عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِيْ فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ وَمَنْ كَانَ ذَا طَوْلٍ فَلْيَنْكِحْ وَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَعَلَيْهِ بِالصِّيَامِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ" رواه ابن ماجه
Dari Aisyah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Menikah itu termasuk dari sunahku, siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, maka ia tidak mengikuti jalanku. Menikahlah, karena sungguh aku membanggakan kalian atas umat-umat yang lainnya, siapa yang mempunyai kekayaan, maka menikahlah, dan siapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena sungguh puasa itu tameng baginya." (HR. Ibnu Majah.)
__--__
Aisyah pov.
Penentuan untuk tanggal akad dilaksanakan seminggu setelah lamaran.
Itu artinya jum'at depan in sya allah aku telah resmi menjadi istri dari laki laki yang namanya selalu bertahta dalam doaku selama ini.
Untuk walimahnya akan dilaksanakan dua minggu setelah akad.
Akad memang disengaja untuk dilercepat dengan landasan tidak baik menunda nunda perkara yang baik.
Aku setuju setuju saja.
Aku menerima keputusan dari mama papa dan juga umi abi.
Begitu juga dengan abang fathan.
Ia hanya menganggukkan kepala pertanda setuju. Terkadang ia juga meminta pendapatku mengenai acara.
Aku menjawab mana yang menurutku bagus.
Setelah aku memberikan jawaban kepada bang fathan, aku baru menyadari bahwa memang lamaran ini sengaja dirahasiakan dariku karena umi dan mama ingin memberika kejutan kepadaku.
Realitanhya mereka benar benar sukses membuatku terkejut.
Yang paling membuatku gemas adalah,
Havva sudah mengetahui hal ini dan tadi sore ia bertandang ke kamarku.
Haduuh, dasar aku."Jadi, besok siang caca sama abang nyari pakaian buat akad kan? Sekalian buat walimah juga."
Mama menatapku dan abang dengan lembut.
"Iya dong ma, besok itu havva jemput caca pake mobil fathan. Fathan kerja hari pertama nggak pake mobil"
Aku ikut tertawa saat melihat ekspresi tidak terima bang fathan. Abang tidak berubah. Dari dulu hingga kini aku tidak menemukan perhbahan dari segi apapun. Kecuali dari parasnya, dia tambah manis.
Eak."Nggak usah deh va, pake mobil caca aja. Besok caca jemput havva."
Aku berinisiatif mengusulkan ide untuk menjemput havva.
Tidak mungkin abang pergi kerja dihari pertamanya dengan tidak membawa kendaraan."Hmm, atau nggak gini aja. Besok havva keluar bareng fathan pas mau berangkat kerja. Sekalian anterin kesini. Abis itu baru pergi bareng caca."
Mama tidak mau ketinggalan.
"Iya juga tuh, jadi kan sekalian aja gitu kan ya."
Umi ikutan nimbrung.
Sementara papa dan abi merekap gambaran kasar siapa siapa saja rekan rekan kerja yang akan diundang."Oke deh, havva setuju."
Havva mengangkat jempolnya."Iya, tapi lu jangan kelamaan."
Aku sekarang paham bahwa abang dan havva adalah sepupu yang gimana lah gitu. Haha."O iya dek,"
Aku mengangkat kepalaku saat abang memanggilku."Iya bang?"
Aku tidak terlalu canggung sekarang meski masih ada sedikit canggung setelah sekian lama tidak memanggil panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...