Dario menginjakan kakinya di pelabuhan Andlesia. Disambut oleh anak buah dari Richard Joran, Dario dituntun menuju ke bagian timur pelabuhan itu. Mata Dario menangkap Caroline yang tergantung di sebuah alat berat. Matahari mulai memanas meski waktu baru menunjukan pukul sembilan pagi. Dario melihat Fioz dan Jordan mulai bergerak diam-diam untuk menarik Caroline dari atas laut menuju ke atas salah satu kontainer
"Akhirnya anda datang juga mr. Alexander"
Dario hanya diam menatap pria di depannya dengan tatapan datar dan dingin. Dario tetap diam meski pria di depannya tengah membicarakan betapa besar Le Ciel sekarang dengan jumlah cabang sekitar 5 buah di seluruh Andlesia. Harus diakui, Dario sudah mengusai dunia hiburan malam di seluruh Andlesia. Masuk sebagai urutan keempat dari sepuluh orang terkaya di Andlesia setelah keluarga Kerajaan dan menteri
"Jadi, mana barang yang saya minta?" Dario menyuruh Gael menyerahkan koper miliknya
"Okey... Lalu, bagaimana dengan Le Ciel? Bukankah itu merupakan asetmu juga?"
Dario menggeram kesal. Dario tahu pria di depannya sedang berusaha mengorek semua asetnya termasuk, kantor cabang milik ayahnya
"Le Ciel?" Ujar Dario
"Ya Le Ciel. Kehilangan Club tidaklah berpengaruh untuk seseorang sepertimu, kan?"
Dario memilih diam. Dia tidak menjawab apapun
"Lakukan saja. Berikan Le Ciel padaku, atau..." Richard Joran terhenti
"Aku akan menghabisi jalangmu" lanjutnya
"Are you trying to piss me off?" Tanya Dario
Richard Joran tertawa. Suara tawanya cukup keras dan mengisi keheninan di pelabuhan. Matahari mulai meninggi, begitu pula suhu di sekitar pelabuhan. Dan jujur saja, hal itu membuat Dario khawatir pada keadaan gadisnya yang masih tergantung lantaran belum ada kesempatan bagi Jordan untuk melepaskan sang gadis
"Bukankah kau sudah kesal sekarang?" Tanya Richard Joran
Dario masih diam. Ekor matanya tak berhenti menatap Caroline yang masih tergantung disana
"Tenang saja. Dia tidak akan apa-apa. Paling dia akan mati kering karena terjemur disana"
Bugh
Richard Joran tersungkur, seketika itu juga anak buahnya mengepung Dario. Dario yang pada dasarnya tidak takut, hanya diam menatap dingin setiap orang di depannya. Kemarahannya sudah mencapai titik puncak, hanya menunggu untuk meluap keluar
"Kembalikan dia sekarang, atau kau tanggung sendiri akibatnya!" Titah Dario
Richard Joran berdiri dan tertawa. Keributan mulai terjadi. Richard Joran dan Dario adu tinju di bawah sana, begitu pula dengan anak buah mereka berdua. Melihat kesempatan bagus yang tidak boleh disia-siakan, Jordan segera menggerakkan alat berat itu menuju ke atas kontainer
"Mmm!!!" Jerit Caroline di balik pita perekat yang menyumpal mulutnya
"Ssstt... Calm down miss. Ini saya Fioz dan Jordan. Kami akan menurunkan anda" ujar Fioz
Caroline mengangguk. Fioz bergerak cepat. Dia meminta Jordan menahan badan Caroline sementara dirinya memotong tali yang mengikat badan Caroline yang juga menjadi tali penggantung badan mungil itu
"Siapa kalian?" Tanya Caroline saat pita perekat di mulutnya tercabut
"Kami anak buah sir Alexander. Memangnya anda tidak mengenali kami?" Jawab Fioz
Caroline menggelengkan kepalanya pelan. Fioz hanya bisa menghela pasrah. Dia segera mengajak Caroline turun ke bawah untuk menghindari anak buah Richard Joran
"Xander..." Dario melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Caroline saat gadis itu menubruknya dan menyerukan namanya dengan nada bergetar menahan tangis
"Are you okay?" Caroline mengangguk, tangannya masih memeluk Dario dengan erat. Bahkan dia menarik bagian belakang jas milik Dario
"Ssshh... It's okay. You're safe now" bisik Dario sambil mengecup puncak kepala sang gadis. Tangan Dario berpindah dari pinggang Caroline menjadi ke punggung sang gadis. Dia mengusap pelan punggung dan helaian rambut Caroline
"Jangan menangis! Setidaknya jangan sekarang" pinta Dario
Caroline mengangguk. Dia menahan air matanya dan terus memeluk Dario erat-erat
"Wah! Wah! Ternyata dia cukup berharga buatmu!" Ujar Richard Joran sambil menepuk tangannya
Dario menatap datar pria di depannya. Dia mulai kesal pada pria itu
"Apa dia menyentuhmu?" Bisik Dario
Caroline terdiam. Tarikan di jas Dario makin mengerat
"Baby, apa dia menyentuhmu?"
"Ya" ucapan Caroline yang serak itu membuat Dario bersiap untuk mengeluarkan kemarahannya
"Dia hampir menelanjangiku" lengkap sudah. Suara serak dan bergetar milik Caroline berpadu dengan tubuhnya yang gemetar dan pernyataannya membuat emosi yang sejak tadi Dario tahan keluar dengan mudahnya
"Wait here" ujar Dario sambil melepaskan pelukan Caroline
"Winson, Gael, Gavel. Jaga dia!" Titah Dario
"Yes sir!"
"I'll take you home. Just wait a moment" Dario mengecup kening Caroline dengan sayang sebelum dia berbalik dan mengeluarkan senyum setannya
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's
Teen FictionSepenggal kisah tentang pangeran Dimitry mencari pendamping... Berhasilkah dia mendapatkan perempuan yang tepat untuk menjadi Princessa-nya? Akankah dia mendapatkan akhir bahagia untuk kisah cintanya? "Karena memahami perempuan itu lebih sulit dari...