34| Diterima

430 47 11
                                    

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kasih kau tak perlu tanya kemana cinta pergi
Ia hanya bangunan imaji yang kini telah pudar.
Tuang puing puingnya mari kita bersulang.
Ceritakan padaku tentang kisah kita, pada air mataku yang tengah mengalir.
Mengapa cinta menjelma cerita pada masa lalu dan menjadi cerita duka yang penuh pilu.
Aku tak melupakanmu, sebab rayuan lidahmu yang lembut telah memanggilku lewat liukkan dan kata kata indah.
Lewat uluran tangan, berjibaku dengan ombak yang meraihku tengah tenggelam.
Kau cumbu dengan kecupan dambaan pengembaraan malam.
Tapi dimana pendar cahaya matamu berdiam.

(Al athlal-Umi kulsum)


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Fathan pov.
Aku sudah siap dengan pakaianku.
Demikian juga dengan mama papa dan juga sepupu kecebongku.
Diantara kami semua, hanya aku yang berpakaian gelap.
Sementara semuanya berpakaian putih dengan kombinasi batik.

"Sudah siap anak papa?"
Pertanyaan papa membuatku deg degan lagi.

"In sya allah pa."
Kami masuk kedalam mobil dan mulai melakukan perjalanan kerumah aisyah humairahku.

"Semoga malam ini semesta menyaksikan buah dari kesungguhan dan kesabaran kita aisyah. Malam ini aku akan menepati janjiku pada abimu."
Mobil melaju dengan tenang.

Aisyah pov.
Aku mematut diri didepan cermin.
Dark navy adalah tema yang aku lilih saat ini. Jilbabku berwarna coklat susu.
Siapapun nanti yang datang, aku akan menerimanya dengan ikhlas.
Aku akan membaktikan cintaku dan mencari keridhoan allah padanya.
Semoga ini adalah yang terbaik untukku dan untuknya.

Cklek.

Pintu kamarku terbuka.
Aku mendapati umi sedang tersenyum kearahku.
Spontan aku berdiri.

"Sudah sampai umi tamunya?"
Pengalaman sebelumnya umi akan datang menjemputku apabila sang pelamar sudah duduk dikursi tamuku.

"Ah belum sayang, duduklah."
Aku mengikuti instruksi dari umi.

"Ada apa umi?"
Aku bertanya pada umi.
Umi mengusap lembut pipiku.

"Kamu cantik."
Aku tersenyum simpul.

"Nanti kalau kamu sudah menikah, jangan durhaka pada suamimu ya nak. Selagi itu mengisyaratkan pada kebaikan, lakukanlah dengan ikhlas."
Aku mengangguk mengerti.
Memang aku akan memperlakukan suamiku dengan sebaik baiknya

عن عبد الله بن عمرو ان رسول الله صلي الله عيه وسلم قال : الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة


­Dari Abdillah bin 'Amr, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda ; dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang salehah


Aku akan mencari pahala sebanyak banyaknya.

"Umi kebawah dulu ya sayang, nanti kalau umi misscall caca berarti tamunya udah sampai ya."
Aku mengangguk mantap.
Hatiku tak lagi deg degan seperti pertama kali dilamar oleh kak azzam.
Aku berusaha tenang dan menerima semua ketentuan dari Nya.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang