97. Moving To Marvinia

10.9K 439 8
                                    

Dario mengecup kening Caroline saat dia kembali ke rumah besarnya. Caroline sendiri langsung bermanja di pelukan Dario tanpa mau melepasnya. Dario sampai harus menggendong Caroline ke ruang santai dan duduk di sofa dengan Caroline di pangkuannya

"Dari mana tadi?" Tanya Caroline

"Ada urusan sebentar"

"Urusan apa?"

"Urusan bisnis sweetheart"

'Bisnis menganiaya jalang yang melukaimu' tambah Dario dalam hatinya

Caroline mengangguk sekilas dan menyandakan kepalanya di bahu kiri Dario dengan wajah menghadap leher milih Dario. Wangi parfum Dario membuat Caroline tanpa sadar mendekatkan hidungnya ke leher Dario dan mengusapkan hidungnya disana

"Sweetheart..." Panggil Dario setengah menggeram

"Hm?" Sahut Caroline tanpa menyudahi pekerjaannya

"Are you try to seduce me?"

Caroline menegakan badannya dan menatap Dario dengan kepala yang sedikit ia miringkan

"Apa tadi katamu?"

"Are you try to seduce me?"

"Am I?" Tanya Caroline balik sebelum dia kembali mengusapkan hidungnya ke leher Dario. Caroline bahkan mengecup kecil leher Dario

"Sweetheart... Berhenti atau"

"Atau apa?"

"Aku akan menerjangmu sekarang juga"

Bukannya berhenti Caroline malah terkekeh dan memberikan kiss mark dia leher Dario

"Silahkan saja, sudah sah ini"

"Oh iya lupa!"

Dengan tanpa ragu Dario mulai menarik kemeja Caroline dan menempelkan bibirnya di bahu Caroline yang putih. Dario mengecup kecil bahu Caroline dan meninggalkan kiss mark juga disana

"Lihat siapa yanga menggoda siapa sekarang?" Ujar Caroline sambil terkekeh di depan wajah Dario

Dengan rakus dan tidak sabaran Dario mencium bibir Caroline dan memulai "perang" mereka

.......

Dario menatap Caroline yang terlelap di atas badannya. Mereka masih berada di ruang santai lebih tepatnya di atas salah satu sofa. Tangan Dario memeluk pinggang ramping Caroline yang berada di atasnya. Badan ramping itu Dario tutupi dengan kemeja miliknya yang cukup panjang di badan Caroline

Dario tersenyum kecil melihat wajah damai gadisnya saat terlelap. Sedikit rasa senang muncul di hatinya diiringi rasa bersalah karena tidak bisa membawa Caroline ke keluarga Dimitry. Dario terlalu takut Caroline dijadikan target Louis yang mengejarnya

"Mmhh... Honey?" Panggil Caroline yang mulai terbangun dari tidur nyenyaknya

"Hm?"

"Sudah jam berapa?"

Dario melirik jam tangannya dan meringis kecil

"Entahlah sweetheart" jawab Dario

"Hm? Entahlah?"

"Jam-ku hancur. Ponsel letaknya jauh. Aku tidak tahu jam berapa. Mungkin jam delapan malam"

Caroline menguap kecil di atas badan Dario. Kulit mereka yang bersentuhan langsung membuat Dario menggeram kecil. Caroline bangkit dari posisinya menjadi duduk di atas perut six pack milik Dario

"Aku lapar" ujar Caroline dengan manja

"Pakai kemejanya yang benar sweetheart, itu pun kalau kamu ingin makan malam"

Caroline langsung memukul kecil dada Dario. Dario tertawa lepas. Melihat wajah merona milik istrinya membuat dia terhibur. Dario mengulurkan tangannya saat dia melihat Caroline memakai kemejanya. Dario membantu Caroline mengancingkan kemeja di badan ramping Caroline

"Mana pakaian dalamku?" Tanya Caroline heran

Dario mengernyit sejenak sebelum menunjuk ke arah pintu sambil tersenyum

"Aku lempar kesana tadi" ujarnya

"Ish! Kamu ini!" Gerutu Caroline sambil beranjak dari perut Dario mengambil dalaman miliknya dan memakainya

"Cepat honey! Aku lapar!" Omel Caroline pada Dario yang masih memakai celana dengan santai

Dario menenteng jaketnya dan berjalan menghampiri Caroline dengan bertelanjang dada. Dario memeluk istrinya dari belakang

"Ternyata kemejaku masih kependekan" ujar Dario sambil mengikatkan jaketnya ke pinggang Caroline

"Nah, sudah! Ayo makan!" Ajak Dario sambil menarik pelan tangan Caroline setelah dia yakin paha mulus istrinya tidak terlihat siapapun

"Selamat datang tuan, nyonya" sapa pelayan mereka dengan hormat

Dario dan Caroline menyantap makan malam mereka dengan tenang. Setelah selesai Caroline bergegas lari ke kamar mereka dan masuk ke kamar mandi, meninggalkan Dario di belakang

"Kapan?"

"Oh, okey. Alex paham"

Caroline membiarkan pintu kamar mandi terbuka saat dia melihat Dario tengah berbincang melalui telepon dengan posisi membelakanginya

"Iya. Alex akan lakukan. Tapi, ini terakhir! Alex mau fokus pada bisnis Alex"

"Hn. See you"

Dario sedikit terkejut saat sepasang tangan mungil melingkari pinggangnya

"Ada apa?" Tanya Caroline

"Tidak ada"

Caroline mengangguk perlahan di punggung Dario. Dario mengusap tangan mungil di pinggangnya

"Sweetheart"

"Hn"

"Kita pindah ke Marvinia ya?"

[KDS #2] Xander'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang