tersenyum kecil melihat gadisnya kini tengah salah tingkah di depannya
"Kenapa gugup begitu?" Tanya Dario lagi
"Aku..."
"Kamu mau apa?"
"Itu...mmm... Kamu..."
Dario mengambil tangan kiri Caroline dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. Dario mengusap pelan punggung tangan Caroline
"Namaku Dario Alexander Malven Dimitry. Cucu dari Samuel Arthur Dimitry dan anak dari seorang Xavierro Malvares Dimitry"
Seketika Caroline mengangkat wajahnya. Matanya membulat sempurna mendengar ucapan Dario. Caroline tidak pernah menyangka dia bertemu dan berbincang dengan cucu dari seorang kaki tangan raja Kanzpia
"Jangan terkejut begitu!" Ujar Dario
Dario mengangkat tangan kiri Caroline dan mencium punggung tangan gadis itu
"Dulu, dua tahun yang lalu, kamu tidak mempermasalahkannya, kan? Tetaplah begitu. Jangan permasalahkan siapa dan darimana aku berasal"
"Itu dulu Xander. Bukan sekarang"
"Pokoknya sama saja buatku"
Akhirnya, Caroline mengalah dan mengangguk. Dia menuruti keinginan Dario. Sejenak Dario lupa siapa pria yang dimaksud Caroline. Dario terfokus menemani Caroline hingga gadis itu kembali menguap
"Tidurlah. Aku akan mejagamu"
"Menjagaku? Kamu tidur disini?"
Dario mengangguk "aku tidur di sofa" ujarnya sambil menunjuk sofa di belakangnya yang cukup panjang
Caroline mengangguk. Dario membetulkan letak selimut Caroline dan dia mengecup kening Caroline
"Xander"
"Hm?"
"Maaf"
"Untuk?"
"Karena aku belum bisa membalasnya"
Dario tersenyum. Dia mengusap puncak kepala Caroline
"Aku sudah bilangkan? Aku akan menunggu. Menunggu sampai kamu siap untuk membalas. Dan aku sangat yakin kamu akan membalasnya"
Caroline tersenyum "good nite, Xander"
"Good night"
Dario menatap wajah yang terpejam itu dengan senyum di bibirnya. Dario tidak marah ataupun kesal pada Caroline. Karena dia tahu, luka dan trauma yang ditinggalkan oleh si berengsek Damien memerlukan waktu untuk hilang dari kehidupan Caroline
"I'll wait baby. So, just take your time to healing your trauma and come to me" ujar Dario
Dario mengirim pesan pada Gael untuk mengurus para 'tahanan'-nya sementara. Setidaknya sampai Caroline tidak terlalu takut untuk dia tinggalkan. Selesai mengirim pesan Dario melangkahkan kakinya ke sofa dan berbaring disana. Jas miliknya sudah terlempar entah kemana. Yang jelas saat ini Dario sangat membutuhkan istirahat bagi otak dan matanya
"Mimpi buruk lagi Carl?" Tanya Dario
Caroline terlonjak kaget. Dia yakin Dario sedang tertidur. Bagaimana bisa Dario bertanya padanya meski dengan mata terpejam. Caroline diam di tempatnya dengan selimut di tangannya. Dario membuka matanya dan menatap Caroline dan dia segera bangkit dari posisinya
"Aku pikir kamu sudah tidur" ujar Caroline
"Memang"
"Hah?"
"Tadi aku tidur. Tapi, aku dengar kamu bangun, aku pikir kamu mimpi buruk lagi"
Caroline diam kembali
"Sini" ajak Dario
Caroline duduk di samping Dario. Dario mengambil selimut di tangan Caroline dan membungkus badannya dengan selimut itu. Dario menarik pinggang Caroline mendekat, setelahnya dia menarik selimut itu untuk membungkus badan Caroline juga
"Naikan saja kakimu" ujar Dario dan Caroline menurut
Caroline menyandarkan kepalanya di dada bidang Dario. Tangan Dario sendiri sibuk melingkari pinggang Caroline guna menjaga selimut itu agar tetap membungkus badan Caroline. Tak lama Dario mendengar hembusan napas Caroline yang teratur
"Good night my baby girl" Dario mencium puncak kepala Caroline sebelum dirinya kembali memejamkan matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...