Epilog

873 38 7
                                    



“aduuh, adek jangan lali lali dong nanti jatuh  kasian umi lepot.”
Sang kakak menasehati adeknya

“kan adek mau nusul abi bang.”
Sang adik kembali berlari menyusul ayah mereka

“uup, aqila kok lari lari sih nak?”
fathan langsung membawa putri kecilnya kedalam dekapannya

“tadi udah aqil lalang abi, tapi adeknya gak mau.” Fathan gemas den membawa keduanya ke dalam gendongannya

“umi mana?”
fathan menanyakan keberadaan umi mereka

“masih di tempat tadi kok abi.”
Fathan mengangguk dan langsnug berjalan ke tempat mereka duduk tadi

Hari ini fathan memang sangaja membawa keluarga kecilnya bertamasya kesebuah taman yang dipenuhi dengan pohon pohon rindang

“nah ini dia mereka. Kemana aja sih nak, dari tadi umi cariin.”
Aisyah langsung menghela nafas panjang

“nyusul abi, mi.”
si kecil aqila menjawab

“hmm, lain kali pamit sama umi dulu ya nak. Umi takut kalian kenapa napa.”
Fathan dan aisyah membawa kedua anak yang berusia lima tahun itu untuk kembali duduk

Yap.

Kehadiran si kembar  aqil ainunnazil zikri dan aqila ainunnazil zikri membuat keluarga kecil fathan bertambah harmonis.
Keduanya tumbuh dengan sehat bahkan dalam usia 5 tahun keduanya sudah mampu menghafalkan juz ke tiga puluh

“lihat mereka sayang. Keduanya tumbuh dengan ceria. Sama seperti dirimu. Allah bahkan medatangkan kembar kepada kita yang bahkan tidak memiliki garis dan keturunan kembar.” Fathan tersenyum kea rah buah hati mereka

“allah baik banget ya bang.”
Aisyah menggenggam tangan fathan

Sementara itu fathan menatap teman menuju syurganya itu sedang penuh kasih

“ana uhibbuka fillah yaa zawjaty. Terimakasih sudah selalu bersama bang ditiap keadaan.”

“inni uhibbuki fillah yaa zawjy. Selamanya, sampai kita tua sampai kita di syurga.”


🌸🌸🌸

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang