••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Setelah kapal kita sudah siap untuk berlabuh, mari sama sama mengarungi luasnya lautan kehidupan. Jika nanti kapal kita terbentur pada kerasnya karang, jangan pernah bermaksud untuk melabuhkan kapal ini pada dermaga yang lain. Mari kita turunkan jangkar dan memperbaiki semua kesalahan. Agar kita tetap bisa melanjutkan perjalanan hingga sampai pada sebuah tempat yang dinamakan syurga.
Muhammad fathan al zikri
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
__--__
Fathan pov.
Setelah acara dirumah caca berakhir, aku langsung membawa caca kerumah yang sudah aku siapkan untuk kami tinggali berdua.
Memang seperti itu hasil pembicaraan kami sewaktu lamaran.
Setelah menikah caca akan langsung ikut bersamaku, namun yang caca tau adalah aku akan membawanya kerumah papa.
Aku memang tidak memberitahu keluarga caca mengenai rumah yang sudah aku siapkan untuk ditinggali berdua.Jadi, tepat pukul 17.00 nanti kami akan langsung berangkat ke rumah yang lumayan jauh dari rumah mama papa dan umi abi.
Sekarang aku sedang dikamar caca membantunya berkemas.
Rasa canggung yang dari tadi bersarang sebenarnya tidak separah pertama kali aku masuk kekamar ini untuk menjemputnya dan membacakan doa pengantin di ubun ubun caca.Caca masih sibuk dengan koper pakaiannya. Sementara aku sedang mengemasi buku buku yang akan caca bawa.
Aku terpana melihat sebuah buku berwarna kuning keemasan.
Sekilas aku menatap caca masih sibuk dengan lemari pakaiannya.
Aku membuka buku itu perlahan.
Halaman pertama aku menemukan sebuah tulisan.Sajak sajak rindu. Untuk F.
Aku tersenyum meskipun belum memastikan bahwa F yang tertera disana adalah namaku.
Aku membuka halaman selanjutnya.Assalamualaikum pemilik nama didalam doa.
Aku membaliknya sekali lagi.
Akhir mei.
Apalagai yang harus aku lakukan?
Saat rindu menguasai ruang kosong dihati kebanyakan orang, yang mereka lakukan adalah bertukar kabar paling tidaknya.Lantas, bagaimana caraku meredamkan sedikit rindu jika yang aku lakukan hanyalah menulis tanpa menjumpai temu?
Aku mengulum senyum saat membaca tulisan gadis yang berstatus istriku saat ini. Ternyata dia sepuitis ini mengekspresikan rasanya.
Ketika tanganku ingin membalikkan lembarannya sekali lagi,"Abang, emangnya gak apa apa adek bawa buku buku?"
Ucapam caca membuatku menutup bukunya spontan.
Aku beralih menatapnya."Nggak apa apalah sayang. Kan nanti bisa kita tarok di rak buku."
Aku memang sudah menyiapkan sebuah rak buku khusus didalam kamar untuk caca.Umi pernah bilang kalau hobi caca mengoleksi buku buku yang ditulisnya sendiri dan mengoleksi novel belum hilang.
Jadi aku memutuskan untuk memfasilitasinya.
Karena membaca buku juga tidak akan mendatangkan mudharat bagi caca selama itu buku yang baik baik."Bawa semuanya kan dek?"
Aku sudah mengardusi 3 kardus buku buku caca dan ini adalah kardus ke empat."Iya abang, hehe. Maafin adek yah."
Caca cengengesan. Itu membuatku gemas.
Aku tersenyum.Setelah semua buku caca selesai dalam kardus kardus yang lumayan besar ini, aku mendekati caca.
"Udah semuanya dek? Ada yang perlu abang bantuin nggak?"
Aku melihat separoh isi lemari caca sudah kosong."Adek bawanya ini aja deh bang. Nanti kalau kangen sama baju baju ini adek jemput aja. "
Aku melihat ada 3 koper caca.
Aku tertawa dan mengacak jilbabnya. Dia mengerucutkan bibirnya dan berusaha memperbaiki jilbabnya lagi."Abang mau bawa buku buku caca kebawah dulu ya."
Aku ingin berangsur angsur membawa barang barang caca kebawah."Iya abang."
Caca kembali sibuk menata pakaiannya didalam koper.Aisyah pov.
Aku kesulitan dalam menegakkan koper ini. Apakah koper ini terlalu berat atau aku yang terlalu lemah?
Bang fathan udah kebawah dari tadi, kok lama banget sih baliknya.
Aku mencoba menegakkannya sekali lagi namun tidak bisa.
Aku memaksakan diri untuk menarik pegangan koper tapi lotion yang gunakan membuat tanganku licin dan.Hap.
Aku sudah menutup mata karena aku pasti akan terjatuh.
Tapi kok nggak sakit ya?
Aku merasa ada yang menangkap tubuhku saat ini.
Aku memberanikan diri membuka mata.
Aku menemukan bang fathan sudah menggeleng gelengkan kepalanya menatap kearahku.
Aku berdiri."Sayang. Kalau berat, tungguin abang aja. Nggak sabaran banget sih kamu."
Hidungku ditarik oleh abang. Kemudian dengan mudah ia menegakkan koper yang dari aku coba untuk menegakkannya"Hehe, caca mau angkat itu supaya nanti abang tinggal tarik aja kebawah."
Aku cengengesan kearah abang."Kalau abang maunya narik ini aja supaya cepet dikit gimana?"
Bang fathan menarik tanganku.
Aku tertawa lepas.
Aku tau mungkin bang fathan sudah bosan menungguku berkemas dari 2 jam yang lalu. Dan dia selalu sabar saat menungguku."Sabar sebentar ya abang."
Aku menarik koper yang sudah ditegakkan abang tadi."Caca mau kebawah ya bang."
Aku menarik koper itu."Eh bareng dong. Masa abang ditinggalin sendirian."
Bang fathan membawa dua koperku yang lain sekaligus."Emang kenapa kalau tinggal sendirian?"
Aku berhenti."Ya kesepian dong abang."
Aku tertawa."Aku kesepian bertahun tahun biasa aja tuh."
Aku menyindir abang tapi setelahnya aku tertawa.
Bang fathan ikutan tertawa dan melangkah kearahku. Menggenggam kedua tanganku dan menatapku."Sayang,"
Aku menatap abang dengan tersenyum. Entahlah. Entah sejak kapan dia nyaman memanggilku dengan panggilan itu."Iya bang."
Aku masih tersenyum."Abang tau, tahun tahun kemaren adalah tahapan hidup yang berat. Bukan hanya bagi kamu sayang, tapi bagi kita. Abang minta maaf ya sayang, sengaja ninggalin kamu ke turki. Itu abang lakukan karena ingin cepat sukses setelah itu kita segera menikah. Abang nggak mau ngajak kamu pacaran. Abang nggak mau sayang. Abang maunya kita langsung serius, dan kamu pasti sudah mengerti maksud janji abang kepada abi kan?".
Aku mengangguk. Abang tersenyum dan melanjutkan ucapannya."Anggap saja itu perjuangan kita mencapai hubungan halal ini sayang. Sekarang tidak ada akan jarak lagi. Abang janji. Kemanapun abang akan pergi, abang akan selalu membawamu bersama abang.
Ya sayang. Maafkan abang."Air mataku berlinang mendengar ucapan abang.
Aku memeluknya."Maafin caca abang."
Dia mengelus punggungku pelan."Jangan minta maaf sayang. Abang yang harusnya minta maaf."
Aku beralih menatap maniknya.
Sekarang tidak ada lagi canggung seperti sebelumnya.
Dia sudah menjadi suamiku dan aku bahagia sekali.
"Aku mencintaimu humairahku."Aku merasakan pipiku memanas saat bang fathan mengungkapkan perasaannya padaku.
Dia menangkupkan kedua tangannya dipipiku."Ciieee.. pipinya merah."
Setelah dia mencubit hidungku, dia menarik pipiku."Abaaaang."
Lalu dibalas gelak tawa oleh bang fathan yang membuka pintu kamarku dan mulai menarik koperku keluarJantungku berpacu kencang.
"Astaghfirullah, bisa jantungan aku kalau dekat bang fathan terus terusan ini."
Aku merasakan kedua pipiku memanas.
_________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...