1| Kamu dimana?

3.7K 119 13
                                    

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Jika waktu masih mengizinkan aku untuk bertemu dia sekali lagi, aku hanya ingin menyampaikan bahwa sampai saat ini aku masih belum melupakannya.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Flashback on

"Caca jangan nyebrang!"
Fathan berteriak ketika caca sudah berdiri dipinggiran jalan untuk berlari ketempat penjual harum manis yang berada disebelah jalan.Namun urung saat mendengan fathan melarangnya. Dengan sigap fathan memegang pergelangan tangan caca

"Kamu kalau mau nyebrang bilang dulu sama abang, jangan nyebarang sendirian aja. Bahaya.Nanti kalau ketabrak kamu masuk rumah sakit loh."

"Tapi caca mau kesana, caca mau beli harum manis itu. Nanti kalau caca ajak abang pasti abang gak izinin. Sakit gigi lah, inilah, itulah."
Caca masih berusaha untuk membela dirinya.

"Iya caca kan kemaren udah makan harum manis, janji sama umi kan makan harum manisnya sekali seminggu. Caca ngga boleh boongin umi ya dek, dosa."
Fathan mencoba untuk terus menasehati perempuan didepannya ini.

"Iya bang, caca ngga mau boongin umi."
Akhirnya caca mengalah. Memang, jika sudah menyangkut dengan umi caca memilih untuk mengalah karena caca tidak mau berbuat kesalahan kepada malaikat yang allah titipkan kepadanya itu.

Flashback off

"Aisyah! Loh, kok kamu lo disini sendirian? Pake bengong lagi. Iiih, nanti kesambet loh."
Lia membuyarkan lamunan aisyah yang menyeretnya kepada kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Aduh, kok kamu ngagetin aku sih lia? Aku gak bengong kok. Aku lagi keingat sesuatu. Gangguin aja kamu ah."
Aisyah yang terperanjat langsung mengaduh ketika lia tiba tiba datang dan membuat jantungnya jatuh sampai keperut.

"Haaa, lo ingat apa hayoo. Jangan bilang lo masih mikirin kak fathan lo itu yang sampai sekarang belum ketemu ya?".
Aisyah hanya menundukkan kepala.
Aisyah tak bisa menjawab tidak karna memang fathan lah yang memenuhi isi kepalanya saat ini.

Tadi sepulang dari sekolahnya, aisyah berencana untuk jalan jalan ketaman kota yang tak jauh dari sekolahnya. Namun saat aisyah duduk disalah satu bangku taman kota, pikirannnya malah membuatnya tambah rindu kepada sosok yang saat ini entah dimana.

"Eh,malah ngelamun lagi nih anak. Kek ngga dianggap aja gua disini."
Lia kembali mengomel.

"Lia aku ingat bang fathan lagi. Kok bang fathan ngilang gitu aja ya?"
Aisyah betah dengan wajah sendunya.

"Yaa,kalau lu udah ngomongin kak fathan mah, gua cuma bisa dengerin cerita lu doang. Nggak bisa bantu apa apa".
Lia menatap sahabatnya itu. Diam beberapa saat.

"Syah,gua balik ya. Mak gua udah nungguin nih bakso. Udah di chat chat ini. Ntar gua kena marah lagi. Balik ya. Jangan ngelamun terus."
Lia beranjak dengan melambaikan tangannya pada aisyah.

"Iya,hati hati ya."
Asiyah membalas lambaian lia.

Aisyah kembali menerawang.
Tentang fathan.
Laki laki yang menjadi teman kecilnya itu.
Laki laki yang selalu menjaganya dan menasehatinya dengan lembut saat aisyah berbuat salah.
Laki laki yang diam diam meminta kepada uminya,umi nafisha untuk menjaga aisyah saat ia pergi untuk menggapai cita citanya.
Laki laki yang menyuruhnya untuk berhijab, laki laki yang marah ketika aisyah tidak memakai hijab kewarung depan rumahnya dan laki laki yang hingga kini pergi entah kemana dan tak pernah memberinya kabar lagi.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang