••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Perjalanan hidup masih panjang.
kamu akan bertemu dengan orang orang yang membuatmu nyaman dengan keadaan.
Sehingga, sedikit demi sedikit kamu sudah mulai mengikhlaskan dan belajar tentang merelakan.-Author-
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Esoknya.
Aku sudah mendarat dibandara.
Tadi papa bilang dia akan menjemputku. Jadi aku memutuskan untuk menelfon beliau."Assalamualaikum pap."
Awalku."Walaikumsalam, udah sampai nak?"
Terdengar suara bising sekali di dalam telfon."Udah pa, papa kalau nggak bisa jemput fathan bisa pulang sendiri pakai grab kok."
Aku tau jam jam sekarang adalah waktu waktu sibuk papa."Nggak kok fathan, papa nggak sibuk. Ini juga udah dibandara."
Aku mengitari sekelilingku.
Barangkali saja jarakku dan papa lumayan dekat."Papa dimananya?"
Aku masih berusaha mencari."Papa berdiri stay disini, diluar."
Aku beranjak keluar. Benar saja, aku melihat papa."Papaa."
Aku menunduk minta maaf saat beberapa pasang mata yang melirik kearahku saat aku setengah teriak memanggil papa.Papa tersenyum dan melambai kearahku.
Saat aku sudah berada didekat papa, aku menyalami beliau."Halo bigboss."
Aku menyapa papa."Ah, kamu masih saja bocah. Selamat datang kembali di indonesia putraku"
Aku terkekeh mendengar sambutan papa."Mama mana pap?"
Aku duduk disebelah papa saat ini."Papa kan tadi dari kantor buat jemput kamu. Mama dirumah. Gimana urusanmu dan barang barangmu nak?"
"Alhamdulillah semuanya idah clear pap, ijazahnya juga udah tuh."
Aku bersyukur karna urusan di turki selesai selama 4 tahun pas.
Ah, aku sudah merindukan sunset di cappadocia.
Selama diperjalanan kami menghabiskan waktu dengan berbincang bincang masalah bisnis.
Papa bilang 3 hari lagi aku sudah harus berada dikantor papa yang disemarang untuk aku kelola. Sebenarnya aku minta undur waktu menjadi 5 hari namun papa bilang lebi cepat lebih baik.Setelah aku pikir pikir pun, kegiatan di rumah pun tidak ada.
Ada baiknya aku menuruti ucapan papa untuk segera berkecimpung di dunia kerja.Tak terasa, kami sudah berada dalam perkarangan rumah.
Rumah yang sudah hampir 7 tahun tidak aku jajaki.Tak ada yang berubah.
Hanya saja sekarang tanaman tanaman hias semakin banyak.
Aku yakin itu adalah tanaman milik mama."Pa, kok pintunya ketutup sih? Kayak nggak boleh aja fathan masuk."
"Hahaha, kamu bisa aja. Turun gih, papa mau balik ke kantor."
Ah, papa masih saja sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...