••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Kau tau? Jikapun kau memutuskan untuk pergi, dalam hati kau selalu ada dan dalam doa kau selalu bertahta.
Author
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Sebenarnya hari dimana umi di periksa apakah bisa mendonorkan rahim kepada atau caca atau tidaknya, nabila sudah mengatakan niatnya kepada umi bahwa dia yang akan mendonorkan rahimnya kepada caca."
Umi menjelaskan di hadapan kami."Tapi kenapa umi gak kasih tau kita semua?"
Abi adalah orang pertama yang merespon penjelasan umi."Waktu itu belum ada kepastian bi. Nabila bilang bahwa dia harus minta izin dulu kepada mas hasan untuk mendonorkan rahimnya kepada caca.
Tapi nyatanya nabila sudah melakukannya tanpa sepengetahuan kita. Umi tidak tau cara berterima kasih kepada nabila."
Umi menunduk sendu."Rasanya umi sangat berhutang kepada nabila. Umi merasa gagal menjadi ibu terbaik yang selalu ada buat caca di dalam kondisi apapun."
Abi menggenggam tangan umi, berusaga menyalurkan sebuah sengatan ketenangan."Tidak nafisya. Jangan bicara seperti itu. Kejadian ini pun di lakukan nabila atas rasa sayangnya kepada caca sudah sama dengan rasa sayangnya kepada fathan. Nabila sudah menganggap aisyah sebagai anak kandung sendiri fisya. Jangan merasa bersalah seperti itu. Bagaimanapun nabila adalah sosok ibu juga bagi caca."
Papa juga ikut menguatkan umi."Iya betul apa yang hasan ucapkan mi. Lagipun kondisi umi tidak memungkinkan untuk mendonorkan rahim kepada caca. Umi dan caca sama sama tidak boleh berada dalam lelah yang berlebihan. Abi juga nggak akan ngasih izin."
Tatapan abi masih melekat pada umi"Umi khawatir jika keduanya tidak baik baik saja."
Umi masih dalam posisi menunduknya.Hffftt... umi mirip sekali dengan caca.
"Semuanya baik baik aja in sya allah umi. Tadi dokter bilang operasinya berjalan lancar dan mama sama caca alhamdulillah baik mi. Pemindahan rahimnya juga baik. Kita berdoa saja ya umi."
Havva ikut menimpal"Maafin fisya ya, semua."
Ah, umi kenapa minta maaf sih mii.
Kan fathan jadi serba salah gini loh jadinya.
Coba aja kalau fathan punya rahim kan, fathan yang akan jadi orang pertama mengusulkan diri jadi pendonor untuk caca.^^##*#^#*@£#*@×^
Itu adalah sebuah percakanapan ke-dilema-an umi sebelum kami di perbolehkan masuk ke dalam ruangan caca dan mama.
Mama dan caca sudah di pindahkan ke ruangan rawat inap.
Havva sudah kembali ke UGD karena ada pasien.
Maklumlah. Penanggung jawab UGD memang selalu sibuk dengan pasien pasien yang datang tanpa di undang.
Menuntut kesediaan para dokter dan petugas untuk selalu ada dan siap siaga melayani masyarakat serta menuanaikan sumpah yang sudah mereka ikrarkan sewaktu di resmikan sebagai garda terdepan dalam menyelamatkan mereka yang di berikan ujian oleh allah SWT.Abi dan papa sudah kembali ke rumah. Mengingat mereka adalah pemimpin sekaligus CEO suatu perusahaan yang di butuhkan oleh pegawai dan karyawan meski hanya sekedar memeriksa laporan atau menandatangani suatu berkas.
Papa juga mengambil alih semua pekerjaanku dan membiarkan aku benar benar ikhlas dan tenang dalam menghadapi ujian yang allah berikan kali ini.
Umi, yang selalu setia menemaniku untuk menjaga caca dan juga mama.
Dua dari tiga wanita luar biasa dalam hidupku.
Umi tidak pernah mengeluh letih meski semalaman hanya tidur di kursi tunggu.For your information.
Umi dan caca memiliki kelemahan yang sama yaitu tidak bisa terlalu kelelahan karena memang fisik mereka kurang kuat.
Pun juga tidak bisa memikirkan sesuatu secara berlebihan.
Makanya umi tidak bisa melakukan pendonoran kepada caca karena takut kondisi umi melemah"Nak, maafkan umi ya karena caca sering merepotkan."
Umi memecah keheningan.Aku beranjak duduk tepat di hadapan umi.
"Umi. Menikahi caca adalah keputusan yang sudah fathan putuskan sejak dulu sekali, bahkan fathan sudah mengetahui kondisi caca mi. Tapi fathan sama sekali tidak memedulikan itu semua mi.
Sebab fathan tau sehat kita, sakit kita, untung dan rugi kita, sudah di tentukan oleh sang pencipta. Kita hanya tinggal menjalaninya saja kok mi.
Jadi umi nggak usah minta maaf atau merasa bersalah ya mi ya.
Fathan bahagia banget udah menjadi bagian dari keluarga umi dan abi.
Fathan juga bahagia menjadi orang yang selalu ada di saat sakit dan senang caca. Fathan bahagia menjadi sandaran pertama bagi caca dalam segala hal mi.
Terima kasih ya mi, sudah membantu fathan untuk mewujudkan mimpi yang selalu fathan bicarakan dengan allah."
Aku bersungguh sungguh.Umi tersenyum.
"Kamu persis sama seperti abinya caca than.
Mau dengar cerita umi?"
Umi menawarkan.Aku langsung mengangguk. Itung itung dari pada bosan gak ada kerjaan sementara caca-ku belum juga bangun.
"Dulu sewaktu umi melahirkan caca, umi di hadapkan dua pilihan. Umi yang selamat atau caca yang di selamatkan."
Permulaan cerita umi sudah menegangkan.
Aku tidak pernah tau dengan kisah ini karena caca tidak pernah memberitahuku."Dan abi, memilih agar umi saja yang di selamatkan."
"Kenapa umi? Emang tidak bisa keduanya?"
Pertanyaan pertama."Tidak bisa. Harus salah satu. Tapi umi menentang pendapat abi. Menurut umi caca lebih berhak hidup di bandingkan umi. Umi memilih agar caca saja yang di selamatkan.
Umi sempat bertengkar dengan abi waktu itu.
Sama seperti kamu, abi tidak mau kehilangan umi. Dan meskipun umi juga begitu tapi umi rasa caca harus umi utamakan.".
Sungguh, aku tidak pernah tau dengan hal ini."Lalu, abi bagaimana mi?"
Pertanyaan ketiga."Abi akhirnya menuruti permintaan terakhir umi untuk memilih caca. Abi menangis nak, satu tangisan yang belum pernah umi lihat. Umi sudah pasrah kepada allah. Umi juga sempat berpesan untuk mencarikan caca seorang ibu. Umi sudah ikhlas."
Umi menerawang.
Aku benar benar penasaran."Lalu, di saat sakitnya umi meluruhkan caca. Umi merasa tulang tulang umi ini di patahkan sekaligus karena memang fisik umi lemah. Tangisan pertamanyalah sudah membuat umi tersenyum dan berusaha hidup. Memohon kepada allah agar umi di berikan kesempatan untuk membesarkan caca."
Umi tersenyum."Lalu bagaimana mi?"
Aku masih penasaran."Ternyata prediksi dokter sebelumnya berbanding terbalik. Allah masih memberikan caca merasakan kasih sayang seorang ibu.
Abi waktu itu benar benar bahagia. Terasa sekali dia amat bersyukur dan berterima kasih kepada umi yang sudah mati matian berjuang. Umi juga berterimakasih karena selalu di doakan."
Huuuft.. aku bernafas lega."Jadi, sejak saat itu umi percaya dengan kekuatan cinta. Bahwa cinta seseorang mampu menguatkan kita dengan doa doa nya.
Pesan yang ingin umi sampaikan kepada fathan,
Jangan putus berdoa ya nak. Bahkan umi yang sudah divonis tidak akan hidup saja bisa di tolong allah. Sebab doa suami terhadap istrinya akan sangat dihargai allah."
Umi tersenyum."Iya umi. Terimakasih banyak sudah menopang fathan dikala fathan merasa lemah seperti ini umi. Cerita umi memotivasi fathan bahwa tak ada yang lebih kuat dari pada kekuatan cinta abadi diatas keridhoannya. Kita sama sama doa ya mi."
Aku bersungguh sungguh.Umi tersenyum.
"Terima kasih sudah menjaga anak umi dengan cinta, fathan."_________________________________________
Holla readers.
Kembali lagi setelah minggu emang gak update.
Selamat membaca 🤗
Mohon support 10k readersnya dear🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...