••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Jika sebelum pergi kamu memintaku untuk menunggu,mungkin saja aku tidak akan seresah ini. Tapi kamu sama sekali tidak menyuruhku untuk melakukan hal itu. Dan yang paling penting kamu lupa memberitahuku hal hal apa saja yang harus aku lakukan tanpamu.*
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Aisyah pov :
Sudah 2 tahun aku disini. Di asrama SMA al-Ikhlas. Aku memang sengaja tidak bersekolah dikotaku. Selain aku bisa hidup mandiri, aku juga akan banyak lagi menggali tentang agama.Memang aku akui jika pemahaman agamaku masih kurang, meskipun sedari kecil aku sudah disekolahkan disekolah agama dan didikan dari umi abi tentang agama tidak membuatku terlalu berselam di dalam ilmu agama.
Bagiku kehidupan mereka yang mendalami agama terlalu kupik. Dan aku belum bisa dikekang oleh ini dan itu. Meskipun umi dan abi sudah menyuruhku untuk berpakaian syar'i, tapi aku belum bisa sepenuhnya. Aku lebih nyaman dengan rok, kemeja panjang beserta jilbab yang gak terlalu lebar lebar amat. Tapi cukup lah untuk menutupi bagian bagian yang disuruh tutup oleh allah kepada perempuan.Sebenarnya bersekolah disini adalah kemauanku sendiri. Niat dari hati sudah ada untuk segera berhijrah. Tapi logika masih belum sinkron dengan hati. Makanya, disini aku bisa lebih berkecimpung dengan lingkungan lingkungan islami. Perubahan demi perubahan sudah aku rasakan.
Mulai dari yang sebelumnya aku cengeng sekali, menangis karna hal hal kecil, sekarang sudah sangat jarang.Yang awalnya aku mengerjakan pekerjaan sekenaku saja, sekarang sudah mulai disiplin.
Yang awalnya muraja'ah hanya akan kulakukan saat disuruh abi, sekarang sudah setiap hari karna memang kami tinggal di asrama dan itu adalah kewajiban.Aku melakukan semua itu dengan ikhlas. Karna aku tidak ingin mengecewakan umi dan abi sebab aku adalah anak satu satunya.
Aku benar benar merasakan perubahan dari diriku.
Mengenai bang fathan, aku sudah tidak mempermasalahkan lagi, meskipun ada beberapa waktu aku begitu merindukannya. Sebab, semenjak perginya beberapa tahun lalu sampai sekarang dia tak pernah lagi mengabariku.
Aku sering mengunjungi mama papa tapi tak pernah kudapati bang fathan.Pernah waktu itu aku pergi berkunjung kerumah bang fathan.
Kudengar mama sedang nelfon dengan seseorang. Aku berfikir mungkin lawan bicara mama bertanya siapa yang datang sebab mama menyebut namaku.
Tapi saat itu juga sambungan telfon mama langsung terputus.
Saat aku bertanya itu siapa, mama menjawab kalau itu bang fathan. Sebenarnya aku bingung. Apa salahku pada bang fathan sampai sampai dia begitu menghindariku."Ah, caca sadar. Jangan terus terus mengahabisi waktu dengan mengingat orang yang sudah tidak mengingunkan kita"
Aku berusaha menyadarkan diriku sendiri."Mohon perhatian, kepada seluruh santri asrama, silahkan berwudhu karna sebentar lagi kita akan kemasjid . Hari ini kita ada kunjungan dari SMA Darul Iman. Jangan ada yang terlambat. Terimakasih."
Suara buk fatma, pembina asramaku mengumumkan informasi mengenai wirid remaja yang diadakan setiap sebulan sekali.
Namun wirid yang kami lakukan bukan dengan ustadz ustadz kontemporer, melainkan dengan siswa SMA sederajat untuk berbagi ilmu dan pengalaman yang diperoleh disekolah masing masing.Malam ini sholat maghrib dan isya-ku di imami oleh Said Asla' Muazzam. Salah satu siswa terkenal karna suaranya yang sangat lembut sekaligus Hafizul qur'an 15 juz.
Aku kenal baik dengannya, selain kami satu organisasi pada organisasi Rohis kota, kak azam juga berasal dari kota yang sama denganku di semarang tapi beda daerah.
Aku dari gunungpati sedangkan kak azam dari banyumanik.
Setelah acara selesai, aku dan salwa beranjak ke asrama.Tapi, saat ingin mencari sandal, zahra adek kelasku menghampiri kami.
"Afwan kak salwa, kak aisyah. Zahra mau menyampaikan pesan dari kak azam. Katanya dia menunggu kak aisyah di depan masjid."
Aku sedikit kaget sih."Aisyah aja zahra?"
Salwa membalas."Hm, tadi kak azam bilangnya tolong panggil kak aisyah aja kak."
Zahra menjawab."O iya nggak apa apa, makasih ya zahra."
Aku ikut menimpali."Sama sama kak."
Zahra berlalu."Wa, temani aisyah ya. Nggak mungkin kan asiyah nemui kak azzam sendiri."
Aku memohon."Hmm, iya deh."
Aku tau zahra kurang senang melihatku dekat dengan kak azzam.Masalahnya, dia sering banget muji muji kak azam karna suaranya.
Dia juga pernah mengakui kalau kak azam adalah nama yang dilangitkannya kepada sang pencitpta.
Tapi apa boleh buat? Kak azzam adalah tipe lelaki yang sholeh dan tidak mau pacaran.
Dan kini Palingan aku dipanggil hanya karna ada urusan mengenai rohis."Assalamualaikum aisyah humairah. Salwa."
Sapa kak azzam dengan menelungkupkan telapak tangannya didepan dada."Walaikumsalam kak azam."
Kami menjawab dengan bersamaan."Afwan ya aisyah, salwa. Saya mengganggu waktunya."
Kak azzam tersenyum. Selalu saja senyum teduh itu menenangkan siapapun yang melihatnya."Iya gak apa apa kok kak azam. Ada apa kak manggil aisyah?"
Aku to the point."Aisyah, minggu depan kita ada kegiatan rohis ya di SMA Al-Islah, aisyah udah kakak masukan kedalam pelaksana acara sebagai pembaca alqur'an. Boleh aisyah?"
Badanku seolah menegang saat mendengar nama sekolah itu.
Sekolah itu adalah sekolahnya bang fathan."Kita kesana kak?"
Akhirnya setelah sekian lama aku ingin kesana, sekarang adalah saatnya."Nanti kita belajar iramanya sama sama ya. Tadi ustadz imam minta tolong sama kakak buat sharing irama sama aiyah. Nanti kakak kasih tau aisyah lewat telfon buk fatma ya."
Tambah kak azzam."Baiklah kak, in sya allah aisyah mampu memenuhinya."
Akhirnya aku menarik kesimpulan."Baiklah. Terimakasih aisyah, salwa. Saya pergi dulu. Assalamualaikum."
Kak azzam berlalu."Walaikumussalam."
Aku dan salwa juga berbalik.Selama perjalanan menuju asrama aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Antara senang karena sudah lama tak nampak bang fathan juga takut kalau nyatanya bang fathan tidak ingin lagi bertemu denganku.
Tapi aku harus menemui bang fathan besok. Aku sudah lama sekali ingin bertemu dengannya, ingin menceritakan apa saja yang sudah aku lalaui dan yang paling penting bertanya kenapa dia tiba tiba hilang tanpa kabar.
"Syah, kok diem?"
Ternyata salwa mengamatiku."Wa, aisyah mau ketemu bang fathan."
Aku jujur."SMA al islah itu kan sekolahnya kak fathan, oh iya sekolah kak fathan. Nah, bisa deh besok aisyah cari kak fathan."
Salwa ikut menimpali."Iya,kalau nanti aisyah cari kak fathan terus kak fathannya gak mau ketemu aisyah gimana?"
Aku khawatir."Kan kamu belum coba syaah, ya elaah."
Jawab salwa."Iya wa, doain aisyah ketemu sama bang fathan ya. Aisyah rinduuuuu sekali."
Aku memejamkan mata."Iyaaa,yuk masuk. Ini udah sampai."
Ternyata kami sudah didepan asrama."Yuk."
Aku dan salwa masuk kedalam asrama dan bersiap siap untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...